Minggu, 16 Oktober 2011

ELF4 DIARIES part three


author : @adhweet
cast : ELF4 : Park Seoyeon, Kim Youngra, Lee Taehee, Hwang Yoonrin (all this character are OCs)
All members of Super Junior (esp. Donghae, Leeteuk)

Much appreciated if you would leave comments ^^



***


Pulang sekolah...

Seoyeon, Youngra, Taehee dan Yoonrin duduk di koridor. Mereka bercanda-canda seperti biasa. Sementara para Super Junior ? Masih di kelas dan sama seperti ELF4, mereka juga bercanda-canda.
"Super Junior ? Wow nama mereka daebak !" Kata Yoonrin
"Kurasa itu cocok dengan mereka. Mereka memang namja yang super !" Kata Youngra
"Tapi Junior ? Ah mereka kan satu angkatan dengan kita, jadi mereka bukan junior kita." Kata Taehee
"Ah apapun lah itu. Aku tidak memperdulikannya." Kata Seoyeon
"Seoyeon-ah..." Sebuah suara memanggil Seoyeon. Sepertinya suara namja
"Mwo ?" Tanya Seoyeon sambil mencari sumber suara. Ternyata suara itu berasal dari Donghae
"Ayo pergi sekarang." Kata Donghae dengan senyum yang memperlihat giginya
"Ah iya aku hampir lupa. Mianhae tapi aku baru ingat kalau ada janji dengan Donghae-ssi jadi tidak bisa pulang bersama kalian. Aku duluan ya." Kata Seoyeon seraya berdiri dan berjalan ke samping Donghae
"Annyeong..." Kata Donghae sopan pada tiga sahabat Seoyeon
"Annyeong... Annyeong, Seoyeon ! Have fun ya !" Seru Taehee

Lalu Donghae dan Seoyeon pergi meninggalkan tiga orang bersahabat itu di koridor. Mereka bertiga melihat Donghae dan Seoyeon sampai mereka berdua menghilang dari jarak pandang. Terlihat Seoyeon hanya setinggi pundak Donghae. Mereka bertiga terkekeh melihatnya.
"Wah serasi ya..." Ledek Taehee
"Perfect !" Seru Yoonrin
"Kalau mereka berdua sih masih terlihat cocok, tapi bagaimana denganmu Yoonrin ?" Kata Youngra diikuti tatapan heran Yoonrin
"Mwo ? Maksudmu ?" Tanya Yoonrin
"Aku hanya membayangkan melihatmu kau dengan Zhoumi berjalan bersebelahan..." Kata Youngra polos
"YA ! Kau meledekku ??!" Seru Yoonrin yang mengagetkan Taehee dan Youngra dengan suara bass nya
"Ahaha... Mianhae, Unni. Aku bercanda." Kekeh Youngra

Yoonrin langsung saja memegang kepala Youngra dengan kedua tangannya yang kecil dan mulai menggoyangkan kepala Youngra ke sembarang arah.
"Ahaha... Mianhae, Unni. Mianhae..." Kata Youngra setengah tertawa
"Rasakan kau rasakan. Bwahahaha..." Kata Yoonrin yang masih menggoyangkan kepala Youngra

Sementara kedua orang itu bercanda, Taehee hanya melihat kedua temannya saja. Ah Taehee yang kesepian. Tapi tidak lama kemudian, Yoonrin dan Youngra berhenti dari kegiatan goyang kepalanya dan melihat ke arah Taehee. Mereka berdua lalu memegang kepala Taehee dan menggoyangkannya. Akhirnya mereka bertiga tertawa bersama.

***
Seoyeon's POV

Donghae dan aku berjalan menuju halte bus dekat sekolah kami. Aku berjalan berdampingan dengannya. Apa ini ? Kenapa rasanya aneh sekali berjalan di sampingnya ? Rasanya tidak sama seperti dulu saat kami pulang bersama sepulang sekolah. Ada yang berbeda. Akhirnya kami sampai di halte dan menunggu bus datang. Karena penasaran, akhirnya kuputuskan untuk menengok dan melihat ke arah Donghae.
"Ya ! Sejak kapan kau jadi setinggi ini ?" Pekikku yang melihat Donghae dengan sedikit mendongakkan kepalaku
"Mwo ? Memang kenapa ? Kau kesal karena aku lebih tinggi darimu ya ?" Ledek Donghae kepadaku

Ah ternyata yang membuatku merasa berbeda adalah karena tingginya yang sekarang sudah melampauiku. Padahal dulu saat SD, aku sedikit lebih tinggi darinya. Oleh karena itu aku selalu memanggilnya dengan sebutan 'Si Pendek Donghae'. Saat aku memanggilnya dengan sebutan itu, pasti dia akan membalas 'Lihat saja aku akan menjadi lebih tinggi darimu di masa depan !" . Mengingat hal itu aku tertawa kecil.
"Kenapa kau tertawa ?" Tanya Donghae heran saat melihat aku tertawa sendiri. Ah semoga dia tidak mengaggapku sebagai orang aneh
"Si Pendek Donghae..." Kataku sedikit meledeknya
"Aku sudah lebih tinggi darimu..." Balasnya santai
"YA !"
"Lihat kan ? Aku membuktikan kata-kataku dulu. Bahwa aku akan lebih tinggi darimu di masa depan." Kata Donghae tanpa melihat ke arah Seoyeon

Aku diam saja. Sebenarnya aku malu karena sekarang gantian aku yang diledek olehnya. Aish kenapa aku harus mengangkat tema tinggi badan di saat begini. Seoyeon babo ! Wajahku sedikit merah karena malu. Donghae menengok ke arahku dan tersenyum.
"Ya, kau kesal karena hal ini ?" Kata Donghae sambil mengacak rambutku (lagi) dan melihat ke arah tangannya yang mengacak rambutku
"A-anhiyo..." Jawabku pelan
"Hahaha... Tenang saja, aku tidak akan mempermasalahkan tinggi badanmu kok. Itu kan saat kita masih kecil." Kata Donghae menghentikan kegiatannya mengacak rambutku
"YA KAU LUCU SEKALI !" Seru Donghae saat melihat wajahku yang memerah dan dia kembali mengacak rambutku
"Donghae-ya ! Aish jjinja kau harus menghentikan kebiasaanmu mengacak rambutku." Kataku sambil mencoba melindungi rambutku
"Haha... Mianhae mianhae. Oh iya kau sudah telepon eomma-mu ?"
"Mwo ? Untuk apa ?"
"Ah iya aku belum cerita ya ? Aku kan tidak tinggal bersama eomma-ku lagi. Aku sekarang tinggal bersama teman 'Super Junior' -ku itu." Katanya dengan perasaan bangga saat menyebut kata Super Junior itu
"Rumah eomma agak jauh, jadi kau telepon appa eomma-mu dulu supaya mereka tidak khawatir padamu." Kata Donghae lagi
"Ah ne..."
"Tenang nanti aku antar kau pulang. Kau tinggal tunjukkan jalannya, dan voila kau akan sampai rumahmu." Kata Donghae berusaha meyakinkan
"Ne..." Aku merogoh ponselku dan kutekan tombol speed dial eomma-ku
"Yoboseyo ?" Suara yang sangat kukenal mengangkat telepon. Tentu saja itu eomma-ku
"Yoboseyo, Eomma... Ah nanti aku-"
"Yoboseyo, Ahjumma ?" Kata Donghae seketika menarik tanganku yang memegang ponselku dan menempelkannya di telinganya
"Seoyeon ? Itu siapa ?" Tanya eomma-ku
"Ahjumma ? Ini aku Donghae teman SD Seoyeon."
"Oh Donghae !!! Lama tak jumpa. Bagaimana eomma-mu ?" Kata eomma-ku sepertinya senang sekali mendengar suara Donghae
"Eomma baik-baik saja, Ahjumma. Oh iya, boleh aku bawa Seoyeon ke rumah eomma ? Eomma bilang ia kangen pada Seoyeon."
"Ah iya boleh. Tapi jangan pulang terlaru larut ya. Appa-nya akan marah padanya kalau dia pulang terlalu larut."
"Ne. Tenang saja, Ahjumma. Aku akan mengantarnya pulang nanti."
"Arasseo. Hati-hati ya. Salam untuk eomma-mu." Kata eomma-ku lalu menutup teleponnya

Donghae melepas tanganku yang daritadi digenggamnya untuk bicara dengan eomma-ku. Aish dia sadar tidak sih ? Lalu ia melihat ke arahku dan tersenyum lebar.
"Yaay, kau diizinkan kerumah eomma !" Serunya gembira
"Aah tumben sekali aku diizinkan pergi. Biasanya aku pasti langsung disuruh pulang."
"Berterima kasihlah padaku, Seoyeon-ah."
"Donghae-ya, sepertinya kau harus memanggilku Seoyeon-ssi kalau kita di tempat umum. Kalau tidak, kita bisa dikira punya hubungan khusus."
"Memang kita punya hubungan khusus kan ? Teman SD, tidakkah itu khusus ?" Kata Donghae santai
"Aish kau ini tidak mengerti." Kataku menggaruk kepalaku
"Ara ara. Aku mengerti kok. Tapi aku tidak mau. Sudah terbiasa."
"Kau ini memang dasar anak manja." Kataku menepuk dahiku
"Ah itu bus nya datang. Kenapa lama sekali sih ? Kaja !"

Aku melangkahkan kakiku duluan. Donghae mengikutiku di belakang. Lalu kami naik bus itu dan pergi menuju rumah eomma-nya Donghae.

***

Setelah beberapa lama, akhirnya Donghae dan Seoyeon sampai di depan rumah eomma Donghae. Sebuah rumah khas korea dengan gerbang kayu. Donghae membuka gerbang itu.
"EOMMA !!!" Teriak Donghae begitu ia membuka gerbang rumahnya
"Donghae ? Itu kau ?" Tanya seorang wanita yang keluar dari sebuah ruangan di rumah itu. Wanita itu adalah eomma Donghae
"Ne, Eomma." Seru Donghae dengan senyum yang mempertunjukkan giginya dan berjalan menuju eomma-nya
"Waeyo ? Ada masalah di sekolah ?" Tanya eomma Donghae
"Aniyo. Aku kan anak baik-baik."
"Geurigo, kenapa kau datang ?"
"Loh ?" Donghae melihat ke kanan dan ke kiri mencari Seoyeon
"Ya! Kenapa kau masih di luar ? Ayo masuk sini." Kata Donghae sambil berlari kecil menuju ke arah Seoyeon yang sedari tadi masih berada di luar area rumah
"Mwo ? Siapa itu Donghae ?" Tanya eomma Donghae yang berusaha mencari tahu siapa yang dibawa Donghae

Lalu akhirnya Seoyeon masuk. Langkahnya kecil-kecil karena malu. Akhirnya Donghae mendorong Seoyeon dari belakang karena merasa Seoyeon berjalan terlalu pelan. Donghae mendorong Seoyeon ke depan eomma-nya lalu berdiri di samping Seoyeon.
"Ah seorang yeoja. Pacarmu Donghae ?" Kata eomma Yeoja sambil tersenyum ke arah Seoyeon
"MWO ?! Eomma, ini Seoyeon. Masa kau tidak ingat wajahnya ??"
"Seoyeon ? Maksudmu Park Seoyeon ??!"
"Ne... Annyeong hasseyo." Kata Seoyeon mencoba ramah pada eomma Donghae
"Seoyeon-ssi ? Sejak kapan kau tumbuh menjadi seorang gadis seperti ini ? Berapa tahun aku tidak bertemu denganmu ya ?" Kata eomma Donghae yang masih tidak percaya bahwa sosok yeoja yang di depannya adalah Seoyeon yang menjadi teman baik Donghae saat kecil
"Sudah lebih dari 7 tahun." Kata Seoyeon ramah. Berbeda sekali dengan sikapnya di sekolah
"Ah iya iya benar. Sudah 7 tahun dan kau sudah tumbuh menjadi seorang gadis manis. Mianhae aku sempat pangling melihatmu."
"Gwenchaneyo..."
"Oh iya, ayo masuk ke dalam. Kita mengobrol di dalam. Ahjumma kangen sekali padamu, Seoyeon." Kata eomma Donghae sambil berjalan masuk ke dalam

Seoyeon dan Donghae bertatapan. Seoyeon memasang tampang bingung dan Donghae memasang tampang yang seolah mengatakan, 'aku benar kan ? Eomma benar-benar kangen padamu.' . Seoyeon mengerutkan alisnya dan meniup poni-nya. Eomma Donghae yang sudah mencapai pintu ruangan dalam pun berbalik dan melihat ke arah Seoyeon dan Donghae yang masih saling bertatapan.
"Hei hei kalian, masuklah dulu. Mengobrolnya di dalam saja. Aku tahu kalian saling kangen tapi apa kalian mau kedinginan ?" Ledek eomma Donghae

Seoyeon langsung berjalan menuju ke arah eomma Donghae dan Donghae mengangkat bahunya lalu berjalan di belakang Seoyeon. Akhirnya mereka bertiga masuk ke ruang tamu ala korea itu. Ruang tamu itu ditata dengan indah sehingga saat Seoyeon masuk, terlihat ekspresi takjub di wajah Seoyeon.
"Seoyeon-ssi, duduklah. Ahjumma buatkan teh dulu untuk menghangatkan badan kalian. Di jalan dingin kan ?" Kata eomma Donghae dengan senyum ramah pada Seoyeon
"Ah ne... Kamsahamnida, Ahjumma."

Lalu eomma Donghae masuk ke dalam dapur. Seoyeon duduk di lantai, depan meja yang pendek. Donghae pergi ke sudut ruangan dan duduk di sana. Seoyeon melihatnya dengan alis yang terangkat.
"Wae ? Kenapa kau melihatku dengan wajah begitu ?" Tanya Donghae sedikit salah tingkah
"Mwo ? Memang aku melihatmu dengan wajah bagaimana ?"
"Seperti ini." Donghae mengangkat alisnya dengan jari telunjuknya yang mendorong bagian di antara kedua alisnya

Seoyeon langsung tertawa saat Donghae melakukannya. Jelas saja, Donghae terlihat seperti orang tidak tahu apa-apa saat ia mengangkat alisnya itu.
"Ya ! Kau terlihat seperti orang bodoh kalau seperti itu." Kata Seoyeon sambil tertawa
"Waah kau tertawa. Baru kali ini kulihat tawamu setelah 7 tahun." Kata Donghae datar

Seoyeon langsung diam. Kali ini ia berpikir tentang lamanya ia tidak bertemu dengan sahabat terbaiknya saat kecil itu. Seoyeon mengingat masa kecil mereka lalu tertawa sendiri. Donghae bingung melihatnya.
"Ya, gwenchana ?" Tanya Donghae
"Mwo ? Haha... Gwenchaneyo."
"Harusnya kau lebih banyak tertawa seperti ini di sekolah." Kata Donghae menatap Seoyeon tepat di mata dengan ekspresi yang datar
"Hmm ? Maksudmu ?" Kata Seoyeon yang sekarang sudah berhenti tertawa
"Kau tahu, 2 hari ini kau selalu marah-marah. Aku sampai takut melihatmu marah-marah terus. Karena itu kupikir akan lebih baik kalau kau tertawa seperti ini daripada marah-marah."
"Ya, di sekolah kan beda. Aku seorang ketua kelas, kalau aku tidak tegas nanti tidak ada yang mendengarkanku. Tapi aku di sekolah juga sering tertawa bersama ketiga sahabatku kok." Kata Seoyeon membela diri
"Wae ? Kenapa kau melihatku seperti itu ?" Gantian Seoyeon bertanya pada Donghae karena Donghae menatap ke arah Seoyeon
"Ternyata tawamu yang sekarang beda dari tawamu yang dulu." Kata Donghae yang masih menatap Seoyeon tepat di matanya
"Beda apanya ?"
"Ah anhi. Hanya perasaanku saja." Kata Donghae sambil memalingkan wajahnya

Seoyeon melihat Donghae bingung. Sementara Donghae melihat ke sisi ruangan yang lain dan tidak melihat ke arah Seoyeon. Akhirnya, eomma Donghae datang dari dapur membawa nampan dengan tiga gelas berisi teh.
"Lho ? Kenapa kalian diam saja ?" Tanya eomma Donghae meletakkan nampan itu di atas meja dan menaruh gelas teh kedepan Seoyeon, Donghae mengambil sendiri gelas tehnya dan kembali ke sudut ruangan lagi
"Aniyo, Ahjumma." Kata Seoyeon sopan. Sepertinya memang sikap Seoyeon yang sekarang sangat berbeda dari sikapnya di sekolah
"Aah Seoyeon-ssi, Ahjumma kangen sekali padamu dan keluargamu. Bagaimana kabar eomma appa-mu ?"
"Mereka baik-baik saja kok. Appa sedang ada tugas di luar kota, jadi tidak ada di rumah."
"Wah appa-mu itu memang selalu sibuk dari dulu. Tidak heran appa-mu memutuskan untuk pindah ke Seoul, dari Seoul akses kemanapun akan lebih mudah. Ah bagaimana dengan oppa-oppamu itu ? Masih suka menjahilimu seperti dulu ?"
"Ooh Jonghwa dan Jongmin-oppa ? Mereka sudah mau lulus kuliah. Ah itu sudah pasti, mereka tidak berubah, selalu saja menjahiliku."
"Hahaha... Itu namanya mereka sayang padamu, Seoyeon." Kata eomma Donghae lembut
"Anhi. Itu karena mereka iseng saja padaku."
"Oh iya, appa-nya Donghae dimana ? Apa masih kerja ?" Tanya Seoyeon

Eomma Donghae langsung diam. Ia menunduk dan ekspresinya berubah menjadi sedih. Donghae menundukkan kepalanya juga.
"Mianhae, ahjussi sudah tidak ada..."

Perasaan bersalah Seoyeon langsung menjalar di hatinya. Seoyeon baru tahu kalau appa Donghae sudah tiada. Langsung saja Seoyeon melihat ke arah Donghae seolah mengatakan 'kenapa kau tidak menceritakannya padaku ?' Dengan tatapannya.
"Ahjumma, jeongmal mianhae." Kata Seoyeon dengan suara yang pelan sekali
"Gwenchaneyo, Seoyeon-ssi."

Tiba-tiba telepon rumah berdering. Eomma Donghae langsung berdiri dan berjalan menuju telepon rumah yang ada di atas meja di sudut ruangan.
"Yoboseyo ?"
"Ah begitu. Baiklah aku akan kesana sekarang." Kata eomma Donghae lalu menutup gagang telepon
"Waah sayang sekali, Seoyeon, Ahjumma tidak bisa menemanimu lebih lama. Ahjumma harus pergi ke rumah sakit, teman Ahjumma ada yang sakit. Mianhae" Kata eomma Donghae masih dengan ekspresi sedih
"Ne, gwenchaneyo, Ahjumma. Aku bisa kesini lagi lain waktu."
"Anhi anhi, lain kali Ahjumma yang kerumahmu, ne ? Beritahu saja alamatmu nanti. Ara ?"
"Oh ne. Arasseoyo." Kata Seoyeon mengangguk-anggukkan kepalanya dan tersenyum

Eomma Donghae lalu masuk ke dalam sebuah ruangan, sepertinya kamarnya. Tidak lama eomma Donghae sudah keluar dengan pakaian rapi dan tas yang menggantung di tangannya. Eomma Donghae lalu berjalan menuju Seoyeon dan mencium kepala bagian atas Seoyeon lembut. Mata Donghae langsung terbelalak.
"Seoyeon-ssi, kita ketemu lagi nanti ya. Sampaikan salamku pada eomma appa serta oppa-oppamu." Kata eomma Donghae sambil tersenyum
"Ne. Hati-hati, Ahjumma."

Eomma Donghae akhirnya pergi. Tinggallah Donghae dan Seoyeon diruangan itu. Mata Donghae masih terbelalak melihat eomma-nya mencium kepala Seoyeon. Seoyeon berbalik dan melihat Donghae.
"Waeyo ?" Tanya Seoyeon
"Ya ! Eomma-ku belum pernah mencium kepalaku seperti tadi." Kata Donghae sambil menunjukkan jari telunjuknya ke arah Seoyeon
"Mwo ? Ah mianhae, Donghae-ya. Aku juga tidak tahu kalau eomma-mu akan mencium kepalaku seperti tadi. Katakan saja itu ciuman melepas kangen, oke ?" Kata Seoyeon santai

Donghae diam. Berpikir sejenak, entah apa yang dipikirkannya. Lalu ia menggelengkan kepalanya. Seoyeon bingung melihat temannya itu. Lalu tiba-tiba ada seorang anak laki-laki melintasi ruangan tempat Donghae dan Seoyeon. Anak laki-laki itu mengusap matanya. Sepertinya anak itu baru bangun tidur. Seoyeon bingung melihat anak kecil itu, karena ia belum pernah melihatnya sebelumnya. Anak laki-laki itu berkulit putih seperti Donghae dan perawakannya pun mirip Donghae. Lalu anak itu mendekati Donghae dan jatuh di pelukan Donghae.
"Dongsu, kau sudah bangun ?" Tanya Donghae
"Mmm... Ne..." kata anak kecil itu
"Hyung kapan pulang kesini ?" Tanya anak laki-laki itu dengan suara anak kecil yang membuat Seoyeon gemas mendengarnya
"Sekitar 1 jam yang lalu. Hyung kangen padamu Dongsu." Kata Donghae yang memeluk erat Dongsu lalu menggoyang-goyangkannya
"Donghae-ssi, itu siapa ?" Tanya Seoyeon mencoba mengamati anak kecil yang memejamkan matanya di pelukan Donghae
"Aah ini dongsaeng-ku. Namanya Dongsu. Umurnya 5 tahun sekarang. Oh iya dia lahir saat kau sudah ada di Seoul. Makanya kau tidak tahu." Kata Donghae yang sekarang menepuk-nepuk punggung Dongsu pelan
"Dongsaeng-mu ? Pantas saja wajahnya mirip denganmu."
"Sama-sama ganteng kan ?" Tanya Donghae dengan senyum lebar
"Aish kau narsis sekali. Dongsu-ssi annyeong." Kata Seoyeon yang melambaikan tangannya pada Dongsu

Dongsu diam saja. Dia melihat ke arah Seoyeon dan memperhatikan Seoyeon yang sedang melambai ke arahnya. Beberapa detik kemudian, dia memutar kepalanya dan menghadapkan kepalanya ke dada Donghae.
"Ooh dia memalingkan wajahnya." Kata Seoyeon dengan ekspresi sedih
"Ah kau malu ya ?" Kata Donghae

Donghae mengangkat tubuh Dongsu lalu menggendongnya ke tempat Seoyeon. Donghae meletakkan tubuh Dongsu di pelukan Seoyeon. Seoyeon pun menerima Dongsu di pangkuannya. Dongsu tidak bergeming, malahan dia meneruskan tidur siangnya di pelukan Seoyeon.
"Loh ? Dia tidur lagi. Hahaha..." Kata Seoyeon
"Itu artinya dia menerimamu." Kata Donghae dengan senyumnya
"Mwo ? Bagaimana kau bisa tahu ?"
"Dongsu itu cepat nyaman dengan orang lain. Kalau dia hanya diam saja jika ada di pelukan orang lain, itu tandanya dia menerima orang itu dan menganggap orang itu baik. Tapi kalau dia langsung minta dilepaskan, berarti dia tidak suka dengan orang itu. Lihat kan dia memperhatikanmu sebelumnya. Itulah saat dia menilai orang lain."
"Ooh begitukah, Dongsu-ssi ? Kau cerdas sekali." Kata Seoyeon mengusap kepala Dongsu pelan

Donghae hanya memperhatikan adik laki-laki nya yang sekarang tidur pulas di pelukan Seoyeon. Sementara Seoyeon memperhatikan wajah Dongsu yang sangat tenang.
"Kau mirip sekali dengannya saat kau kecil." Bisik Seoyeon pada Donghae
"Aah dia yang mirip denganku tau. Aku kan lahir duluan."
"Ah itu juga aku tahu."
"Seoyeon-ah, kapan pulang ? Sudah mulai larut loh."
"Kalau kita pulang, Dongsu bagaimana ? Tidak ada yang menjaganya dirumah."
"Ah iya benar. Kalau begitu kita tunggu eomma-ku pulang."
"Ne..."

Donghae dan Seoyeon sama-sama memperhatikan Dongsu yang tidur. Donghae merasa rumahnya terlalu sepi, akhirnya ia menyalakan tv dan mencari channel yang bagus. Tiba-tiba Dongsu bangun dan mengatakan kalau dia lapar.
"Ah kau lapar Dongsu ? Aku juga lapar." Kata Donghae menepuk-nepuk perutnya
"Dirumahmu ada makanan tidak ?" Tanya Seoyeon yang masih memeluk Dongsu
"Sebentar aku lihat ke dapur." Donghae langsung pergi ke dapur, "Ya, eomma belum masak. Hanya ada ramyun. Kau mau ramyun Dongsu ?"
"Ne... Aku lapaar..." Kata Dongsu dengan nada manja lalu kembali ke alam mimpinya lagi
"Arasseo, sebentar ya Dongsu. Hyung buatkan."
"Donghae-ssi, aku saja yang buatkan." Kata Seoyeon
"Tidak apa-apa. Dongsu kan sedang nyaman denganmu. Seoyeon-ah, kau mau tidak ?"
"Mmm... Sepertinya tidak. Aku tidak lapar."
"Aish kau ini jarang makan ya ?" Kata Donghae
"Hmm... Tidak jarang tapi tidak sering juga." Kata Seoyeon santai
"Tahu tidak ? Kau itu kurus, makanlah yang banyak. Hanya tulangmu saja yang besar sehingga kau tidak terlihat kurus. Kalau tulangmu kecil juga pasti kau terlihat seperti kerangka hidup. Hahaha..."
"Ya ! Kau meledekku !"
"Anhi anhi. Mian hahaha..."
"Aish kau ini." Keluh Seoyeon

Akhirnya Donghae hanya memasak ramyun untuk Dongsu dan dirinya. Seoyeon tetap menolak untuk dibuatkan ramyun. Setelah ramyun jadi, Seoyeon membangunkan Dongsu, dan Dongsu pun bangun. Donghae mengambil mangkuk ramyun Dongsu dan mulai menyuapi Dongsu. Setelah Dongsu melahap suapan Donghae, Donghae lalu melahap ramyun yang ada di mangkuknya.
"Ah kau ribet sekali. Sini biar aku yang menyuapi Dongsu. Dongsu-ssi, Noona suapkan ramyun untukmu ya ?"

Dongsu mengangguk-anggukkan kepalanya. Seoyeon meraih mangkuk Dongsu dari tangan Donghae dan mulai menyuapi Dongsu. Sementara Donghae melahap ramyunnya dengan cepat.
"Donghae-ssi..." Panggil Seoyeon
"Mwo ?"
"Kenapa kau tidak cerita tentang appa-mu."
"Aku tidak ingin kau sedih."
"Tapi cepat atau lambat aku juga pasti akan tahu kan ?"
"Ne... Mianhae..."

Seoyeon mendecak kesal. Tiba-tiba eomma Donghae pulang.
"Lho kalian masih disini ?
"Ne, Eomma. Seoyeon bilang untuk menunggu Eomma sampai kembali. Dongsu kan sendirian dirumah, jadi ia memutuskan untuk menunggu Eomma pulang."
"Geurae ? Ah Seoyeon-ssi kau memang anak baik. Jeongmal gomawo. Ah ini sudah mulai malam loh sebaiknya kau pulang sekarang." Kata Eomma Donghae sambil mengangkat Dongsu dari pelukan Seoyeon
"Ah ne, Ahjumma."

Seoyeon dan Donghae langsung berdiri. Mereka membungkukkan badannya pada eomma Donghae lalu berjalan keluar dari ruangan itu. Eomma Donghae mengikuti sampai pintu sementara Donghae dan Seoyeon sudah berada di gerbang. Mereka berbalik dan menunduk sekali lagi setelah itu menutup gerbang. Donghae mengantarkan Seoyeon pulang kerumahnya.
"Ini rumahmu ?? Harusnya kemarin aku mengantarkanmu. Dorm-ku dan Super Junior ada di dekat sini. Hanya beberapa blok dari sini."
"Ooh begitukah ? Harusnya kau yang antarkan aku sebagai bentuk rasa bersalahmu yang merepotkanku."
"Ah mianhae, Seoyeon-ah. Jangan galak begitu padaku, mereka begitu kan bukan keinginanku juga. Kau masih merasa terganggu ? Kalau begitu besok aku akan melakukan sesuatu pada mereka."
"Baguslah kalau begitu."
"Geurigo, aku pulang ya. Jungsoo-hyung pasti akan marah kalau aku pulang lebih malam lagi."
"Tidak mampir ?"
"Anhi. Lain kali saja, ara ?"
"Arasseo. Gomawoyo, Donghae-ssi."

Donghae berbalik lalu berjalan dengan style-nya dan mengacungkan jempolnya ke arah Seoyeon. Seoyeon melihat itu dan tersenyum kecil. Lalu Seoyeon masuk ke dalam rumahnya. 

0 komentar:

Posting Komentar