Sabtu, 29 Oktober 2011

ELF4 DIARIES part five


author : @adhweet
cast : ELF4 : Park Seoyeon, Kim Youngra, Lee Taehee, Hwang Yoonrin (all this character are OCs)
All members of Super Junior (esp. Donghae, Leeteuk)

Much appreciated if you would leave comments ^^




***


Seminggu kemudian...

Suasana sekolah masih saja ramai karena Super Junior. Dimana ada keributan, disitulah Super Junior berada. Seoyeon dan teman-temannya masih melakukan hal-hal yang mereka lakukan setiap hari. Seperti menyontek pr, bercanda-canda saat istirahat atau pulang sekolah, dan pulang sekolah bersama. Meskipun ketiga teman Seoyeon selalu memperbincangkan para Super Junior mulai dari kerennya mereka sampai konyolnya mereka, tetap saja Seoyeon tidak terpengaruh untuk kagum juga pada Super Junior. Itu karena Seoyeon menganggap Super Junior menjadi beban tambahan dalam hidupnya. Dan lagi, Seoyeon masih mengingat tentang kejadian minggu yang lalu, sehingga Seoyeon sedikit menjauhi dan menghindari Super Junior.
Di sisi Super Junior, mereka masih belum menyerah untuk berbuat baik pada ELF4. Oleh karena itu, belakangan Youngra, Yoonrin, Seoyeon dan Taehee mendapat perlakuan khusus oleh para Super Junior. Terutama Seoyeon. Itu karena Super Junior tidak ingin Seoyeon terus-terusan mengomeli mereka atas keramaian yang menurutnya diciptakan oleh kehadiran mereka. Namun hingga saat ini belum berhasil.
Tiga hari yang lalu, giliran Yesung yang mencoba menarik hati Seoyeon. Yesung merapikan bajunya lalu berjalan ke depan Seoyeon.
"Aku mau bernyanyi untukmu." Kata Yesung
"Bernyanyi ? Oh tunggu sebentar. Yoonrin-ssi ! Kemari !"
"Mwo ? Ada apa Seoyeon-ah ?" Tanya Yoonrin yang sekarang berdiri di sebelah Seoyeon
"Sekarang bernyanyilah." Perintah Seoyeon pada Yesung

Yesung melihat Seoyeon sedikit bingung. Tapi dia hanya berpikir 'akan kutaklukkan dia dengan suaraku'. Akhirnya ia menarik napas dan siap bernyanyi.
"Yoonrin-ssi. Enjoy the show." Bisik Seoyeon pada Yoonrin lalu berbalik dengan gaya dan menghilang
"Mwo ? YA !!!" Seru Yesung saat melihat Seoyeon yang pergi

Yesung baru saja ingin memperdengarkan Seoyeon suaranya yang merdu. Tapi baru Yesung ingin bernyanyi, Seoyeon sudah berbalik dan menghilang. Yesung mendecak kesal. Tapi lalu ia melihat ke arah Yoonrin yang matanya berbinar-binar. Akhirnya ia tersenyum dan menyanyikan sebuah lagu di depan Yoonrin.

Ah itu baru satu contoh, masih ada satu lagi kejadian yang terjadi dua hari lalu. Saat itu Heechul yang mencoba peruntungannya. Akhirnya ia menghadapi Seoyeon yang ia anggap galak itu. Heechul mencoba tampil berbeda dengan anak-anak lain. Pada hari itu, dua hari yang lalu, Heechul menggunakan wig blonde yang panjang dan ikal. Ia tampak cantik. Pagi itu, tman-teman sekelas pun dihebohkan dengan tampang Heechul yang sangat cantik untuk ukuran namja. Banyak yang memujinya. Tapi saat Seoyeon datang dan melihat Heechul, Seoyeon malah melihatnya dengan tatapan jijik. Akhirnya Seoyeon mendekati Heechul.
"Kau mau menjadi seorang yeoja ? Kalau begitu pakai rokmu saat sekolah besok !" Kata Seoyeon ketus

Tentu saja Seoyeon menjawabnya dengan singkat, padat dan sangat mengena di hati. Pasalnya memang Seoyeon itu sebenarnya takut banci. Dan Seoyeon sangat benci sekali dengan namja yang berlagak seperti yeoja. Oleh karena itu ia kesal sekali melihat Heechul. Yah begitulah Seoyeon si ketua kelas. Sementara Heechul mengomel sendiri.
Pagi itu pun, Super Junior berulah lagi di hadapan Seoyeon. Namun sekarang giliran Siwon dan Kibum. Siwon dan Kibum berjalan seperti model yang berjalan di catwalk. Seoyeon baru saja masuk areal sekolah saat itu dan berjalan menuju kelasnya. Hari ini, ia berangkat sendiri dan tidak bertemu dengan tiga sahabatnya di bus. Para yeoja yang di kelas lain langsung terkesima pada saat Siwon dan Kibum berjalan yang ternyata mendekati Seoyeon. Siwon menatap lurus ke mata Seoyeon dan Kibum mengeluarkan senyum mautnya. Seoyeon berhenti sebentar, melihat Siwon dan Kibum lalu meniup poninya. Kemudian ia berjalan dengan cepat, lewat di antara Siwon dan Kibum. Siwon dan Kibum yang tadinya berpose keren pun langsung bingung melihat Seoyeon yang lewat diantara mereka. Lalu mereka saling bertatapan seolah saling bertanya, 'mwoya ?'.
"Ah yeoja itu memang tidak normal." Keluh Siwon sambil menggelengkan kepalanya dan tangan kirinya yang terangkat
"Apa tadi pesona kita kurang ? Aish aku sudah pasang senyum paling manis untuknya. Aah jjinja..."

Siwon dan Kibum menggelengkan kepalanya lagi, kali ini bersamaan. Ah memang Seoyeon belum pernah sekalipun terpesona dengan para Super Junior.

***
Seoyeon's POV

Pulang sekolah...

Huaah bel kemenangan akhirnya berbunyi ! Aku menarik napas lega dan kelas langsung berisik setelah seonsaengnim keluar kelas. Ah kubiarkan saja mereka, sudah pulang sekolah aku kan tidak bertugas lagi. Aku membereskan buku-bukuku yang berserakan diatas meja. Lalu aku berdiri dan memakai jaketku, diluar dingin sekali. Dan saat aku memasukkan tanganku ke dalam jaket, Super Junior berjalan keluar dari kelasku. Donghae lewat di sebelahku, menepuk bahuku lalu berpura-pura tidak ada yang terjadi. Tentu saja aku tahu Donghae yang melakukannya tapi aku hanya menggelengkan kepala dan tersenyum. Lalu mereka keluar dari kelas dan menuju lantai satu. Taehee, Youngra dan Yoonrin mengintip Super Junior dari pintu kelas, lalu langsung berlari menghampiriku yang masih sibuk dengan barang bawaanku.
"Mereka dikerubungi lagi." Kata Yoonrin
"Geurae ? Aku tidak peduli." Kataku acuh
"Yeonnie, mereka populer sekali loh. Apa kau benar-benar tidak kena pesona mereka ?" Tanya Youngra
"Anhiyo. Kaja, aku sudah selesai beres-beres." Kataku menghindari topik pembicaraan Super Junior
"Seoyeon-ah, kerumahmu yuk ?" Tanya Taehee sambil menarik-narik lengan bajuku
"Mwo ? Hmm... Joayo."

ELF4 berjalan keluar kelas. Aku berada di paling belakang. Saat turun kelas, lagi-lagi kami menemukan kerumunan. Tentu saja Super Junior ada di tengah kerumunan itu, terlihat dari Zhoumi yang terlihat jelas kepalanya.
"Tutupi aku, kumohon." Kataku mengumpat di balik tubuh Taehee
"Seoyeon-ah sepertinya kau harus membantu mereka lagi." Kata Taehee menengok ke arahku
"Shiroh ! Aku tidak mau dianggap cari perhatian lagi !"
"Mwo ? Oleh siapa ?" Tanya Taehee
"Ah anhi anhi. Kaja !" Kataku mempercepat langkahku dan menutupi wajahku menggunakan tanganku
"Tapi-"

Aku hampir saja keceplosan dan menceritakan insiden seminggu yang lalu. Taehee mencoba mengejarku namun percuma saja,aku berjalan cepat, berusaha meninggalkan area sekolah dan menyambut ketenangan di luar sekolah. Ah yeoja-yeoja itu benar-benar tidak menyerah untuk berusaha menjadi pacar Super Junior. Setiap hari mereka berkerumun, membuat keributan, hanya demi mendapat perhatian dari Super Junior. Dari perhatian itu, timbullah perasaan mereka ingin diperhatikan lebih oleh Super Junior. Ah aku mengerti bagaimana rasanya menjadi fans, namun aku belum pernah seperti itu. Ketiga temanku mengikutiku dari belakang namun pandangan mereka ke arah Super Junior. Aku yang sudah duluan, mencoba berjalan cepat dan bersembunyi agar Super Junior tidak melihatku dan menggunakan kegalakanku untuk mengusir para yeoja seperti berhari-hari yang lalu. Namun usahaku sia-sia, Donghae melihatku dan langsung berlari ke arahku, menarik tanganku dan menembus ke tengah kerumunan.
"Donghae-ya ! Mau apa kau ?" Kataku saat ditarik tangannya oleh Donghae

Donghae langsung berhenti di tengah kerumunan, tepat di depan keempat belas teman yang lain. Ia yang berhenti tiba-tiba membuatku menabraknya, bukan di punggungnya tapi di dadanya, itu karena saat Donghae berhenti, dia langsung balik badan. Aku mundur langsung beberapa langkah.
"Mianhae, tapi aku sudah memiliki yeoja ini." Kata Donghae menarikku mendekat dengannya
"MWO ?!!" Tidak sadar aku menjerit keras sekali
"Mwo ? Ah iya nado saranghae, Seoyeon-ah." Kata Donghae berbohong dan mendekapku dengan kedua tangannya

'Ya ! Mwoya ?!! Donghae-ya lepaskan aku !' Teriakku dalam hati. Donghae benar-benar mendekapku, sulit membuatku bernafas. Aku mencoba mendorong Donghae, namun percuma, aku tidak cukup kuat untuk lepas dari pelukannya. Para yeoja menjerit saat Donghae mengatakan hal tadi. Teman-teman ELF4 ku melotot dan mulut mereka terbuka. Lalu mereka melihat satu sama lain dan bersama-sama berteriak 'MWO ?!!'.
"Ah mianhae, dia malu. Jadi aku harus pamit duluan. Annyeong..." Kata Donghae sambil berjalan tanpa melepaskan aku

Donghae dan aku berjalan keluar dari kerumunan. Kami berdua pergi ke samping sekolah, suatu tempat di sekolah yang terdapat lapangan basket disana. Aku terus berusaha mendorongnya, lalu Donghae akhirnya melepaskanku.
"YA !" Omelku setelah lepas dari Donghae
"Sst... Nanti ketahuan." Kata Donghae dengan jari telunjuknya yang mengacung di depan bibirnya
"Donghae-ya, tadi itu maksudmu apa ?"
"Mian. Jeongmal mianhae. Tapi kupikir inilah caranya."
"Cara ? Cara apa ??" Tanyaku tidak mengerti
"Ingat kan waktu itu aku bilang aku akan melakukan sesuatu untuk mengusir para yeoja itu ? Ya beginilah caranya."
"Terus tadi maksudmu dengan kata 'aku sudah memiliki yeoja ini' apa ??" Tanyaku dengan volume suara yang bisa dibilang cukup keras
"Sst ! Aish jjinja, bisakah kau mengurangi volume suaramu ?"
"Andwae !"
"Aish..." Donghae menggaruk kepalanya, "seperti yang kukatakan tadi bahwa kau adalah pacarku."
"Siapa ? Aku ? Wae ???"
"Seoyeon-ah, pelankan suaramu !" Donghae terlihat kesal sekarang
"Waeyo ?" Kataku yang akhirnya mengecilkan volumeku dan hampir berbisik
"Aku tidak tahu. Kata-kata itu tiba-tiba saja terlintas saat aku melihatmu dan akhirnya aku mengatakannya." Kata Donghae menggelengkan kepalanya
"Kenapa aku ?" Kataku lemas
"Mianhae, Seoyeon."
"Lantas bagaimana ini ?"
"Aku sudah terlanjur mengatakannya, tidak mungkin kutarik kembali."
"Kenapa tidak bisa ?"
"Kau akan kena bahaya. Aku tahu dari Sungmin-ssi tentang kejadian seminggu lalu. Kalau aku menarik kata-kataku, bukankah kau akan dilabrak lagi oleh Gae In ?"
"Aish Sungmin-oppa cerita padamu ?"
"Ne... Seoyeon-ah, bagaimana kalau kita bernegosiasi ?"
"Mwo ? Negosiasi apa ?"
"Jadilah pacarku."
"MWO ??! Kau gila !"
"Setidaknya anggap saja kau pacarku. Kalau kau menurut, kau dan aku akan sama-sama aman. Mereka terutama Gae In tidak bisa menyerangmu karena kau dalam perlindunganku, dan mereka juga tidak akan mengejar aku lagi."
"Kau gila ! Benar-benar gila !"
"Setidaknya aku cukup pintar untuk membuat ide gila ini !"
"Tidakkah ini terlalu mudah ditebak ? Aku dan kau hanya teman masa kecil, bagaimana bisa kita pacaran ?"
"Kalau acting-mu meyakinkan, aku rasa mereka tidak akan tahu tentang hubungan palsu ini. Jadi bagaimana ? Kau menerimanya ? Lagipula hanya untuk sementara saja."

Aku berpikir sebentar. Jujur saja aku takut dilabrak lagi oleh Gae In. Memiliki musuh itu benar-benar tidak enak. Sepertinya memang tawaran dari Donghae akan menguntungkanku. Tapi bagaimana dengan menjadi pacar Donghae ? Ah ini hanya sementara saja kan ? Aku cukup bertingkah seperti biasanya. Lagipula aku dan Donghae mana mungkin kami bisa pacaran ? Walaupun aku belum tahu betul bagaimana pacaran itu sih.
"Hanya sementara kan ?" Tanyaku meyakinkan
"Ne. Tapi kau harus menurut padaku, arasseo ?"

Aku berpikir lagi...
"Joa." Aku mengangguk
"Jadi ?" Tanya Donghae sambil tersenyum lebar, entah apa yang ada di pikiran namja ini
"Ya aku akan menurut." Kataku dengan nada sedikit enggan
"Tapi jangan kau katakan hal ini pada siapapun. Teman-temanmu dan sahabatmu, semua tidak boleh tahu. Aku juga tidak memberitahu teman-temanku. Hanya kita berdua yang tahu hal ini. Ingat jangan sampai ketahuan ! Kaja !" Kata Donghae menarik tanganku
"Kemana ?"
"Kau mau kemana ?" Dia malah bertanya balik padaku
"Aku mau pulang."
"Arasseo, ayo kuantar." Katanya sambil melangkah
"Ah tapi teman-temanku mau kerumah, jadi aku bareng dengan yang lain." Kataku masih di tempat
"Kenapa tidak bilang ? Yasudah aku antar kau ke teman-temanmu."

Donghae membawaku ke tempat teman-temanku. Mereka bertiga menatapku bingung. Para Super Junior yang lain masih berada di tengah lapangan. Di tengah lapangan kulihat masih terdapat beberapa yeoja masih berdiri disana dan entah mereka berunding apa. Yang jelas saat melihatku dengan Donghae mereka menatapku dengan pandangan tidak percaya. Lalu aku sadar ternyata yang menarik perhatian mereka adalah tangan Donghae yang menyeretku ke tempat Taehee, Yoonrin dan Youngra. Aku lantas melepaskan tanganku. Aish malu sekali kalau dilihat seperti ini. Dulu mungkin saat masih kecil, aku biasa saja ditarik kemanapun oleh Donghae, tapi sekarang ? Tidak.
"Nah, Seoyeon-ah sampai di sini ya. Sampai besok. Annyeong..."

Aku hanya mengangguk. Rasanya aneh sekali kalau seperti ini. Tapi aku mencoba bersikap biasa. Aku mengangguk saja. Donghae lalu berbalik dan kemudian berlari kecil ke arah empat belas temannya. Aku balik badan, melihat ke arah teman-temanku yang masih dengan tatapan tidak percaya mereka.
"Ya ! Kalian kenapa ? Kaja ! Aku lapar." Kataku meninggalkan teman ELF4 ku
"N-ne..." Kata Taehee mengangguk

Sabtu, 22 Oktober 2011

ELF4 DIARIES part four


author : @adhweet
cast : ELF4 : Park Seoyeon, Kim Youngra, Lee Taehee, Hwang Yoonrin (all this character are OCs)
All members of Super Junior (esp. Donghae, Leeteuk)

Much appreciated if you would leave comments ^^



***



Keesokan harinya...

Aku datang sedikit terlambat. Itu karena aku harus mengerjakan banyak pr pada malam sebelumnya. Ternyata aku sampai dirumah saat jam menunjukkan pukul 8. Eomma-ku tidak mengomeliku, malah beliau memintaku untuk menceritakan semuanya tapi aku menolak dan masuk ke kamar dan mengerjakan semua pr-ku dalam satu malam. Sebenarnya jarang juga aku mendadak rajin begini. Di depan pintu kelas aku mendapati tiga sahabatku sedang mengobrol seperti biasa.
"Annyeong hasseyo." Ucapku pada tiga sahabatku itu
"Waah Seoyeon ! Tumben sekali lama datangnya." Kata Youngra
"Iya aku kan harus mengerjakan pr semalam. Hari ini pr-nya banyak sekali !"
"Kau sudah mengerjakannya ?" Tanya Yoonrin
"Ne, sudah semuanya."
"LIHAT !!!" Seru ketiga sahabatku bersamaan sambil menjulurkan tangan mereka ke arahku dengan senyum yang licik
"Aish, ara ara. Ini." Kataku pasrah

Yoonrin langsung saja meraih buku-buku itu dari tangan aku. Mulutku membuka saat Yoonrin meraih buku itu dengan kecepatan cahaya. Lalu Yoonrin dan Youngra langsung berlari ke meja mereka sementara Taehee mengambil buku di tasnya lalu berlari ke meja Yoonrin.
"Tumben sekali ruang kelas ini tenang. Biasanya para yeoja keluar masuk ruangan ini" Pikirku saat melihat ruang kelasku

Aku mencari-cari sosok Super Junior itu di kelas. Ternyata tidak ada. Mereka semua belum datang. Ah kedamaian ! Beginilah suasana kelasku saat mereka tidak ada. Aku berjalan menuju mejaku dan meletakkan tas diatasnya. Kulihat hp-ku dan tidak ada sms atau telepon. Lalu kutaruh lagi hp-ku ke dalam tas dan kulihat jam tanganku. 07:45. 15 menit lagi kelas akan dimulai. Aku menghela nafas panjang dan kupejamkan mataku,mencoba istirahat sedikit karena jujur saja aku kurang tidur semalam. Baru 5 detik aku memejamkan mata, kudengar suara jeritan para yeoja.
"KYAAAAAAA !!!"

Aku membuka mataku segera. Kulihat para yeoja di kelasku melihat ke arah jendela dan sebagian langsung berlari keluar. Taehee, Yoonrin dan Youngra mengangkat kepalanya bersamaan. Mereka tersenyum senang sekali. Lalu mereka berdiri dan melihat ke jendela. Lee Min Ji, teman sekelasku yang kebetulan ada di dekatku lewat. Aku langsung meraih tangannya.
"Min Ji-ssi, ada apa ?"
"Super Junior datang ! Aah mianhae Seoyeon-ssi, aku mau melihat Siwon-oppa." Kata Min Ji sambil melepaskan tanganku dari tangannya

Wah, berkat Super Junior teman sekelasku sudah mulai memberontak padaku. Oh tidak, sepertinya kekuasaanku akan runtuh. Aku melihat Min Ji langsung berlari ke depan pintu kelas. Dan memang benar ia menatap ke arah si jangkung Siwon itu. Aku yang penasaran pun berdiri dan melihat Super Junior lewat jendela. Kalian tentu tahu drama Boys Before Flowers bukan ? Tahu tentang F4 yang berjalan masuk dengan aura keren mereka dan para yeoja maupun namja berdiri di samping mereka dan mengagumi pesona mereka ? Aish kalian darimana saja kalau tidak tahu hal ini ? Dan mereka benar-benar berjalan seperti F4 ! Bedanya adalah, Super Junior itu adalah F15 bukan F4.
"Ck, mereka lagi..." Gerutuku saat melihat mereka

Mereka berjalan masuk kelas. Kulihat Donghae dan Leeteuk berjalan di depan dengan menggunakan earphone kesayangan mereka. Saat berada di dalam, Leeteuk dan Donghae menengok ke arahku.
"SEOYEON-AH !!!" Teriak Donghae dan Leeteuk bersamaan sambil mengangkat tangan kanan mereka

Aku hanya mengangguk saja. Waktu tinggal lima menit lagi sebelum kelas dimulai. Aku harus mulai bertugas mengusir para yeoja dan namja yang berasal dari kalangan sunbae maupun dongsaeng karena pagi itu kelas akan dimulai dengan pelajaran Bahasa Inggris oleh Jay-seonsaengnim. Jay-seonsaengnim itu terkenal sangat cepat dan efisien waktu. Bayangkan saja, ketika bel pergantian pelajaran, hanya 1 menit sesudahnya Jay-seonsaengnim sudah berada di depan pintu. Oleh karena itu, kami semua memanggilnya dengan sebutan 'ONE MINUTE JAY'.
Aku bergegas menutup pintu dan memohon pada siswa yang bukan siswa kelasku untuk segera pergi dari kelasku, dan untungnya kali ini mereka menurut padaku dalam sekali perintah. Mungkin karena aku menyebutkan 'One Minute Jay' dalam permohonanku. Setelah kututup pintunya, aku langsung ingat aku belum mengisi jurnal, menghapus papan tulis dan merapikan meja guru. Saat aku berbalik, aku terkejut. Shindong sedang menghapus papan tulis, Kibum sedang merapikan meja guru, Siwon merapikan bunga hias palsu yang ada di atas meja guru, dan Ryewook mengisi buku jurnal di mejaku. Bagaimana dengan 11 namja yang lain ? Mengobrol. Itulah yang mereka lakukan di belakang kelas.
"Kamu lelah kan ? Ini balas jasa kami karena kau sudah membantu kami menjauh dari kakak kelas dan adik kelas." Kata Eunhyuk mencoba tersenyum padaku
"Ne. Kamsahamnida."

Aku kembali ke bangkuku dan kulihat Ryeowook masih menulis jurnal.
"Seoyeon-ssi..." Panggil Ryeowook
"Mwo ? Ada apa ?"
"Aku lupa pelajaran hari ini." Kata Ryeowook dengan nada bersalah dan menggaruk kepalanya
"Ah sini biar aku saja yang menulis jurnal." Kataku mencoba meraih pulpen di tangan Ryeowook
"Anhiyo. Aku saja yang menulisnya, kau hanya perlu menyebutkan pelajaran hari ini." Kata Ryeowook menarik tangannya dan menyembunyikannya di sisi badannya yang lain, seperti anak kecil saja

Ah Ryeowook-ssi itu memang baik. Jujur saja aku memang tidak bisa jahat pada namja ini. Auranya saja sudah baik, pasti orangnya juga baik. Aku menyebutkan pelajaran hari ini padanya. Lalu setelah selesai, bel berbunyi. Aku langsung menyuruh teman kelasku duduk. Waktuku hanya 60 detik untuk menyuruh mereka duduk dan aku berhasil menyuruh mereka duduk dalam waktu 50 detik. 10 detik bersisa, aku langsung menutup pintu kelas dan berlari ke mejaku. Dan benar saja, pas 60 detik berlalu dan pintu kelas dibuka oleh Jay-seonsaengnim.
"Annyeong hasseyo, Seonsaengnim." Sapa kelasku pada Jay-seonsaengnim
"No no no. English please." Kata Jay-seonsaengnim sambil melambaikan jari telunjuknya ke arah kami
"Good Morning, Teacher Jay" sapa kelasku lagi
"Good good."

Kelas pun dimulai. Pelajaran bahasa inggris, ah ini pelajaran favoritku ! Tapi sepertinya tidak bagi beberapa murid lain yang terkesan mengeluh kalau sudah waktunya pelajaran Bahasa Inggris. Aku tidak mempedulikannya, yang penting adalah aku harus memperhatikan Jay-seonsaengnim saat mengajar. Untungnya, kelas menjadi tenang kalau Jay-seonsaengnim sedang mengajar jadi tugasku sebagai ketua kelas tidak berat. Itulah alasan lain mengapa aku suka saat Jay-seonsaengnim mengajar.

Sepertinya aku harus cerita tentang kejadian saat istirahat. Setelah selesai pelajaran, bel istirahat berbunyi. Aku menghela nafas panjang. Saat aku berdiri, pandanganku tertuju pada Taehee yang langsung berlari ke meja Youngra dan Yoonrin membawa buku. Ah aku tahu maksudnya, dia ingin menyontek pr Bahasa Jepang di meja mereka, karena memang bukuku disamber langsung oleh Yoonrin tadi pagi. Aku lapar, jadi aku memutuskan untuk pergi ke kantin sendirian. Ternyata itu adalah pilihan yang salah. Saat aku berjalan di koridor, Hwang Gae In (sunbae-ku yang nyolot itu) tiba-tiba saja mencegatku.
"Ya ! Kau !" Katanya galak
"Mwo ?" Tanyaku dengan tampang biasa dan belum mengeluarkan kegalakanku
"Kau itu benar-benar mau cari perhatian ya pada Super Junior ? Mengaku sajalah !"
"Mwoya ?! Aku tidak begitu ! Siapa juga yang ingin-"
"Tapi kenyataannya begitu ! Kau dekat dengan Donghae-ssi ya ? Dengar ya, kau itu tidak boleh mendekati Donghae ! Apalagi cari perhatian dengannya. Bersainglah secara adil, jangan karena kau dekat dengannya kau memanfaatkannya agar dia menjadi pacarmu !" Kata Gae In sambil menunjuk-nunjukkan telunjuknya ke wajahku
"YA ! Apa urusanmu hah ?!" Seruku galak, aku tidak mengerti maksud yeoja ini apa
"Kalau kau suka dengan Donghae, bersainglah dengan kami secara adil !"
"MWOYA ?!! Ya, Sunbaenim ! Aku hanya teman kecil Donghae ! Aku tidak ada urusan 'suka' dengannya ! Memang apa sih urusanmu ?!!"
"Karena aku suka pada Donghae !" Teriaknya di depan wajahku
"Geurae ?! Kalau begitu nyatakan sendiri perasaanmu ! Jangan libatkan aku !!!"

Aku langsung berjalan ke sampingnya. Kesal sekali aku, aku tidak ada hubungan lain selain teman kecilnya Donghae saja, lalu kenapa aku dilabrak seperti tadi ? Kalau memang suka, ya nyatakan saja ! Kenapa harus melibatkan aku segala ?! Saat aku berjalan di sampingnya, Gae In menarik tanganku sehingga aku terhenti dari langkahku.
"YA ! LEPASKAN !!!" Teriakku kesal, wajahku terlihat merah sekarang karena aku benar-benar naik darah sekarang
"Kau mau menghindar ?" Tanyanya tanpa melepas tanganku, malah dia mencengkram tanganku kuat
"Menghindar apa ?! Sudah kujelaskan padamu aku hanya temannya saja, kepalamu saja yang batu !"

Aku mencoba melepaskan tanganku dari cengkraman Gae In. Yeoja ini kuat sekali sih ?!! Tidak lama, hampir saja sebuah tamparan mengenai pipiku. Aku buru-buru menutup mataku karena refleks. Tapi ternyata Sungmin-ssi menahan tangan Gae In yang sudah di udara.
"Seoyeon-ssi ?" Panggil Sungmin sambil menatapku

Aku membuka mataku pelan-pelan, kulihat Sungmin-ssi menahan tangan Gae In. Aku lalu menatap Sungmin dengan wajah bingung.
"Gwenchaneyo ?" Tanya Sungmin-ssi lagi
"N-ne... Ah Sungmin-"
"Kaja !"

Sungmin menarik bahuku, merangkulku lalu pergi dari tempat itu. Aku mencoba melihat kebelakang namun Sungmin melarangku dan menyuruhku untuk tetap melihat ke depan. Aku menurut saja, karena sekarang Sungmin berbeda dari Sungmin yang biasanya. Sungmin dan aku lalu pergi ke koridor yang tidak sering dilewati siswa-siswi.
"Seoyeon-ssi ? Apa yang terjadi ?"
"Aku sendiri tidak mengerti. Tiba-tiba saja dia mencegatku dan melabrakku."
"Mianhae, boleh aku tahu dia bicara apa tadi ?"
"Aku sebenarnya tidak mengerti arah pembicaraannya,namun dia membahas tentang Donghae-ssi. Oh iya aku ingat, terakhir dia bilang dia suka pada Donghae."
"Donghae ? Aish anak itu lagi. Ne, arasseoyo. Berhati-hatilah, Seoyeon-ssi." Kata Sungmin sambil tersenyum dan berjalan meninggalkanku
"Ah Sungmin-ssi ?" Panggilku pelan
"Ne ? Ada apa ?"
"Yang tadi, gomawoyo." Kataku membungkukkan tubuhku sedikit
"Aah... Ne." Kata Sungmin menganggukkan kepalanya dan mengeluarkan senyum yang memperlihatkan gigi kelincinya

Aku berjalan kembali ke kelasku dengan wajah biasa. Untung saja Sungmin-ssi tadi menolongku, kalau tidak tentu saja pipiku berbekas merah saat ini. Jujur saja aku belum pernah dilabrak orang seperti ini. Ah tapi yasudahlah, lupakan saja. Sepertinya ini bukan masalah yang harus kuceritakan pada siapapun, jadi kuputuskan untuk tidak menceritakannya dengan siapapun.

***

Pulang Sekolah...

ELF4 tidak berkumpul di koridor seperti hari sebelumnya, mereka tetap di kelas dikarenakan Seoyeon yang disuruh menyelesaikan satu tugas terakhir yang diberi gurunya. Para Super Junior sudah pamit keluar kelas terlebih dahulu. Setelah selesai, Seoyeon langsung menghampiri teman-temannya di pintu kelas.
"Ah selesai juga, Yeonnie ?" Kata Youngra, maksud dari Yeonnie adalah Seoyeon-unni namun dipersingkat
"Ne, tanganku dibuat keriting. Capek sekali harus menyalin semua itu. Aish guru memang suka memanfaatkan muridnya." Keluh Seoyeon
"Lagian sih kau bertahan menjadi ketua kelas." Kata Taehee meledek
"Menjadi ketua kelas menurutku itu keren !" Kata Seoyeon sambil tersenyum

Yoonrin daritadi hanya diam saja, sementara ketiga temannya mengobrol. Seoyeon dan Taehee melihatnya dengan tatapan aneh. Sementara Youngra melambaikan tangannya pelan di depan wajah Yoonrin.
"Yoonrin-ssi ? Gwenchaneyo ?" Tanya Youngra membuyarkan pikiran Yoonrin
"Mwo ?" Tanya Yoonrin yang akhirnya sadar
"Gwenchaneyo ?" Tanya Seoyeon
"Ne..."
"Ada apa ? Pasti kau ada pikiran." Tanya Taehee
"Tidak ada tidak ada." Kata Yoonrin menyilangkan tangannya di depan dada
"Bohong." Timpal Youngra
"Umm... Hei, sudah dengar suara Yesung belum ?" Tanya Yoonrin dengan suara yang pelan
"Belum. Waeyo ?" Kata Taehee
"WOW ! Suaranya DAEBAK !!!" Seru Yoonrin sambil mengangkat kedua tangannya dan menunjukkan kedua jempolnya yang diangkat, sepertinya mood nya sudah naik
"Hah ? Memang kau dengar dimana ?" Tanya Youngra penasaran
"Di toilet."

***
Yoonrin's POV

Aku pergi ke toilet sendirian saat pelajaran berlangsung. Yah aku tidak bisa lagi menahan hasrat untuk ke toilet dan buang air. Akhirnya aku izin pada seonsaengnim yang mengajar dan pergi ke toilet. Ah sekalian saja aku cuci muka karena aku mengantuk sekali di kelas. Bahkan tadi aku sempat tertidur di kelas. Maafkan aku seonsaengnim, aku tidak dapat mengikuti pelajaranmu karena aku mengantuk.  Lalu saat aku hendak kembali ke kelas, kudengar ada suara seorang namja dari toilet laki-laki.
" Niga animyeon andwae...”

Aku berhenti sebentar dan kudengarkan suaranya. Ah baru kali ini aku berhenti di depan toilet laki-laki untuk mendengar suara namja bernyanyi, sedikit memalukan memang. Tapi aku benar-benar takjub mendengar suaranya. 'Ini suara siapa ?' pikirku. Akhirnya aku mencoba berjalan sedikit demi sedikit mendekati toilet laki-laki itu. Ah ini memalukan sekali. Tapi aku penasaran sekali. Eomma, ottokhe ??? Saat aku masih mencoba mengendap mendekati toilet laki-laki, seorang namja keluar. Dan tahukah kalian siapa namja itu ? Yesung. Orang yang bernama asli Kim Jong Woon itu keluar dari toilet. Dia melihatku yang masih berpose mengendap-endap.
"Mwo ?" Tanyaku
"Jangan-jangan kau..." Serunya sambil menunjuk kearahku

OMO ! Aku tidak mau dianggap mengintip namja oleh Yesung. Memalukan sekali kalau dia cerita dengan Super Junior itu. Pastilah aku dijadikan bahan tertawaan dan harus menahan malu sampai aku lulus nanti. Aku mencoba memperbaiki poseku, sehingga aku langsung berdiri tegak.
"Mwo ? Anhiyo anhi-"
"Jangan-jangan kau..." Katanya lagi, aah ottokhe ???
"Itu tidak seperti yang kau bayangkan..."
"Kau mendengarku menyanyi ??!"

Mwo ? Aku diam. Kupikir dia akan mengatakan 'jangan-jangan kau ingin mengintip namja ya ?' . Tapi setelah kupikir lagi, aku jadi bertanya, namja ini normal atau sedikit 'aneh' ? Biasanya namja akan meledek yeoja yang dekat di toilet namja. Akhirnya aku hanya mengangguk saja dengan mulutku yang setengah membuka.
"OMO !!! Bagaimana suaraku ? Bagus tidak ? Kau suka suaraku kan ? Iya kan ?" Wah aku dibanjiri pertanyaan olehnya

Aku hanya mengangguk-anggukan kepalaku, tidak tahu mau berkata apa. Sebenarnya sih aku sedang menatap matanya yang kecil itu. Aah tatapan mata itu benar-benar membuatku tenang. Yah meskipun kuakui dia memang tampan. Tidak sadar, ternyata aku melamun saat melihatnya.
"Ya ! Kau sadar ?" Katanya yang membuat lamunanku kabur
"Mwo ? Ah ne ne..." Kataku sambil menggaruk kepalaku, salah tingkah
"Kamu... Yoonrin ya ?"

OMO ! Dia tahu namaku !!! Jantungku jadi berdebar cepat. Seorang namja tampan tahu namaku. Aish kau ini, Yoonrin ! Tentu saja dia tahu namamu, dia kan teman sekelasmu ! Aku menepuk dahiku sendiri, Yesung kaget melihatnya.
"Omo ! Kau kenapa ?"

Belum sempat aku menjawab pertanyaan Yesung, ada sosok jangkung yang melintas di belakang Yesung. Sosok yang tinggi sekali, siapa lagi kalau bukan Zhoumi-ssi. Dia berjalan masuk ke toilet tanpa melihatku dan Yesung. Namun beberapa detik kemudian, ia melangkah mundur lalu melongok ke arah kami. Aku memelototkan mataku dan mood-ku jadi naik drastis.
"Ah Yesung-ssi ?" Kata Zhoumi
"Mwo ?" Tanya Yesung yang menghadap belakang, membelakangi aku yang semula ada di depannya
"Oh annyeong hasseyo, Yoonrin-ssi." Kata Zhoumi saat melihatku yang mana tubuhku sedikit tertutup oleh Yesung
"Annyeong haseyo..." Balasku dengan berusaha sesopan mungkin di hadapannya
"Zhoumi-ssi, ada apa memanggilku tadi ?" Tanya Yesung
"Mwo ? Anhi, hanya menyapa saja." Kata Zhoumi lalu masuk ke dalam toilet
"Oh namja itu memang aneh." Kata Yesung geleng-geleng kepala

Yesung akhirnya membalikkan badannya lagi. Menghadapku. Saat ia balik badan, wow dia tampan. Aku melamun lagi melihatnya
"Ya, Yoonrin-ssi ? Yoonrin-ssi ?" Yesung menggoyangkan tubuhku pelan
"N-ne ?"
"Kaja ! Kita ke kelas."
"Ah oh ne. Kaja." Kataku sambil berjalan duluan meninggalkan Yesung

Aku merasa ada yang aneh. Sepertinya tadi Yesung yang mengajakku kembali ke kelas, tapi kenapa aku meninggalkannya ? Aku melihat ke arah belakang dan kulihat Yesung hanya melihatku dari tempatnya tadi. Tuhan, tatapannya benar-benar membuatku ingin pingsan. Akhirnya aku berbalik badan dan meninggalkannya. Sampai di kelas aku hanya diam saja. Masih terpana dengan tatapan Yesung tadi. Aku mendekati Seoyeon, Youngra dan Taehee yang masih mengobrol. Ah aku tidak mengerti apa yang mereka bicarakan, akhirnya aku memilih diam saja. Tiba-tiba aku terpanggil untuk melihat ke arah pintu kelas. Saat aku memutar kepalaku, Choi Siwon lewat.
"Aaaaah Siwon-oppa !!!" Jeritku dalam hati

Aku mengangkat kedua tanganku tinggi-tinggi dan menghadap ke arah Siwon. Sementara Taehee, Youngra dan Seoyeon melihatku dengan tatapan aneh. Kemudian mereka berbisik-bisik, tidak mengerti lah aku. Tapi satu kata yang kutangkap. Mereka menyebutku 'freak'.
"YA !!! Apa yang kalian bicarakan ? Dasar kalian ini !" Kataku sambil menjitak kepala Seoyeon dan Taehee dengan kedua tanganku bersamaan, Youngra selamat karena tanganku tidak sampai untuk meraih kepalanya

Mereka hanya tertawa saja. Ah aku tidak peduli mereka mau bilang apa. Aku kan suka Siwon-oppa dan Zhoumi-oppa. Hmm... Atau mungkin Yesung-oppa juga ya ? Berkali-kali aku melirik ke arah Yesung-oppa dengan malu-malu dan beberapa kali ia menangkap basah aku. Saat ia menatapku juga, dia tersenyum. Tuhan aku benar-benar ingin teriak saat melihat senyumnya. Tapi kemudian aku memalingkan mukaku, tersenyum sendiri. Youngra yang di sebelahku bingung sendiri melihatku.
"Yoonrin-unni, gwenchaneyo ? Kau sakit ?" Tanya Youngra
"Mwo ? Anhiyo." Kataku masih dengan senyum yang tersimpul di bibirku

Saat aku menatap Youngra, terlihat wajah Siwon di balik kepala Youngra. Ah aku benar-benar berpikir inilah surga kelas, dimana isi kelasku ada banyak namja tampan yang bisa kukagumi. Aku bersyukur dilahirkan menjadi seorang yeoja. Terima kasih Tuhan telah mempertemukanku dengan Zhoumi-oppa, Siwon-oppa dan Yesung-oppa.

***
Sungmin's POV

Sepulang sekolah, kami berjalan menuju dorm kami. Dorm itu disewa oleh kami semua, jadi biaya dorm itu ditanggung oleh kami semua. Sampai di dorm, aku menaruh tasku di sofa dan duduk disebelahnya. Kulihat Donghae masuk ke dalam dorm. Aku langsung berdiri dan menghadapnya.
"Donghae." Panggilku
"Mwo ? Ada apa, Hyung ?" Tanyanya sambil membuka sebelah headphone-nya
"Lepas headphone-mu. Aku mau memberitahumu satu hal."
"Mwo ? Apa itu ?" Kata Donghae yang menuruti kataku untuk melepas headphone-nya
"Kau tahu tadi teman kecilmu hampir ditampar oleh seorang sunbae ?"

Donghae yang memasukkan headphone-nya ke dalam tas langsung berhenti sesaat. Matanya melotot ke arahku. Kulihat para Super Junior yang lain menatap ke arah kami.
"Jjinja ?! Di mana ? Bagaimana bisa ?!!" Tanya Donghae memegang kedua lenganku
"Katanya ada sunbae yang suka padamu, dan dia jealous pada Seoyeon yang dekat denganmu."
"Ketua kelas itu dilabrak ?!!" Seru Heechul
"Ne, Hyung." Jawabku singkat
"Ooh bisa juga ada yang melabraknya. Dia kan galak." Kata Heechul mengusap kepalanya sendiri
"Hyung ! Diamlah !" Seru Donghae, sepertinya dia sedikit emosi
"Tadi dia hampir ditampar ? Kenapa dia tidak cerita padaku ?!" Tanya Donghae
"Memang apa urusannya denganmu ?" Tanyaku
"Ini kan menyangkut diriku ! Hyung, kenapa kau tidak cerita lebih awal ?!!"
"Mianhaeyo, tadi aku menahan tangan Gae In supaya tidak menampar Seoyeon."
"Ya ! Ada apa ini ?" Tanya Leeteuk yang baru memasuki ruang tempat kami berempat belas berkumpul, tadi Leeteuk-hyung langsung ke kamar mandi

Aku dan Donghae sama-sama melihat ke arah Leeteuk-hyung. Sepertinya dia bingung melihatku dan Donghae yang seperti orang bertengkar. Siwon yang paling dekat dengan Leeteuk pun menceritakannya pada Leeteuk. Leeteuk langsung membuka matanya.
"Sungmin-ssi ! Kenapa tidak cerita dari tadi ?!" Seru Leeteuk-hyung padaku
"Mianhaeyo, Hyung."
"Aku harus kerumahnya sekarang !" Kata Donghae dengan cepat
"Anhiyo !" Kataku menggenggam lengan Donghae dan mencegahnya pergi
"Mwo ? Ya, Hyung ! Aku harus minta maaf padanya !"
"Kubilang tidak ! Kalau kau kesana sekarang, yang ada dia akan mengomelimu ! Kalau kau memang merasa bersalah padanya, coba lindungi dia ! Dia bukan tipe orang yang masalahnya selesai hanya dengan permohonan maaf. Lakukan sesuatu daripada minta maaf padanya." Aku melepas tanganku dari lengan Donghae dan berjalan beberapa langkah
"Sungmin-ssi, sejak kapan kau tahu soal Seoyeon ?"
"Entah, aku hanya melihatnya saja, dan sepertinya memang benar." Kataku mengangkat bahuku

Minggu, 16 Oktober 2011

ELF4 DIARIES part three


author : @adhweet
cast : ELF4 : Park Seoyeon, Kim Youngra, Lee Taehee, Hwang Yoonrin (all this character are OCs)
All members of Super Junior (esp. Donghae, Leeteuk)

Much appreciated if you would leave comments ^^



***


Pulang sekolah...

Seoyeon, Youngra, Taehee dan Yoonrin duduk di koridor. Mereka bercanda-canda seperti biasa. Sementara para Super Junior ? Masih di kelas dan sama seperti ELF4, mereka juga bercanda-canda.
"Super Junior ? Wow nama mereka daebak !" Kata Yoonrin
"Kurasa itu cocok dengan mereka. Mereka memang namja yang super !" Kata Youngra
"Tapi Junior ? Ah mereka kan satu angkatan dengan kita, jadi mereka bukan junior kita." Kata Taehee
"Ah apapun lah itu. Aku tidak memperdulikannya." Kata Seoyeon
"Seoyeon-ah..." Sebuah suara memanggil Seoyeon. Sepertinya suara namja
"Mwo ?" Tanya Seoyeon sambil mencari sumber suara. Ternyata suara itu berasal dari Donghae
"Ayo pergi sekarang." Kata Donghae dengan senyum yang memperlihat giginya
"Ah iya aku hampir lupa. Mianhae tapi aku baru ingat kalau ada janji dengan Donghae-ssi jadi tidak bisa pulang bersama kalian. Aku duluan ya." Kata Seoyeon seraya berdiri dan berjalan ke samping Donghae
"Annyeong..." Kata Donghae sopan pada tiga sahabat Seoyeon
"Annyeong... Annyeong, Seoyeon ! Have fun ya !" Seru Taehee

Lalu Donghae dan Seoyeon pergi meninggalkan tiga orang bersahabat itu di koridor. Mereka bertiga melihat Donghae dan Seoyeon sampai mereka berdua menghilang dari jarak pandang. Terlihat Seoyeon hanya setinggi pundak Donghae. Mereka bertiga terkekeh melihatnya.
"Wah serasi ya..." Ledek Taehee
"Perfect !" Seru Yoonrin
"Kalau mereka berdua sih masih terlihat cocok, tapi bagaimana denganmu Yoonrin ?" Kata Youngra diikuti tatapan heran Yoonrin
"Mwo ? Maksudmu ?" Tanya Yoonrin
"Aku hanya membayangkan melihatmu kau dengan Zhoumi berjalan bersebelahan..." Kata Youngra polos
"YA ! Kau meledekku ??!" Seru Yoonrin yang mengagetkan Taehee dan Youngra dengan suara bass nya
"Ahaha... Mianhae, Unni. Aku bercanda." Kekeh Youngra

Yoonrin langsung saja memegang kepala Youngra dengan kedua tangannya yang kecil dan mulai menggoyangkan kepala Youngra ke sembarang arah.
"Ahaha... Mianhae, Unni. Mianhae..." Kata Youngra setengah tertawa
"Rasakan kau rasakan. Bwahahaha..." Kata Yoonrin yang masih menggoyangkan kepala Youngra

Sementara kedua orang itu bercanda, Taehee hanya melihat kedua temannya saja. Ah Taehee yang kesepian. Tapi tidak lama kemudian, Yoonrin dan Youngra berhenti dari kegiatan goyang kepalanya dan melihat ke arah Taehee. Mereka berdua lalu memegang kepala Taehee dan menggoyangkannya. Akhirnya mereka bertiga tertawa bersama.

***
Seoyeon's POV

Donghae dan aku berjalan menuju halte bus dekat sekolah kami. Aku berjalan berdampingan dengannya. Apa ini ? Kenapa rasanya aneh sekali berjalan di sampingnya ? Rasanya tidak sama seperti dulu saat kami pulang bersama sepulang sekolah. Ada yang berbeda. Akhirnya kami sampai di halte dan menunggu bus datang. Karena penasaran, akhirnya kuputuskan untuk menengok dan melihat ke arah Donghae.
"Ya ! Sejak kapan kau jadi setinggi ini ?" Pekikku yang melihat Donghae dengan sedikit mendongakkan kepalaku
"Mwo ? Memang kenapa ? Kau kesal karena aku lebih tinggi darimu ya ?" Ledek Donghae kepadaku

Ah ternyata yang membuatku merasa berbeda adalah karena tingginya yang sekarang sudah melampauiku. Padahal dulu saat SD, aku sedikit lebih tinggi darinya. Oleh karena itu aku selalu memanggilnya dengan sebutan 'Si Pendek Donghae'. Saat aku memanggilnya dengan sebutan itu, pasti dia akan membalas 'Lihat saja aku akan menjadi lebih tinggi darimu di masa depan !" . Mengingat hal itu aku tertawa kecil.
"Kenapa kau tertawa ?" Tanya Donghae heran saat melihat aku tertawa sendiri. Ah semoga dia tidak mengaggapku sebagai orang aneh
"Si Pendek Donghae..." Kataku sedikit meledeknya
"Aku sudah lebih tinggi darimu..." Balasnya santai
"YA !"
"Lihat kan ? Aku membuktikan kata-kataku dulu. Bahwa aku akan lebih tinggi darimu di masa depan." Kata Donghae tanpa melihat ke arah Seoyeon

Aku diam saja. Sebenarnya aku malu karena sekarang gantian aku yang diledek olehnya. Aish kenapa aku harus mengangkat tema tinggi badan di saat begini. Seoyeon babo ! Wajahku sedikit merah karena malu. Donghae menengok ke arahku dan tersenyum.
"Ya, kau kesal karena hal ini ?" Kata Donghae sambil mengacak rambutku (lagi) dan melihat ke arah tangannya yang mengacak rambutku
"A-anhiyo..." Jawabku pelan
"Hahaha... Tenang saja, aku tidak akan mempermasalahkan tinggi badanmu kok. Itu kan saat kita masih kecil." Kata Donghae menghentikan kegiatannya mengacak rambutku
"YA KAU LUCU SEKALI !" Seru Donghae saat melihat wajahku yang memerah dan dia kembali mengacak rambutku
"Donghae-ya ! Aish jjinja kau harus menghentikan kebiasaanmu mengacak rambutku." Kataku sambil mencoba melindungi rambutku
"Haha... Mianhae mianhae. Oh iya kau sudah telepon eomma-mu ?"
"Mwo ? Untuk apa ?"
"Ah iya aku belum cerita ya ? Aku kan tidak tinggal bersama eomma-ku lagi. Aku sekarang tinggal bersama teman 'Super Junior' -ku itu." Katanya dengan perasaan bangga saat menyebut kata Super Junior itu
"Rumah eomma agak jauh, jadi kau telepon appa eomma-mu dulu supaya mereka tidak khawatir padamu." Kata Donghae lagi
"Ah ne..."
"Tenang nanti aku antar kau pulang. Kau tinggal tunjukkan jalannya, dan voila kau akan sampai rumahmu." Kata Donghae berusaha meyakinkan
"Ne..." Aku merogoh ponselku dan kutekan tombol speed dial eomma-ku
"Yoboseyo ?" Suara yang sangat kukenal mengangkat telepon. Tentu saja itu eomma-ku
"Yoboseyo, Eomma... Ah nanti aku-"
"Yoboseyo, Ahjumma ?" Kata Donghae seketika menarik tanganku yang memegang ponselku dan menempelkannya di telinganya
"Seoyeon ? Itu siapa ?" Tanya eomma-ku
"Ahjumma ? Ini aku Donghae teman SD Seoyeon."
"Oh Donghae !!! Lama tak jumpa. Bagaimana eomma-mu ?" Kata eomma-ku sepertinya senang sekali mendengar suara Donghae
"Eomma baik-baik saja, Ahjumma. Oh iya, boleh aku bawa Seoyeon ke rumah eomma ? Eomma bilang ia kangen pada Seoyeon."
"Ah iya boleh. Tapi jangan pulang terlaru larut ya. Appa-nya akan marah padanya kalau dia pulang terlalu larut."
"Ne. Tenang saja, Ahjumma. Aku akan mengantarnya pulang nanti."
"Arasseo. Hati-hati ya. Salam untuk eomma-mu." Kata eomma-ku lalu menutup teleponnya

Donghae melepas tanganku yang daritadi digenggamnya untuk bicara dengan eomma-ku. Aish dia sadar tidak sih ? Lalu ia melihat ke arahku dan tersenyum lebar.
"Yaay, kau diizinkan kerumah eomma !" Serunya gembira
"Aah tumben sekali aku diizinkan pergi. Biasanya aku pasti langsung disuruh pulang."
"Berterima kasihlah padaku, Seoyeon-ah."
"Donghae-ya, sepertinya kau harus memanggilku Seoyeon-ssi kalau kita di tempat umum. Kalau tidak, kita bisa dikira punya hubungan khusus."
"Memang kita punya hubungan khusus kan ? Teman SD, tidakkah itu khusus ?" Kata Donghae santai
"Aish kau ini tidak mengerti." Kataku menggaruk kepalaku
"Ara ara. Aku mengerti kok. Tapi aku tidak mau. Sudah terbiasa."
"Kau ini memang dasar anak manja." Kataku menepuk dahiku
"Ah itu bus nya datang. Kenapa lama sekali sih ? Kaja !"

Aku melangkahkan kakiku duluan. Donghae mengikutiku di belakang. Lalu kami naik bus itu dan pergi menuju rumah eomma-nya Donghae.

***

Setelah beberapa lama, akhirnya Donghae dan Seoyeon sampai di depan rumah eomma Donghae. Sebuah rumah khas korea dengan gerbang kayu. Donghae membuka gerbang itu.
"EOMMA !!!" Teriak Donghae begitu ia membuka gerbang rumahnya
"Donghae ? Itu kau ?" Tanya seorang wanita yang keluar dari sebuah ruangan di rumah itu. Wanita itu adalah eomma Donghae
"Ne, Eomma." Seru Donghae dengan senyum yang mempertunjukkan giginya dan berjalan menuju eomma-nya
"Waeyo ? Ada masalah di sekolah ?" Tanya eomma Donghae
"Aniyo. Aku kan anak baik-baik."
"Geurigo, kenapa kau datang ?"
"Loh ?" Donghae melihat ke kanan dan ke kiri mencari Seoyeon
"Ya! Kenapa kau masih di luar ? Ayo masuk sini." Kata Donghae sambil berlari kecil menuju ke arah Seoyeon yang sedari tadi masih berada di luar area rumah
"Mwo ? Siapa itu Donghae ?" Tanya eomma Donghae yang berusaha mencari tahu siapa yang dibawa Donghae

Lalu akhirnya Seoyeon masuk. Langkahnya kecil-kecil karena malu. Akhirnya Donghae mendorong Seoyeon dari belakang karena merasa Seoyeon berjalan terlalu pelan. Donghae mendorong Seoyeon ke depan eomma-nya lalu berdiri di samping Seoyeon.
"Ah seorang yeoja. Pacarmu Donghae ?" Kata eomma Yeoja sambil tersenyum ke arah Seoyeon
"MWO ?! Eomma, ini Seoyeon. Masa kau tidak ingat wajahnya ??"
"Seoyeon ? Maksudmu Park Seoyeon ??!"
"Ne... Annyeong hasseyo." Kata Seoyeon mencoba ramah pada eomma Donghae
"Seoyeon-ssi ? Sejak kapan kau tumbuh menjadi seorang gadis seperti ini ? Berapa tahun aku tidak bertemu denganmu ya ?" Kata eomma Donghae yang masih tidak percaya bahwa sosok yeoja yang di depannya adalah Seoyeon yang menjadi teman baik Donghae saat kecil
"Sudah lebih dari 7 tahun." Kata Seoyeon ramah. Berbeda sekali dengan sikapnya di sekolah
"Ah iya iya benar. Sudah 7 tahun dan kau sudah tumbuh menjadi seorang gadis manis. Mianhae aku sempat pangling melihatmu."
"Gwenchaneyo..."
"Oh iya, ayo masuk ke dalam. Kita mengobrol di dalam. Ahjumma kangen sekali padamu, Seoyeon." Kata eomma Donghae sambil berjalan masuk ke dalam

Seoyeon dan Donghae bertatapan. Seoyeon memasang tampang bingung dan Donghae memasang tampang yang seolah mengatakan, 'aku benar kan ? Eomma benar-benar kangen padamu.' . Seoyeon mengerutkan alisnya dan meniup poni-nya. Eomma Donghae yang sudah mencapai pintu ruangan dalam pun berbalik dan melihat ke arah Seoyeon dan Donghae yang masih saling bertatapan.
"Hei hei kalian, masuklah dulu. Mengobrolnya di dalam saja. Aku tahu kalian saling kangen tapi apa kalian mau kedinginan ?" Ledek eomma Donghae

Seoyeon langsung berjalan menuju ke arah eomma Donghae dan Donghae mengangkat bahunya lalu berjalan di belakang Seoyeon. Akhirnya mereka bertiga masuk ke ruang tamu ala korea itu. Ruang tamu itu ditata dengan indah sehingga saat Seoyeon masuk, terlihat ekspresi takjub di wajah Seoyeon.
"Seoyeon-ssi, duduklah. Ahjumma buatkan teh dulu untuk menghangatkan badan kalian. Di jalan dingin kan ?" Kata eomma Donghae dengan senyum ramah pada Seoyeon
"Ah ne... Kamsahamnida, Ahjumma."

Lalu eomma Donghae masuk ke dalam dapur. Seoyeon duduk di lantai, depan meja yang pendek. Donghae pergi ke sudut ruangan dan duduk di sana. Seoyeon melihatnya dengan alis yang terangkat.
"Wae ? Kenapa kau melihatku dengan wajah begitu ?" Tanya Donghae sedikit salah tingkah
"Mwo ? Memang aku melihatmu dengan wajah bagaimana ?"
"Seperti ini." Donghae mengangkat alisnya dengan jari telunjuknya yang mendorong bagian di antara kedua alisnya

Seoyeon langsung tertawa saat Donghae melakukannya. Jelas saja, Donghae terlihat seperti orang tidak tahu apa-apa saat ia mengangkat alisnya itu.
"Ya ! Kau terlihat seperti orang bodoh kalau seperti itu." Kata Seoyeon sambil tertawa
"Waah kau tertawa. Baru kali ini kulihat tawamu setelah 7 tahun." Kata Donghae datar

Seoyeon langsung diam. Kali ini ia berpikir tentang lamanya ia tidak bertemu dengan sahabat terbaiknya saat kecil itu. Seoyeon mengingat masa kecil mereka lalu tertawa sendiri. Donghae bingung melihatnya.
"Ya, gwenchana ?" Tanya Donghae
"Mwo ? Haha... Gwenchaneyo."
"Harusnya kau lebih banyak tertawa seperti ini di sekolah." Kata Donghae menatap Seoyeon tepat di mata dengan ekspresi yang datar
"Hmm ? Maksudmu ?" Kata Seoyeon yang sekarang sudah berhenti tertawa
"Kau tahu, 2 hari ini kau selalu marah-marah. Aku sampai takut melihatmu marah-marah terus. Karena itu kupikir akan lebih baik kalau kau tertawa seperti ini daripada marah-marah."
"Ya, di sekolah kan beda. Aku seorang ketua kelas, kalau aku tidak tegas nanti tidak ada yang mendengarkanku. Tapi aku di sekolah juga sering tertawa bersama ketiga sahabatku kok." Kata Seoyeon membela diri
"Wae ? Kenapa kau melihatku seperti itu ?" Gantian Seoyeon bertanya pada Donghae karena Donghae menatap ke arah Seoyeon
"Ternyata tawamu yang sekarang beda dari tawamu yang dulu." Kata Donghae yang masih menatap Seoyeon tepat di matanya
"Beda apanya ?"
"Ah anhi. Hanya perasaanku saja." Kata Donghae sambil memalingkan wajahnya

Seoyeon melihat Donghae bingung. Sementara Donghae melihat ke sisi ruangan yang lain dan tidak melihat ke arah Seoyeon. Akhirnya, eomma Donghae datang dari dapur membawa nampan dengan tiga gelas berisi teh.
"Lho ? Kenapa kalian diam saja ?" Tanya eomma Donghae meletakkan nampan itu di atas meja dan menaruh gelas teh kedepan Seoyeon, Donghae mengambil sendiri gelas tehnya dan kembali ke sudut ruangan lagi
"Aniyo, Ahjumma." Kata Seoyeon sopan. Sepertinya memang sikap Seoyeon yang sekarang sangat berbeda dari sikapnya di sekolah
"Aah Seoyeon-ssi, Ahjumma kangen sekali padamu dan keluargamu. Bagaimana kabar eomma appa-mu ?"
"Mereka baik-baik saja kok. Appa sedang ada tugas di luar kota, jadi tidak ada di rumah."
"Wah appa-mu itu memang selalu sibuk dari dulu. Tidak heran appa-mu memutuskan untuk pindah ke Seoul, dari Seoul akses kemanapun akan lebih mudah. Ah bagaimana dengan oppa-oppamu itu ? Masih suka menjahilimu seperti dulu ?"
"Ooh Jonghwa dan Jongmin-oppa ? Mereka sudah mau lulus kuliah. Ah itu sudah pasti, mereka tidak berubah, selalu saja menjahiliku."
"Hahaha... Itu namanya mereka sayang padamu, Seoyeon." Kata eomma Donghae lembut
"Anhi. Itu karena mereka iseng saja padaku."
"Oh iya, appa-nya Donghae dimana ? Apa masih kerja ?" Tanya Seoyeon

Eomma Donghae langsung diam. Ia menunduk dan ekspresinya berubah menjadi sedih. Donghae menundukkan kepalanya juga.
"Mianhae, ahjussi sudah tidak ada..."

Perasaan bersalah Seoyeon langsung menjalar di hatinya. Seoyeon baru tahu kalau appa Donghae sudah tiada. Langsung saja Seoyeon melihat ke arah Donghae seolah mengatakan 'kenapa kau tidak menceritakannya padaku ?' Dengan tatapannya.
"Ahjumma, jeongmal mianhae." Kata Seoyeon dengan suara yang pelan sekali
"Gwenchaneyo, Seoyeon-ssi."

Tiba-tiba telepon rumah berdering. Eomma Donghae langsung berdiri dan berjalan menuju telepon rumah yang ada di atas meja di sudut ruangan.
"Yoboseyo ?"
"Ah begitu. Baiklah aku akan kesana sekarang." Kata eomma Donghae lalu menutup gagang telepon
"Waah sayang sekali, Seoyeon, Ahjumma tidak bisa menemanimu lebih lama. Ahjumma harus pergi ke rumah sakit, teman Ahjumma ada yang sakit. Mianhae" Kata eomma Donghae masih dengan ekspresi sedih
"Ne, gwenchaneyo, Ahjumma. Aku bisa kesini lagi lain waktu."
"Anhi anhi, lain kali Ahjumma yang kerumahmu, ne ? Beritahu saja alamatmu nanti. Ara ?"
"Oh ne. Arasseoyo." Kata Seoyeon mengangguk-anggukkan kepalanya dan tersenyum

Eomma Donghae lalu masuk ke dalam sebuah ruangan, sepertinya kamarnya. Tidak lama eomma Donghae sudah keluar dengan pakaian rapi dan tas yang menggantung di tangannya. Eomma Donghae lalu berjalan menuju Seoyeon dan mencium kepala bagian atas Seoyeon lembut. Mata Donghae langsung terbelalak.
"Seoyeon-ssi, kita ketemu lagi nanti ya. Sampaikan salamku pada eomma appa serta oppa-oppamu." Kata eomma Donghae sambil tersenyum
"Ne. Hati-hati, Ahjumma."

Eomma Donghae akhirnya pergi. Tinggallah Donghae dan Seoyeon diruangan itu. Mata Donghae masih terbelalak melihat eomma-nya mencium kepala Seoyeon. Seoyeon berbalik dan melihat Donghae.
"Waeyo ?" Tanya Seoyeon
"Ya ! Eomma-ku belum pernah mencium kepalaku seperti tadi." Kata Donghae sambil menunjukkan jari telunjuknya ke arah Seoyeon
"Mwo ? Ah mianhae, Donghae-ya. Aku juga tidak tahu kalau eomma-mu akan mencium kepalaku seperti tadi. Katakan saja itu ciuman melepas kangen, oke ?" Kata Seoyeon santai

Donghae diam. Berpikir sejenak, entah apa yang dipikirkannya. Lalu ia menggelengkan kepalanya. Seoyeon bingung melihat temannya itu. Lalu tiba-tiba ada seorang anak laki-laki melintasi ruangan tempat Donghae dan Seoyeon. Anak laki-laki itu mengusap matanya. Sepertinya anak itu baru bangun tidur. Seoyeon bingung melihat anak kecil itu, karena ia belum pernah melihatnya sebelumnya. Anak laki-laki itu berkulit putih seperti Donghae dan perawakannya pun mirip Donghae. Lalu anak itu mendekati Donghae dan jatuh di pelukan Donghae.
"Dongsu, kau sudah bangun ?" Tanya Donghae
"Mmm... Ne..." kata anak kecil itu
"Hyung kapan pulang kesini ?" Tanya anak laki-laki itu dengan suara anak kecil yang membuat Seoyeon gemas mendengarnya
"Sekitar 1 jam yang lalu. Hyung kangen padamu Dongsu." Kata Donghae yang memeluk erat Dongsu lalu menggoyang-goyangkannya
"Donghae-ssi, itu siapa ?" Tanya Seoyeon mencoba mengamati anak kecil yang memejamkan matanya di pelukan Donghae
"Aah ini dongsaeng-ku. Namanya Dongsu. Umurnya 5 tahun sekarang. Oh iya dia lahir saat kau sudah ada di Seoul. Makanya kau tidak tahu." Kata Donghae yang sekarang menepuk-nepuk punggung Dongsu pelan
"Dongsaeng-mu ? Pantas saja wajahnya mirip denganmu."
"Sama-sama ganteng kan ?" Tanya Donghae dengan senyum lebar
"Aish kau narsis sekali. Dongsu-ssi annyeong." Kata Seoyeon yang melambaikan tangannya pada Dongsu

Dongsu diam saja. Dia melihat ke arah Seoyeon dan memperhatikan Seoyeon yang sedang melambai ke arahnya. Beberapa detik kemudian, dia memutar kepalanya dan menghadapkan kepalanya ke dada Donghae.
"Ooh dia memalingkan wajahnya." Kata Seoyeon dengan ekspresi sedih
"Ah kau malu ya ?" Kata Donghae

Donghae mengangkat tubuh Dongsu lalu menggendongnya ke tempat Seoyeon. Donghae meletakkan tubuh Dongsu di pelukan Seoyeon. Seoyeon pun menerima Dongsu di pangkuannya. Dongsu tidak bergeming, malahan dia meneruskan tidur siangnya di pelukan Seoyeon.
"Loh ? Dia tidur lagi. Hahaha..." Kata Seoyeon
"Itu artinya dia menerimamu." Kata Donghae dengan senyumnya
"Mwo ? Bagaimana kau bisa tahu ?"
"Dongsu itu cepat nyaman dengan orang lain. Kalau dia hanya diam saja jika ada di pelukan orang lain, itu tandanya dia menerima orang itu dan menganggap orang itu baik. Tapi kalau dia langsung minta dilepaskan, berarti dia tidak suka dengan orang itu. Lihat kan dia memperhatikanmu sebelumnya. Itulah saat dia menilai orang lain."
"Ooh begitukah, Dongsu-ssi ? Kau cerdas sekali." Kata Seoyeon mengusap kepala Dongsu pelan

Donghae hanya memperhatikan adik laki-laki nya yang sekarang tidur pulas di pelukan Seoyeon. Sementara Seoyeon memperhatikan wajah Dongsu yang sangat tenang.
"Kau mirip sekali dengannya saat kau kecil." Bisik Seoyeon pada Donghae
"Aah dia yang mirip denganku tau. Aku kan lahir duluan."
"Ah itu juga aku tahu."
"Seoyeon-ah, kapan pulang ? Sudah mulai larut loh."
"Kalau kita pulang, Dongsu bagaimana ? Tidak ada yang menjaganya dirumah."
"Ah iya benar. Kalau begitu kita tunggu eomma-ku pulang."
"Ne..."

Donghae dan Seoyeon sama-sama memperhatikan Dongsu yang tidur. Donghae merasa rumahnya terlalu sepi, akhirnya ia menyalakan tv dan mencari channel yang bagus. Tiba-tiba Dongsu bangun dan mengatakan kalau dia lapar.
"Ah kau lapar Dongsu ? Aku juga lapar." Kata Donghae menepuk-nepuk perutnya
"Dirumahmu ada makanan tidak ?" Tanya Seoyeon yang masih memeluk Dongsu
"Sebentar aku lihat ke dapur." Donghae langsung pergi ke dapur, "Ya, eomma belum masak. Hanya ada ramyun. Kau mau ramyun Dongsu ?"
"Ne... Aku lapaar..." Kata Dongsu dengan nada manja lalu kembali ke alam mimpinya lagi
"Arasseo, sebentar ya Dongsu. Hyung buatkan."
"Donghae-ssi, aku saja yang buatkan." Kata Seoyeon
"Tidak apa-apa. Dongsu kan sedang nyaman denganmu. Seoyeon-ah, kau mau tidak ?"
"Mmm... Sepertinya tidak. Aku tidak lapar."
"Aish kau ini jarang makan ya ?" Kata Donghae
"Hmm... Tidak jarang tapi tidak sering juga." Kata Seoyeon santai
"Tahu tidak ? Kau itu kurus, makanlah yang banyak. Hanya tulangmu saja yang besar sehingga kau tidak terlihat kurus. Kalau tulangmu kecil juga pasti kau terlihat seperti kerangka hidup. Hahaha..."
"Ya ! Kau meledekku !"
"Anhi anhi. Mian hahaha..."
"Aish kau ini." Keluh Seoyeon

Akhirnya Donghae hanya memasak ramyun untuk Dongsu dan dirinya. Seoyeon tetap menolak untuk dibuatkan ramyun. Setelah ramyun jadi, Seoyeon membangunkan Dongsu, dan Dongsu pun bangun. Donghae mengambil mangkuk ramyun Dongsu dan mulai menyuapi Dongsu. Setelah Dongsu melahap suapan Donghae, Donghae lalu melahap ramyun yang ada di mangkuknya.
"Ah kau ribet sekali. Sini biar aku yang menyuapi Dongsu. Dongsu-ssi, Noona suapkan ramyun untukmu ya ?"

Dongsu mengangguk-anggukkan kepalanya. Seoyeon meraih mangkuk Dongsu dari tangan Donghae dan mulai menyuapi Dongsu. Sementara Donghae melahap ramyunnya dengan cepat.
"Donghae-ssi..." Panggil Seoyeon
"Mwo ?"
"Kenapa kau tidak cerita tentang appa-mu."
"Aku tidak ingin kau sedih."
"Tapi cepat atau lambat aku juga pasti akan tahu kan ?"
"Ne... Mianhae..."

Seoyeon mendecak kesal. Tiba-tiba eomma Donghae pulang.
"Lho kalian masih disini ?
"Ne, Eomma. Seoyeon bilang untuk menunggu Eomma sampai kembali. Dongsu kan sendirian dirumah, jadi ia memutuskan untuk menunggu Eomma pulang."
"Geurae ? Ah Seoyeon-ssi kau memang anak baik. Jeongmal gomawo. Ah ini sudah mulai malam loh sebaiknya kau pulang sekarang." Kata Eomma Donghae sambil mengangkat Dongsu dari pelukan Seoyeon
"Ah ne, Ahjumma."

Seoyeon dan Donghae langsung berdiri. Mereka membungkukkan badannya pada eomma Donghae lalu berjalan keluar dari ruangan itu. Eomma Donghae mengikuti sampai pintu sementara Donghae dan Seoyeon sudah berada di gerbang. Mereka berbalik dan menunduk sekali lagi setelah itu menutup gerbang. Donghae mengantarkan Seoyeon pulang kerumahnya.
"Ini rumahmu ?? Harusnya kemarin aku mengantarkanmu. Dorm-ku dan Super Junior ada di dekat sini. Hanya beberapa blok dari sini."
"Ooh begitukah ? Harusnya kau yang antarkan aku sebagai bentuk rasa bersalahmu yang merepotkanku."
"Ah mianhae, Seoyeon-ah. Jangan galak begitu padaku, mereka begitu kan bukan keinginanku juga. Kau masih merasa terganggu ? Kalau begitu besok aku akan melakukan sesuatu pada mereka."
"Baguslah kalau begitu."
"Geurigo, aku pulang ya. Jungsoo-hyung pasti akan marah kalau aku pulang lebih malam lagi."
"Tidak mampir ?"
"Anhi. Lain kali saja, ara ?"
"Arasseo. Gomawoyo, Donghae-ssi."

Donghae berbalik lalu berjalan dengan style-nya dan mengacungkan jempolnya ke arah Seoyeon. Seoyeon melihat itu dan tersenyum kecil. Lalu Seoyeon masuk ke dalam rumahnya.