Selasa, 07 Agustus 2012

CHOICES


Yak balik lagi dengan author adhweet.. maaf yaa lama nggak posting, author benerbener bingung mau nulis apa di blog. Bahkan ff yang elf4 diaries pun terbengkalai. Author janji bakalan nyelesaiin cerita yang itu kok. Tapi sementara enjoy dulu ya ff baru author. Berhubung author lagi diracuni exo sama temen author, jadilah ini ff perdana yang cast nya anak exo k. Sebenernya ini ff ada hubungannya dengan ff temennya author di sini ( aweirdfanfic.wordpress.com ) , bisa dibilang sih ini cerita lain dari ff exo nya temen author hehe… yaudahlah langsung aja baca ff nya.. maaf ya kalo ceritanya gak nyambung atau aneh atau kurang bagus, namanya juga masih belajar hehe.. jangan lupa comment :D thanks
----------------------------------------------------------

Sebenarnya aku punya banyak pilihan

Tetapi hanya satu yang selalu kulihat

Dari dulu

Sampai sekarang

"Hubungan ini tidak akan berhasil, Yeon-ah. Aku tidak ingin terus begini, dan aku tidak ingin hubungan kita menggantung terus. Lebih baik kita sudahi saja semua ini."

***
Park Seoyeon's POV

Aku sadar dari lamunanku. Sial ! Nan paboya ! Kenapa di saat seperti ini aku malah ingat kata-kata itu ??!
"Yeon-ah, wae ?" Tanya yeoja di sebelahku
"Nan gwaenchana." Balasku sambil tersenyum

Yeoja sebelahku itu namanya Lee Senri yang menjadi teman sebangkuku saat ini dan juga teman baikku dari SMP. Ah ya, namaku Park Seoyeon. Sekarang kami ini sudah resmi menjadi siswi kelas 2 SMA sejak satu minggu yang lalu. Bisa dibilang dia itu tempat curhatku yang paling setia sampai sekarang. Yah mungkin kami sama-sama saling mengerti juga sehingga kami jadi sedekat ini. Tapi sebenarnya kami ini kadang-kadang suka ribut tentang masalah hal kecil.
"Kau melamun lagi ? Ya, perhatikan Park Seonsaengnim. Atau kau mau menyanyikan mars sekolah kita di depan kelas huh ?" Kata Senri dengan suara yang pelan sekali, bahkan mungkin hanya telinga yang berjarak 5 cm dari mulutnya yang bisa mendengarnya
"Aaish kau sendiri tahu kan aku ini malas berurusan dengan pelajaran sejarah. Dan lihat, Park Seonsaengnim dari tadi bahkan tidak memperhatikan murid."

Kriiiiiiiinnnnnggggggg~

Bel pergantian jam berbunyi. Sekarang adalah waktunya untuk belajar kimia, salah satu pelajaran kesukaanku saat aku masih kelas 1. Dan seonsaengnim yang akan mengajar kimia ini adalah Jung Yunho atau Jung Seonsaengnim yang menjadi wali kelasku sendiri. Dan wali kelasku itu biasanya akan berceramah panjang lebar selama kurang lebih 20 menit dulu sebelum mulai belajar. Yah setidaknya ini yang kudengar dari para sunbae yang pernah menjadi murid didiknya. Dan lagi....... yeoja di sebelahku ini pasti akan bereaksi.
"S-Se-Seoyeon-ah....."

Aku menengok ke arah Senri. Apa kubilang ? Wajahnya memerah dan dia menjadi tersenyum sangaaat lebar. Senri itu memang cukup menyukai Jung Seonsaengnim, mengingat wajahnya yang tampan, perawakan yang bagus dan usianya yang masih muda juga. Sebetulnya aku juga suka ah anhi aku hanya cukup kagum saja pada seonsaengnimku yang satu ini. Aku bingung kenapa namja seperti ini mau-maunya menjadi guru kimia dibandingkan menjadi salah satu member dari sebuah boyband ? (Author : terus Leadernya DBSK itu siapa ?)
"Yeon-ah ! Seonsaengnim hari ini menata rambutnya ! Waaa..." Kata Senri
"Senri-ah, kau ini selalu saja Jung Seonsaengnim ckck."
"Ya ! Kau sendiri sebenarnya juga suka kan ? Huh ? Aku benar kan ?"
"Ya tapi kan tidak separah kau." Tukasku sambil memeletkan lidahku

Pintu kelas terbuka, masuklah Jung Seonsaengnim dengan sepatu pantofel hitam berkilatnya yang entah mengapa mengingatkanku pada kepala botak seonsaengnimku yang juga berkilau saat aku masih SMP. Jung Seonsaengnim menaruh tasnya diatas meja lalu berdeham cukup keras.
"Annyeong haseyo, Seonsaengnim !" Sapa kami sekelas
"Annyeong haseyo. Wah kalian semangat hari ini ? Atau kalian belum mendengar dari kelas lain ?"
"Mwo ? Berita apa, Seonsaengnim ?" Tanya Kai, teman sekelasku juga yang pintar dance
"Aah ternyata kalian belum tahu ya. Hari ini pasangan teman duduk akan diganti. Geurigo... Say goodbye pada teman sebangku kalian." Kata Jung Seonsaengnim dengan wajah dan suara yang cukup aneh
"ANDWAEEEEE..." Seru kami sekelas
"Ya, itu sudah diputuskan. Kelas lain sudah diubah tempat duduknya, dan kelas kalianlah yang terakhir. Dan aku akan memulai pemindahan sekarang juga."
"Senri-ah ! Ottokhae ?? Ya ! Aku tidak mau dipisahkan darimu ! Bagaimana kalau nilaiku turun lagi ? Kau itu kan penyemangat belajarku. Eommaaaa kenapa dunia ini jahat ?" Seruku dengan nada mendramatisir
"Seoyeon-ah ! Kau berlebihan ah ! Lagipula kalau nilaimu turun lagi, memang itu salahku ? Aaaaish kau ini." Kata Senri
"Ya kalian berdua ! Aigoo Lee Senri-ssi, Park Seoyeon-ssi sepertinya pemindahan kali ini dimulai dari kalian." Ucap Jung Seonsaengnim
"Andwae ! Aah jebal, Seonsaengnim. Nilaiku bisa turun kalau yeoja ini tidak dekat denganku." Pintaku
"Haah kalian berdua ini kan dulu sekelas, satu tempat duduk pula, masa sekarang mau satu tempat duduk lagi ? Memang tidak bosan ?"
"Anhi, Seonsaengnim !" Jawabku dan Senri secara kompak, sudah kubilang kan kami punya kontak batin yang cukup kuat ?
"Aigoo kalian ini.. Pokoknya aku tidak mau tahu. Aah kalau begitu, Oh Sehun-ssi ?"
"Ne, Seonsaengnim ?" Ucap Sehun, salah satu teman sekelasku yang duduk tepat di barisan sebelahku, yang pada kenyataannya kami belum sempat saling berkenalan sampai sekarang
"Sehun-ssi, kau pindah tempat duduk. Kamu duduk di sebelah Park Seoyeon-ssi, sementara Lee Senri-ssi duduk di sebelah Kim Jongin-ssi."
"Mwo ? Aaah jebaaaal, Seonsaengnim." Ucapku dengan nada memelas
"Mwo ? Sudah beruntung aku hanya menukar tempat duduk kalian. Memang kau tidak sadar, Seoyeon-ssi ?" Kata Jung Seonsaengnim

Aku menengok ke arah Senri yang masih ada di tempatnya di sebelah kiriku lalu menengok ke arah Sehun yang ada di sebelah kananku. Ah, paboya ! Intinya Senri kan masih ada di sebelahku kkkk.
"Aaah emm.. Ne, Seonsaengnim." Kataku malu
"Yasudah kalian cepat bertukar. Aku akan menukar tempat duduk yang lain. Jangan banyak membantah, ini dilakukan supaya kalian semakin fokus belajar !"

Detik berikutnya aku tidak memperhatikan lagi apa yang Jung Seonsaengnim katakan. Sementara aku hanya memandangi sahabatku yang beranjak dengan tasnya dan bertukar dengan Sehun. Aah namja itu sekarang sudah menaruh tasnya di meja sebelahku dan sekarang tersenyum padaku. Aku membalas senyumannya lalu memalingkan wajahku dengan wajah memelas ke tempat Senri yang sekarang sudah duduk.
"Apa kau lihat-lihat ? Aah ternyata melihat sisi kananmu itu lebih enak daripada melihat sisi kirimu ya.Hahaha." Kata Senri saat melihat ekspresi aneh di wajahku
"Ya, memang apa bedanya ???"
"Ya tentu beda ! Aku sudah lelah melihat sisi kirimu. Haha jadi sekarang aku bisa melihat sesuatu yang baru !"

Yeoja ini.... Aaaah apapun yang dikatakannya lah.

***
Author's POV

Jam istirahat...

Seoyeon menenggelamkan wajahnya di meja begitu bel istirahat berbunyi. Pasalnya kelas Seoyeon baru saja melalui pretest yang diadakan oleh Jung Seonsaengnim, dan nilai mereka harus bagus kalau tidak hukumannya adalah membersihkan bekas permen karet yang ada di sekolah. Tentu saja mana ada murid yang sudi melakukan tugas semacam itu, merusak reputasi diri saja.
"G-gwaenchana, Seoyeon-ssi ?" Tanya Sehun hati-hati
Seoyeon mengangkat kepalanya, "Mwo ? Aaah nan gwaenchaneyo. Ah matta ! Park Seoyeon imnida. Bangapseumnida."
"N-ne, Oh Sehun imnida." Kata Sehun sambil menganggukkan kepalanya
"Padahal sudah satu minggu lebih kita sekelas, tapi baru kali ini kita berkenalan secara langsung. Mianhamnida." Kata Seoyeon
"G-gwaenchaneyo. Aku juga minta maaf. Aah, Seoyeon-ssi tidak makan ?"
"Ooh ne, aku membawa bekal dari rumah kok. Sehun-ssi ?"
"Aku tidak dibawakan bekal. Hehe jadi aku ke kantin saja deh."
"Ah arasseo."

Setelah Sehun menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu, ia langsung menghampiri Jongin atau yang biasa dipanggil Kai dan lalu keluar dari kelas. Dan ternyata Lee Senri masih duduk dengan tenang di sebelah Seoyeon.
"Neo ! Kok masih disini ?" Tanya Seoyeon pada Senri dengan ekspresi terkejut
"Ya, aku ini kan mau makan bekalku, kenapa kau malah tanya kenapa aku masih disini ? Aah dwaesseo, mana bekalmu ? Kau tidak makan ?"
"Ya tentu saja aku makan."
"Kalian mau makan bekal ? Aku boleh ikutan ?" Tanya seorang yeoja yang duduk di depan Senri
"Mwo ? Ah geureumyo ! Ya Youngra-ssi, kau seperti orang asing saja." Kata Seoyeon
"Hihi mianhae, habis dari tadi sepertinya kalian asyik berdua. Aku kan jadi tidak enak."

Senri dan Seoyeon spontan langsung saling menatap.
"MWOOOOO ?!!!!" Seru mereka berdua berbarengan (lagi)

***
Park Seoyeon's POV

Sepulang sekolah...

"Aigoo hari melelahkan lainnya telah usai." Kataku sambil merentangkan tanganku ke samping
"Kau ini jangan begitu dong, mengganggu yang lain jalan tau." Kata Senri
"Eh eh, Senri-ah."
"Mwo ?" Balas Senri singkat
"Itu bukannya sunbae kita ? Ah kalau aku tidak salah, Chen-sunbaenim ya ? Ehh atau Jongdae-sunbaenim ?"
"Pabo ! Apa bedanya Chen dengan Jongdae huh ?"
"Ahahaha mianhae. Otakku mulai eror lagi. Ah iya itulah pokoknya, ah tapi Chen-sunbaenim itu bersama siapa ? Eh eh seorang yeoja loh !" Kataku heboh
"Itu kan bukan urusanku, Yeon-ah. Memangnya kenapa kalau seorang yeoja ? Kau cemburu ?"
"Anhiyo ! Heeeiisssh memang sejak kapan aku mulai jadi salah satu fansnya. Kau ini benar-benar deh. Sepertinya yeoja itu... Aku kenal deh. Aish dimana sih kacamataku ?" Ucapku sambil merogoh tas punggungku
"Ya ! Itu kan Yoonrin-sunbaenim !!!" Seru Senri melebihi kehebohanku tadi
"Mworago ? Yoonrin-sunbaenim ? Wuaaaah mereka jadian ? Akhirnyaaaaa~" kataku dengan nada ikhlas yang dilebih-lebihkan
"Mollaseo. Ya mungkin saja sih. Dari dulu kan Yoonrin-sunbaenim itu memang selalu curhat tentang Chen-sunbaenim pada kita di klub fotografi."
"Ne. Aah aku jadi ikut bahagia kalau begitu hehehe. Tuhkan lihat ! Mereka gandengan tangan lho ! Akhirnya sunbae kita satu itu bisa melupakan mantannya dan beralih ke Chen-sunbae."
"Tapi pertanyaanku, kapan kau bisa berhenti curhat tentang Sungmin padaku huh ? Tuh lihat Yoonrin-sunbae saja bisa melupakan mantannya kan !"
"Itu masalah lain, Senri-ah. Wah,  Oppa-ku sudah datang ! Senri-ah aku duluan ya ! Hati-hati di jalan, ne ? Jangan sampai tersesat arasseo !" Kataku sambil berlari meninggalkan Senri, Oppaku itu kadang tidak suka menunggu

***
Senri's POV

"Masalah lain apanya huh ? Sudah jelas si Seoyeon itu harus meniru Yoonrin-sunbaenim. Kau hanya beralasan saja, Yeon-ah." Ucapku saat Seoyeon sudah naik mobil oppanya

Ya begitulah Seoyeon itu. Sudah berkali-kali dia curhat padaku tentang namja yang sama, namja yang bernama Lee Sungmin itu. Namja yang menurutku adalah namja yang tidak baik, apalagi untuk Seoyeon, karena dia sering berganti-ganti yeojachingu. Dan tidak hanya Seoyeon saja, beberapa chingu-ku juga terjatuh dalam rayuan si Sungmin itu. Haaah dan buruknya lagi aku, Seoyeon dan Sungmin itu harus sekelas tahun ini. Seoyeon-ah lupakan saja dia, arasseo !
"M-mianhamnida." Sebuah suara mengejutkanku dari pikiranku
"Ah ne ? Aah Sehun-ssi ? Wae ?"
"Aku tadi secara tidak sengaja mendengar obrolanmu dengan Seoyeon-ssi. Aku cuma ingin tahu, memang dulu pernah terjadi sesuatu antara Seoyeon-ssi dengan Sungmin-ssi ?"
"Mwo ? Aaah itu.. Ne, dulu mereka pernah pacaran, tapi sudah lama."
"Aah begitu. Hehe aku hanya penasaran saja. Kamsahamnida, Senri-ssi. Aku pulang dulu." Kata Sehun sopan
"Ne. Hati-hati di jalan." Ucapku

Wait ! Seingatku sih ya, tadi Seoyeon bilang dia baru berkenalan dengan Sehun hari ini. Tapi kenapa Sehun tadi perhatian begitu pada Seoyeon ? Sehun itu namja baik-baik kan ? Yaah dari persepsiku sih dia namja yang cukup baik. Ah ! Entah Kyuhyun ada dimana, tiba-tiba muncul pemikiran evil di kepalaku. Kalau Sehun dan Seoyeon saling dekat, bukankah itu bagus eh ?

***
Seoyeon's POV

"Wasseo !!! Aaah Oppa, neomu baegopa !" Rengekku begitu aku duduk di sofa
"Yeon-ah ! Kenapa tidak bilang dari tadi sih ? Kan kita bisa beli makanan."
"Aish, Oppa tidak masak memangnya ?"
"Kau mau aku masak eh ? Hahaha kujamin kau sakit perut."
"Tidak jadi ah, lebih baik aku buat chajangmyun instan saja deh." Kataku sambil beranjak dari sofa dan menuju dapur
"Yeon-ah ! Kita beli makanan saja ! Suho-hyung dan Baekhyun mau kesini !"
"Mwoooo ??? Suho-oppa dan Baekhyun-oppa ??? Aish kenapa tidak bilang ! Kajja !" Kataku sambil menarik lengan oppa-ku satu-satunya itu

Oppaku itu namanya Chanyeol, Park Chanyeol lengkapnya. Umurnya hanya 2 tahun di atasku. Tingginya melebihi rata-rata, wajahnya imut-imut namun suaranya berat seperti seorang ahjussi. Dan kami hanya tinggal berdua di apartemen kami, mengingat appaku yang bekerja di luar Korea dan eommaku yang tidak ingin pisah dari appaku. Tadinya aku dan Chanyeol-oppa mau diajak keluar negeri juga, tapi Chanyeol-oppa menolak karena tidak ingin berpisah dari teman-temannya. Aku tadinya mau dibawa meninggalkan oppaku itu namun saat itu entah virus apa yang merasukiku aku mengatakan aku ingin bersama Chanyeol-oppa. Ah mungkin Happy Virus nya itu sudah menguasai otakku. Ah ya ! Aku jadi target utama para chinguku yang ingin dekat dengan oppa-ku itu. Namun sayang sekali, oppaku itu sudah memiliki yeojachingu ^^
"Yeon-ah, enaknya makan apa ?" Tanya Chanyeol-oppa
"Dari tadi aku ingin makan jajangmyun, Oppaaaa." Kataku manja
"Aish jangan jajangmyun ! Oho ! Apa mau beli ddukbeoki saja ?" Kata Chanyeol-oppa sambil menyetir mobil
"Wae ? Memang kenapa sih dengan jajangmyun ?"
"Anhiyo. Aku hanya lagi ingin makan ddukbeoki saja. Lagipula Suho-hyung pasti suka kalau dibelikan ddukbeoki. Otte ?"
"Yaah terserah Oppa sajalah. Yang penting aku makan."

Beberapa saat selanjutnya aku turun dari mobil dan membeli ddukbeoki lalu kembali lagi ke mobil. Saat aku naik mobil, aku melihat Chanyeol-oppa dengan wajah anehku.
"Wae ? Kenapa kau melihat Oppa seperti itu ?" Tanya Chanyeol-oppa
"Oppa ! Kau ini kenapa sih rambutmu seperti itu ?" Ujarku sambil mencoba merapikan rambut oppaku yang cukup atau bisa dikatakan sangat berantakan itu, "kau tahu, aku lebih suka rambutmu yang hitam itu. Kau ini aaish."
"Ya ! Geumanhae ! Aah Yeon-ah ! Kau tidak mengerti style huh ? Ini style-ku tahu. Lagian kan biar tampangku cocok seperti seorang rapper yow." Kata Chanyeol-oppa dengan suara beratnya itu
"Ya tapi kan tidak harus seberantakan ini kan ? Lihat itu Suho-oppa dan Baekhyun-oppa saja rapi kan ? Apalagi Dio-oppa juga ! Ah ya, Dio-oppa tidak datang ?"
"D.O sedang sibuk dengan tugas kuliahnya. Dia itu kan anak rajin, Yeon-ah."
"Ne, tidak seperti Oppaku yang satu ini."
Chanyeol-oppa menengok ke arahku dan mengacak-acak rambutku semaunya, "Ya ! Neo ! Nappeun yeodongsaeng. Aku kan sedang bebas dari tugas, Yeon-ah."
"OPPA ! Aish kau ini sampai kapan sih seperti ini ? Kajja kita pulang. Tidakkah Suho-oppa dan Baekhyun-oppa menunggu lama ?"

Chanyeol-oppa tidak membalas kata-kataku dan langsung saja menjalankan mobilnya. Setelah beberapa menit kami sampai di apartemen kami dan berjalan menuju tempat tinggal kami. Begitu sampai di depan pintu, Suho-oppa dan Baekhyun-oppa sudah menunggu di depan pintu.
"Annyeong haseyo. Oppa sudah menunggu lama ? Aah mianhamnida." Kataku
"Seoyeon-ah ! Waah kau beli apa ? Ini untukku kan ? Waah kau sebegitu kangennya padaku ya. Aku juga kangen padamu kok, Yeon-ah !" Seru Baekhyun-oppa
"Oppaaaaa aigoo." Kataku sambil sedikit merengek
"Aish kalian ini. Ayolah kita masuk ke dalam. Dingin nih." Kata Suho-oppa

Akhirnya kami semua masuk ke dalam apartemenku dan Chanyeol-oppa yang hangat. Aku menuangkan ddukbeoki yang kami beli tadi ke mangkuk besar supaya bisa kami makan nanti. Lalu aku duduk di sofa, di sebelah Suho-oppa, sambil melihat tingkah Chanyeol-oppa dan Baekhyun-oppa yang menari aneh di depan tv.
"Dua oppa-mu itu tidak pernah berubah ya. Selalu saja seperti ini." Kata Suho-oppa padaku
"Ne, dan Suho-oppa juga tidak berubah." Kataku sambil menunjukkan senyumku padanya
"Ya ! Suho-hyung, jangan dekati Seoyeon-ku dong. Yeon-ah, sini menari sama Oppa !" Kata Baekhyun-oppa
"Shireo !"
"Bacon-ya, kau ini mau sampai kapan sih menggoda yeodongsaengku ? Sudah ditolak berkali-kali tetap saja kau seperti ini." Kata Chanyeol-oppa
"Mwo ? Chanyeollie, Seoyeon itu tidak menolakku tau."
"Yaa kau ini tidak mau menyerah atau bagaimana ? Lihat tuh, dongsaengku itu sudah jelas lebih memilih aku." Kata Chanyeol-oppa
"Kau itu hanya oppa-nya, Chanyeol-ah. Seoyeon itu pasti lebih memilih aku. Iya kan, Yeon-ah ?" Kata Suho-oppa sambil tersenyum padaku
"Suho-hyung, bisa-bisanya kau ini malah ikut memperebutkan dongsaengku ini. Ya, Yeon-ah, sekarang siapa yang kau pilih ?" Kata Baekhyun-oppa

Aish ketiga oppa ini memang selalu saja begitu. Setiap kami berempat berkumpul bersama selalu saja masalah seperti ini muncul. Antara aku harus memilih Chanyeol-oppa, Baekhyun-oppa atau Suho-oppa. Ya ! Bagaimana aku harus memilih ? Chanyeol-oppa itu sudah jelas oppa-ku satu-satunya. Lalu Baekhyun-oppa, aish bagaimana aku mau memilihnya kalau dia itu tingkahnya tidak berbeda jauh dari Chanyeol-oppa ? Atau Suho-oppa ?
"Kalian mau aku memilih salah satu diantara kalian lagi eh ?" Tanyaku
"Ne ! Pilih satu dari kami betiga. Katakan kau ingin bersama siapa. Aigoo, Yeon-ah, aku tahu kau pasti akan memilihku." Kata Baekhyun-oppa
"Oppa kenapa harus seperti ini setiap kali sih ?" Tanyaku malas
"Ya tentu saja biar aku tahu siapa yang tepat untukmu, yeodongsaengi." Kata Chanyeol-oppa
"Ya kalau begitu aku tidak bisa memilihmu kan, Oppa ? Masa iya sampai tua nanti aku akan bersamamu. Aish yang benar saja."
"Ah iya hahaha... Tapi boleh juga kau memilihku, siapa tahu kau jadi perawan tua kan ?" Kata Chanyeol-oppa sambil memainkan alisnya
"YAAA ! Aku ? Perawan Tua ??? Aish kau ini jahat sekali, Oppa."
"Arasseo arasseo, Seoyeon tidak akan jadi perawan tua kok. Kan ada aku !" Kata Baekhyun-oppa
"Aaaiiiisssshhhh..."
"Yasudah cepat pilih ! Ah ! Atau tidak kau ranking saja ! Siapa yang pertama, kedua dan ketiga." Kata Chanyeol-oppa
"Oke. Pertama Suho-oppa, kedua Baekhyun-oppa dan ketiga Chanyeol-oppa." Kataku cepat tanpa berpikir lama
"Kau memilihku jadi yang nomer satu ??" Tanya Suho-oppa
"MWOO ?? Yeon-ah kenapa aku yang kedua ???"
"Yeon-ah ! Aku ini kan oppa-mu, bagaimana bisa aku kalah dari hyung yang satu ini ?"
"Karena Baekhyun-oppa itu kelakuannya sama saja dengan Chanyeol-oppa. Kalau Chanyeol-oppa, aku tidak mau jadi perawan tua tahu ! Kalau Suho-oppa, aish Chanyeol-oppa kau tahu sendiri kan ???"
"Mwo ? Tahu apa ?" Tanya Chanyeol-oppa pura-pura tidak tahu
"Yang itu...."
"AHH ! Iya benar ! Yang kau bilang Suho-oppa itu tipe idealmu, aku benar kan ???" Kata Chanyeol-oppa dengan suara yang dibesar-besarkan
"OPPAAAAAA !"
"Yeon-ah ? Benarkah itu ? Aish dua tahun yang lalu sampai 3 bulan yang lalu bukankah kau selalu memilihku, Yeon-ah ? Lantas kenapa aku jadi yang kedua sekarang ? Aku tidak terima." Kata Baekhyun-oppa
"Sudah jelas kan ? Akulah yang dipilih Seoyeon." Kata Suho-oppa sambil merangkulku
"Aigoo sudahlah. Kenapa sih dari dulu permainan kalian selalu seperti ini ?" Kataku
"Suho-hyung, aish jangan rangkul dia seperti itu." Kata Baekhyun-oppa sambil melepaskan tangan Suho-oppa yang ada di bahuku lalu berjongkok di depanku, "Lihat saja, Yeon-ah aku pasti akan jadi yang nomor satu untukmu, mengalahkan hyung yang satu itu." Kata Baekhyun-oppa sambil melirik pada Suho-oppa
"Baiklaaaah ayo sekarang kita menari lagi, Bacon-ah !" Kata Chanyeol-oppa
"Kali ini aku akan menyanyi juga, Chanyeollie ! Biar kupamerkan suara indahku pada Seoyeonnie."
"Aigoo tidak usah pamer, Baekhyun-oppa. Suaramu itu memang sudah bagus. Aku mengakuinya kok." Kataku
"Jinjja ? Wuahaha Chanyeol-ah ! Yeodongsaengmu memujiku hahaha."
"Ayo rayakan dengan menyanyi ! Yeah ! Yow !" Kata Chanyeol-oppa sambil melakukan dance anehnya
"Seoyeon-ah, kau tidak ada pr ?" Tanya Suho-oppa
"Anhiyo. Kan baru saja masuk. Jadi masih bebas PR hehehe."
"Aah kukira kau sudah punya PR."
"Oppa tidak ikutan menggila bersama mereka ?"
"Aku tidak segila mereka, Yeon-ah hahaha."
"Jinjja ? Setahuku level kegilaan kalian semua sama deh. Aku mau makan dulu ya, Oppa. Kalau mau makan ambil saja di dapur seperti biasa."

Lalu aku bangkit dari sofa dan menuju dapur. Mengambil mangkuk kesayanganku lalu menyendokkan ddukbeoki yang sudah mendingin kedalamnya. Lalu kubawa ke meja makan dan menghabiskannya sendirian. Saat aku kembali lagi ke sofa, Baekhyun-oppa tengah menyanyi lagu ballad berjudul Bittersweet yang membuatku cukup mengantuk mengingat perutku yang sudah kenyang. Lalu tidak lama, aku tertidur di sofa.

***

“Kalau memang itu maumu, yasudah. Aku juga setuju…”
Aku membuka mataku seketika. Kesadaranku masih belum sempurna. Mimpi ? Aish kenapa sih aku jadi sering teringat atau memimpikan saat-saat itu ? Tapi detik kemudian aku sangat terkejut saat kesadaranku sudah penuh dan melihat apa yang ada di depan mataku. Aku lantas membuka mataku lebar-lebar.
“Seoyeon ? Gwaenchana ?” Tanya seorang namja yang wajahnya tidak berada lebih dari 15 cm dari mataku
Aku langsung membangkitkan kepalaku, “Suho-oppa ???”
“Ne. Ah mian.” Suho-oppa lalu menjauhkan wajahnya dari kepalaku, “Err mianhae, ini di kamarmu. Tadi aku yang memindahkanmu dari sofa karena kau tertidur. Lalu aku melihatmu tidur dengan wajah gelisah sekali, bahkan kau meracau tidak jelas makanya aku disini menungguimu. Ah untung saja sekarang kau sudah bangun.”
Aku menatapnya bingung. Padahal aku tidak meminta penjelasan darinya, tapi dia malah menceritakan semuanya. Yah tapi tidak apalah. Tapi tunggu. Tadi katanya aku meracau tidak jelas ? “Oppa, tadi aku meracau apa ?”
“Emm… sesuatu seperti… jangan pergi…yah seperti itulah” kata Suho-oppa dengan wajah sedikit entahlah mungkinkah sedih ?
“Jinjja ?” aku menggigit bibir bawahku, merasa sedikit bersalah padanya
“Ne, oleh karena itu aku tidak berani meninggalkanmu.”
“Baekhyun-oppa dan Chanyeol-oppa dimana ?”
“Mereka masih di depan. Ah, kau lanjutkan tidur lagi saja. Ini sudah malam.” Katanya sambil mendorong pelan kepalaku agar menempel lagi pada bantal dengan tangannya

Aku tidak berkata apa-apa. Hanya menatap kosong ke arah Suho-oppa yang sekarang tersenyum padaku. Beberapa detik kemudian ia bangkit dan mematikan lampu kamarku lalu keluar dari kamarku. Kemudian aku berkelut dalam pikiranku sambil menatap ke arah pintu tempat Suho-oppa menghilang. Kim Joon Myeon. Nama asli dari namja yang lebih tua 3 tahun dariku itu. Namja yang tidak diragukan lagi, seperti yang dikatakan Chanyeol-oppa tadi, adalah namja yang 100% tipe idealku. Ya, itu memang benar kok. Tapi meskipun begitu, aku tidak kunjung menerimanya. Penyebabnya hanya satu, yaitu namja yang namanya bahkan selalu berputar di kepalaku.

*flashback*

Aku menungguinya di taman ini. Aku tahu hari ini pasti semuanya akan menjadi jelas. Setelah sekian lama aku dan dia saling tidak bertatap muka dan hanya mengirim pesan singkat yang tidak berarti. Tidak ada gunanya seperti ini. Hubunganku tidak menggantung ataupun berakhir. Tapi kami seperti dua orang yang saling tidak mengenal. Dan itu dia, namja bernama Lee Sungmin, akhirnya datang dengan wajah lesu saat keempat mata kami saling bertemu.
“Gwaenchana ?” tanyaku saat dia sudah duduk di sebelahku
“Anhi.” Jawabnya singkat
“Aku sangat berat menjalani ini setiap hari. Apa yang harus aku lakukan ? Apa yang sebaiknya kita lakukan ?”
“Aku tidak tahu, Yeon-ah.”
“Apa… apa sebaiknya kita saling berpisah untuk sementara waktu ? Hanya untuk sementara untuk saling memahami perasaan kita masing-masing. Jujur saja aku bingung kalau seperti ini.”
"Hubungan ini tidak akan berhasil, Yeon-ah. Aku tidak ingin terus begini, dan aku tidak ingin hubungan kita menggantung terus. Lebih baik kita sudahi saja semua ini."
“Kalau memang itu maumu, yasudah. Aku juga setuju…”
“Mianhae, Yeon-ah.” Ucapnya dengan wajah tertunduk
“Kau tidak perlu meminta maaf. Aku pergi.”

Aku beranjak dari bangku itu dan berjalan menjauhinya. Aku tidak ingin melihat wajahnya, karena pasti aku terlihat seperti orang bodoh di matanya sekarang. Air mataku menetes dari mataku yang sebelah kanan dan aku menghapusnya. Setelah itu, tidak ada lagi tetesan air mata yang jatuh dari kedua mataku ini.

***
Suho's POV

"Yeon-ah ? Kau tidur ?" Tanyaku sambil menggerakkan pundak sebelah kananku, tempat kepala Seoyeon bersandar

Tidak ada jawaban ataupun respon dari Seoyeon. Kurasa dia benar-benar sudah tidur. "Chanyeol-ah, yeodongsaengmu tertidur nih."
"Jinjja ? Aigoo kenapa dia malah tidur ?" Kata Chanyeol
"Suho-hyung, aish kau curang sekali. Kenapa Seoyeon harus tidur di pundakmu ?" Kata Baekhyun
"Chanyeol-ah, kasihan kalau dia tidur seperti ini. Kau tidak mau memindahkannya ke kamarnya ?" Tanyaku
"Ah kenapa tidak kau saja, Hyung ?" Chanyeol tersenyum lebar padaku
"Aku ? Kau ini kan oppa-nya."
Chanyeol tidak mengatakan apa-apa dan terus tersenyum lebar padaku sambil sesekali mengangkat alisnya, "Arasseo aku pindahkan dia ke kamarnya." Kataku
"Atau kau mau aku yang membawanya, Hyung ?" Tanya Baekhyun
"Anhi. Biar aku saja."

Aku menggendong Seoyeon dibelakangku. Membawanya ke kamar tidurnya yang penuh dengan warna biru lalu menaruhnya diatas tempat tidurnya. Saat aku menarik selimut, aku mendengar dia meracau.
"Andwae... Jebal... Kajima !"
"Lee... Sungmin...". Aku terus memperhatikannya. Ia memejamkan matanya rapat-rapat dan menggerakkan kepalanya ke kanan dan kiri. Joonmyeon ! Sadar ! Kenapa kau malah memperhatikannya ?!
"Seoyeon-ah sadar !" Aku menepuk-nepuk pipinya pelan tapi dia tidak kunjung sadar

Aku berjongkok di sebelahnya dan entah bagaimana aku mendekati wajahnya. Saat sudah cukup dekat, ia membuka matanya. Aku tahu namja bernama Lee Sungmin itu. Namja yang pernah diceritakan oleh Chanyeol padaku. Namja yang pada kenyataannya adalah mantan namjachingu-nya Seoyeon. Aku iri padanya. Ya tentu saja aku iri tapi aku juga membencinya. Yeoja yang seharusnya aku lindungi malah dilindungi orang lain dan parahnya orang lain itu malah menyakitinya. Chanyeol yang memintaku melindungi Seoyeon karena dia bilang dia bisa percaya kalau aku yang melakukannya. Ya tentu saja bagaimana aku bisa menolaknya ? Dan tadi rasanya aku sangat sedih mendengar nama namja itu disebut. Aish apa Seoyeon tidak bisa menyebut namaku saja dibandingkan nama namja itu ?!
Saat aku menutup pintu kamar Seoyeon, Baekhyun sedang tiduran di sofa sementara Chanyeol berjongkok di sebelahnya. Sepertinya aku ingat. Ya ! Bukannya ini posisiku dengan Seoyeon tadi ? Aish pasti mereka mau mengerjaiku !
“Ah, kau lanjutkan tidur lagi saja. Ini sudah malam.” kata Chanyeol sambil mendorong kepala Baekhyun agar menempel pada sofa dengan tangannya
“YAAA !!!!!”


***
Author’s POV

“Pagi, Senri-ah !” sapa Seoyeon begitu turun dari mobil oppanya lalu beranjak menuju tempat Senri berada
“Seoyeon-ah ! Ingat yaa, nanti aku tidak bisa menjemputmu. Jadi kau pulang sendiri, tidak apa-apa kan ?” kata Chanyeol dari dalam mobil
“Ne ! Aku bisa naik bus nanti, Oppa. Oppa cepat pergi ! Ini sudah jam 7 ! Jangan sampai terlambat lagi ! Ah iya jangan ngebut !”
“Iyaaa, adikku yang baweeeel.” Kata Chanyeol sambil memeletkan lidahnya lalu menjalankan mobilnya menuju kampus
“Kau ini masih saja cerewet pada oppamu.” Kata Senri yang dari tadi hanya menjadi penonton scenario kakak-beradik itu
“Jinjja ? Ah bodo amat deh. Habis dia kalau nggak dicerewetin begitu tidak nurut sih.”
“Ne ne… terserah kau saja. Ah kajja kita ke kelas !”
“Eonniiiiiii !” tiba-tiba Seoyeon menjerit
“Apasih, Seoyeon ?” keluh Senri
“Eonniiii ! Yoonrin-eonni !” seru Seoyeon sambil berlari mendekati ke arah seorang yeoja yang sedang berjalan santai
“Eoh ? Ah Seoyeon-ah ? Wae ? Kau ini pagi-pagi begini.”
“Eh eh, Eonni ! Kok nggak cerita sih kalau sudah jadian dengan Chen-sunbaenim ?”
“Ya ! Pagi-pagi sudah gossip !” kata Senri sambil memukul lengan Seoyeon
“Aish aku kan cuma ingin tahu, Senri-ah.”
“Hahaha… kalian ini. Iya  iya aku sudah jadian dengan Chen.”
“Whoa ! Bagaimana ceritanya, Eonni ?” Tanya Seoyeon
“Aku sih mau saja cerita, Yeon-ah. Tapi sebentar lagi kan bel berbunyi. Lebih baik kita ke kelas saja dulu. Aku sekalian mau tidur. Kebetulan aku semalam tidak tidur.”
“Pasti nonton bola kan, Eonni ?” Tanya Senri
“Hahaha kau tahu itu, Senri-ah. Sudah yaa. Annyeong !”
“Yaah iya sudah jam segini, Senri-ah ! Kajja ppali ppali !” kata Seoyeon yang langsung buru-buru menuju kelasnya

***
Senri’s POV

Seharian ini aku memperhatikan dua orang yang duduk di sebelahku, siapa lagi kalau bukan Seoyeon dan Sehun. Aneh. Setahuku sih namja bernama Oh Sehun itu jarang berekspresi bahkan dia dikenal dengan wajah datarnya kan ? Si Seoyeon itu melakukan apasih sampai si Sehun itu bisa jadi lebih sering tertawa dan tersenyum begitu ? Tapi ada pemandangan aneh lainnya yang kutemukan hari ini. Yeoja yang duduk di depanku, yang bernama Kim Youngra, seharian ini kuperhatikan dia agak sedikit sering menengok ke belakang. Apa karena ada aku ? Hahaha aku terlalu geer.
“Senri-ah, gwaenchana ?” Tanya Seoyeon padaku
“Ne ? Wae ?”
“Kau melamun ? Astaga jangan melamun. Nanti kau ditabrak orang.”
“Anhiyo. Emm sedikit sih. Hahaha.”
“Memang kau memikirkan apa ?” Tanya Seoyeon yang sekarang menatapku
“Kau itu memang selalu deh ingin tahu urusan orang lain. Rahasia, Yeon-ah. Rahasia. Hehehe jangan marah ya.”
“Tidak marah kok, aku hanya mogok bicara padamu selama satu minggu.” Kata Seoyeon sambil mempercepat langkahnya
“Ya ! Aish kau ini.”  Aku mencoba menyamakan posisiku dengannya
“Jadi kau pulang denganku hari ini ?” tanyaku lagi tapi Seoyeon tetap diam
“Ya, Park Seoyeon ! Jangan begini dong. Baiklah baiklah. Itu bukan masalah penting kok. Percayalah.”

Tiba-tiba Seoyeon berhenti melangkah. Tatapannya lurus ke depan. Aku yang tadinya menatap ke wajahnya sekarang mencoba mencari titik yang dilihat oleh Seoyeon. Seorang namja dan yeoja berjalan sambil bergandengan tangan dan saling tersenyum. Namja itu adalah namja yang sangat dikenal oleh Seoyeon. Siapa lagi kalau bukan Lee Sungmin. Aku memutar bola mataku lalu menarik tangan Seoyeon untuk memutar balik. Untung Seoyeon menurut padaku.
            “Hahaha bodohnya aku. Kita kan tidak biasanya lewat koridor ini ya, Senri ?” kata Seoyeon sambil mencoba memecah keheningan dengan tawa bodohnya itu
“Jangan tertawa kalau tidak ingin tertawa.” Omelku
“Ayolah cepat sedikit jalannya, aku mau pulang cepat nih.”
“Kau ini.” Kataku sambil menggelengkan kepalaku

Kami berjalan menuju halte bus yang kebetulan tidak jauh dari sekolah kami. Setelah menunggu 5 menit, busnya datang dan kami harus berdiri karena bus itu penuh.
“Senri-ah…” panggil Seoyeon
“Mwo ? Ah wae ?”
“Apa ini perasaanku saja atau memang beberapa hari ini ada namja yang memperhatikanmu ya ?” kata Seoyeon sambil setengah berbisik
“Mwo ?”
“Aku serius, Senri-ah. Arah jam 3, namja yang berseragam sama dengan kita dan membawa buku warna merah di tangannya.”

Aku menengok ke arah yang Seoyeon maksud. Dan disitulah aku menemukan dia. Mwo ?! Dia ? Seorang namja yang tepat saat mata kami bertemu, ia langsung menunduk dan berpura-pura membaca buku di tangannya itu.
“Kau kenal dia, Yeon ?” tanyaku
“Jangan tanya aku karena sebenarnya itulah pertanyaan yang ingin kutanyakan padamu. Beberapa hari ini aku melihatnya berada dekat dengan kita dan setiap aku melihatnya pasti pandangannya tertuju padamu.”
“Jangan bercanda, Seoyeon-ah.”
“Aku serius. Heiish kau tidak percaya ? Aku tidak bercanda, Senri-ah.”
“Mungkin sebenarnya dia memperhatikanmu ?”
“Ya ! Kalau memang begitu seharusnya setiap aku melihatnya pasti dia langsung memalingkan kepalanya kan ? Ah akan aku cari tahu siapa dia.”
“Kurang kerjaan aja deh. Ah itu pemberhentianku. Aku duluan yaa, Seoyeon ! Hati-hati hehehe.”

***
Seoyeon’s POV

“Eonni ?” tanyaku saat melihat yeoja yang berdiri di depan pintu apartemenku
“Seoyeon-ah ? Sudah pulang ?”
“Ne, ah mianhae aku pulang sendiri hari ini. Chanyeol-oppa katanya ada latihan dengan group nya. Jadi mungkin pulang telat.”
“Aah… Latihan ?”
“Ne. Ah Eonnie ini kan yeojachingu-nya, kok tidak tahu ? Memang Chanyeol-oppa tidak kasih kabar ?”
“Hahaha handphoneku ketinggalan jadi aku tidak tahu.”
“Aigoo… Masih saja ceroboh. Kajja, masuk ke dalam saja, Eonnie.”

Aku membuka pintu apartemen dengan sebuah kunci yang sudah kupersiapkan dari tadi. Dan eonni yang tadi menunggu di depan itu juga sudah masuk ke dalam sekarang. Ah iya, eonni itu namanya Lee Taehee. Dia seorang mahasiswi jurusan seni musik tradisional, spesialisasinya adalah bermain gayageum. Entahlah aku tidak mengerti bagaimana bisa Chanyeol-oppa menemukan yeoja seperti dia. Bukan, bukan aku tidak menyukainya. Hanya saja aku sedikit merasa aneh pada Chanyeol-oppa. Apa memang tipe Chanyeol-oppa seperti ini atau bagaimana ? Taehee-eonni itu yeoja yang… tomboy dan unik. Oh Tuhan, bahkan aku pikir Chanyeol-oppa bisa mendapatkan yeoja yang feminine, tapi kenapa malah Taehee-eonni ? Ah sudahlah, toh Taehee-eonni baik padaku. Taehee-eonni itu sudah satu setengah tahun pacaran dengan oppaku itu. Jadi wajar kalau kami cukup dekat.
“Eonni sudah makan ?” tanyaku
“Sudah kok tadi aku sudah makan. Aku dapat traktiran 2 burger dari chinguku hehe. Kamu bagaimana ?”
“Aku juga sudah kok, tadi makan bekal.”
“Aah aku duduk ya ?” kata Taehee-eonni sambil menunjuk ke sofa
“Ne !”
“Seoyeon-ah, jadi bagaimana hubunganmu dengan dua chingunya Chanyeol ?”
“Maksudnya Baekhyun-oppa dan Suho-oppa ?”
“Ne ! Aku penasaran. Ceritakan padaku, Seoyeon-ah.”
“Haha yaa hanya begitu saja, Eonni. Memang apa yang kau harapkan dari kami ?”
“Ya aku sih berharap kau bisa jadian dengan salah satu dari dua orang itu.”
“Geumanhae. Aku tidak bisa memilih mereka.” Kataku dengan muka datar
“Jadi di hatimu masih ada si Sungmin itu ? Ya ! Neo paboya. Sudah jelas dia namja tidak baik, Yeon-ah ! Sudahlah sama Suho-oppa saja ya ? Dia itu salah satu sunbaeku yang paling favorit diantara semua kalangan yeoja di kampus lho. Eh kau mau tahu rahasia tidak ?”
“Mwo ?”
“Oppamu itu bilang kalau Suho-oppa itu…”
“Wae ? Wae, Eonni ? Ah jangan bikin penasaran dong.”
“Kalau Suho-oppa itu saingannya si Baekhyun untuk mendapatkanmu.”
“Yaa, Eonni. Itu sih aku sudah tahu. Ah anhi. Itu kan cuma candaan mereka saja supaya aku tertawa.”
“Kalau ternyata itu benar bagaimana ?”
“WASSEO !!!” seru seorang namja bersuara berat, siapa lagi kalau bukan Chanyeol-oppa.”
“Aish, Oppa. Volume suaramu itu bisa dikecilkan tidak sih ? Suaramu itu sudah berat tahu.”
“Lho ? Ada Taehee ? Waaah chagi !”
“Yaah berhubung Chanyeol-oppa sudah ada, aku masuk ke kamar dulu yaa, Eonni. Annyeong.”
“Ya ! Aku ini baru saja pulang kerumah, masa kau langsung masuk ke kamar sih ?” kata Chanyeol-oppa
“Oppa, aku lelah. Lagipula aku punya tugas untuk dikerjakan saat ini juga. Ah matta ! Nanti malam aku mau kerumah chinguku, Oppa. Dia mengadakan pesta katanya. Apa aku boleh pergi ?”
“Nanti malam ? Ah ya kau boleh pergi kok. Tapi harus aku antar.”
“Ne ne… terserah Oppa saja. Aku nurut kok.”

***
Author’s POV

Malamnya…

Seoyeon dan Senri turun dari mobil Chanyeol. "Gomawo, Oppa." Kata Seoyeon
"Ne, nanti kujemput ya. Kalau kutelpon, berarti kau harus sudah bersiap untuk pulang. Arra ?" Kata Chanyeol
"Apa aku tidak bisa pulang sesukaku ? Aish."
"Kau mau preman-preman menemukanmu dan menggodamu lagi tengah malam huh ? Untung saja waktu itu ada Suho-hyung, kalau tidak bagaimana nasibmu itu ? Ah iya, yaudah sana kau masuk ke dalam. Waktu pestamu terbatas, Park agassi."
"Arasseo arasseo. Sudah sana pulang. Hati-hati di jalan."
"Okay. Senri-ah, aku titip yeodongsaengku ya. Kalau nakal, jitak saja kepalanya. Bye bye." Kata Chanyeol sambil melambaikan tangannya lalu menghilang dengan mobil silvernya

Seoyeon dan Senri masuk ke dalam rumah bertingkat itu. Di depan pintu, mereka disambut oleh Sehun.
"Kalian datang ? Ah kamsahamnida Seoyeon-ssi Senri-ssi kalian mau menerima undanganku." Kata Sehun
"Ne ? Aah aku yang harusnya terima kasih. Umm Sehun-ssi sebenarnya ini ada perayaan apa sih ?"
"Haha tidak ada perayaan apapun, aku hanya mengundang kalian kesini untuk makan saja kok. Mumpung besok kan hari libur. Tidak ada salahnya kan ?"
"Ah iya sih hehe."
"Kajja kita ke dalam."
"Seoyeon-ah, jangan tinggalkan aku ya." Bisik Senri pada Seoyeon
"Geuromyo !"

Mereka bertiga masuk ke dalam rumah Sehun yang ternyata di dalamnya sudah ramai dengan anak-anak yang sekelas dengan Seoyeon maupun anak-anak dari kelas lain. Dan Seoyeon melihat orang yang ingin dan tidak ingin ia lihat. Ternyata Sehun juga mengundang Sungmin ke rumahnya. Seoyeon pura-pura tidak melihat Sungmin dan terus berjalan dengan Senri dan Sehun.
"Kalau kalian mau makan, ambil saja sendiri disana."
"Ne gomawo, Sehun-ssi. AAHHH !!!" Tiba-tiba Seoyeon berteriak
"Mwo ? Wae ? Gwaenchana ?" Tanya Sehun sedikit panik
"Sehun-ssi bisa ikut aku sebentar ? Sebentaaar saja..." Kata Seoyeon dengan suara pelan
"Ah ne."

Seoyeon dan Sehun melangkah meninggalkan Senri. Sebelumnya Seoyeon sudah mengisyaratkan pada Senri kalau ia hanya pergi sebentar. Setelah berada cukup jauh dari Senri, Seoyeon dan Sehun berhenti.
"Emm, Sehun-ssi, boleh aku tanya sesuatu ?"
"Mwo ?"
"Itu... Namja yang duduk disitu... Kau kenal dia ?" Tanya Seoyeon sambil menunjuk pada namja yang tengah membawa gelas berisi minuman warna merah
"Mwo ? Aah ! Maksudmu Luhan-hyung ?”
“Hyung ? Dia sunbae ?”
“Ne. Kau tidak tahu ? Aah dia itu sunbae kita di sekolah. Namanya Luhan. Wae ?”
“Anhi hanya tanya saja kok hehe. Gomawo, Sehun-ssi. Ah iya aku menemani Senri dulu ya. Nanti dia ngambek kalau aku tidak segera kembali.”

Aku berjalan mendekati Senri yang masih terpaku di tempatnya tadi. “Ya, Senri-ah. Kau berdiri disini terus dari tadi ? Kenapa tidak ambil makanan ?”
“Tidak ah. Lebih baik aku menunggumu saja.”
“Aigoo so sweet sekali kau ini hahaha.” Aku melihat ke arah meja makanan ada namja yang tadi aku tanyakan pada Sehun atau lebih baik kupanggil Luhan-sunbae dan tiba-tiba muncul ide di otakku, “Senri-ah, kajja kita ambil makanan !”

Aku dan Senri berjalan menuju meja makanan itu dan aku sengaja membawa Senri ke sebelah Luhan-sunbae. Aku tersenyum ke arah Luhan-sunbae sementara Senri hanya mengikutiku saja. “Annyeong haseyo, Sunbae.” Sapaku sambil membungkuk pada Luhan-sunbaenim
“Ooh annyeong haseyo.” Balas Luhan-sunbae, baiklah sepertinya dia namja yang cukup ramah

Selanjutnya aku hanya mengambil beberapa potong kue dan menaruhnya pada piringku dan lalu aku meletakkan piring itu di atas meja, “Senri-ah mianhae. Sepertinya aku harus ke toilet. Tunggu disini ya.”. Dan tanpa Senri sempat membalas kata-kataku, aku sudah melesat menuju tempat yang berada jauh dari mereka. Sepertinya aku bersembunyi di balik sebuah tembok sambil mengintip ke arah mereka. Ya sebenarnya sih aku ingin Senri itu kenalan sama Luhan-sunbae.

***
Senri’s POV

“Senri-ah mianhae. Sepertinya aku harus ke toilet. Tunggu disini ya.” Kata Seoyeon

Belum sempat aku mengatakan ‘aku ikut’ dia sudah seenaknya meninggalkanku lagi. Aish si Seoyeon itu kenapa sih suka sekali meninggalkan aku sendirian. Dan lagi, namja di sebelahku ini aigoo. Kenapa juga Seoyeon harus meninggalkanku bersama namja ini ? Si Seoyeon itu apa dia tahu ya kalau sebenarnya aku juga seminggu ini memperhatikan namja ini ? Tapi tidak mungkin, aku kan belum cerita padanya. Ya memang benar sih aku sedang memperhatikan namja ini. Makanya aku kaget sekali saat Seoyeon bilang dia memperhatikanku seminggu ini. Dan pada kenyataannya, aku sudah tahu kalau dia ini seorang sunbae dan namanya adalah Luhan yang ternyata cukup popular di sekolah.
“Annyeong haseyo.” Sapa namja di sebelahku
“Eh ? Annyeong haseyo, Sunbaenim.”
“Diundang oleh Sehun juga ? Ah atau kau teman sekelasnya Sehun ?”
“Ne. Aku teman sekelasnya Sehun.”
“Ooh. Luhan imnida. Bangapseumnida. Namamu ?”
“Lee Senri imnida. Bangapseumnida, Luhan sunbaenim.”
“Haha jangan panggil aku sunbaenim seperti itu.”
“Lalu aku harus memanggil apa ? Apakah aku harus memanggilmu dengan Oppa ?”
“Ah sepertinya sunbae lebih baik untuk sekarang hehe.”

***
Seoyeon’s POV

BERHASIL ! Hahaha. Untung saja aku meninggalkan mereka berdua, sepertinya mereka berkenalan tuh. Yah setidaknya kan mereka sudah berkenalan, seterusnya sih ya tinggal mereka saja yang mengurusnya. Sebaiknya aku pura-pura tidak tahu saja nanti. Tiba-tiba aku merasa pundakku ditepuk oleh seseorang lalu kemudian aku memutar tubuhku.
“Apa yang kau lakukan disini ?” tanyanya
Aku memutar bola mataku, tanda malas bertemu dengan orang ini. Orang yang menepuk pundakku barusan adalah Sungmin. “Wae ? Apa tidak boleh aku berada disini ?”
“Galak sekali kau ini. Aku hanya bertanya begitu saja. Aku mau tanya kau sudah menyelesaikan urusan para hoobae kita belum ?”
“Kenapa aku sendiri yang mengurusinya ? Kau juga harusnya bantu mereka dong. Jangan aku terus.” Kataku padanya
“Ya, aku ini banyak urusan tahu.”
“Yap ! Banyak yeoja yang harus kau urus kan ?”

Sungmin hanya menatapku tajam. Aku tidak mempedulikan tatapannya itu. Ah aku lupa bilang pada kalian kalau sebenarnya aku dan dia sama-sama termasuk dalam organisasi di sekolah. Jadi mau tidak mau aku dan dia harus bekerja sama. Tapi selama ini akulah yang berperan banyak dalam tugas-tugas yang diberikan pada kami. Dia ? Tentu saja dia sibuk sendiri.
“Sudah, aku mau ke toilet.” Kataku cepat lalu meninggalkannya
‘Haah kenapa sih aku harus ketemu sama orang itu ?’ pikirku sambil berjalan cepat tanpa tujuan. Di tengah jalan aku mendengar suara yang sebetulnya tidak asing bagiku. Suara yeoja yang cukup cempreng. Aku tahu siapa orangnya ! Saat aku mengintip, benar saja aku menemukan teman sekelasku, Kim Youngra.
“Kau serius, Jongin ?” tanyanya. Eh ? Jongin ? Sepertinya aku tahu Jongin itu… YA ! Itu kan Kai ! Mantan teman sebangku Sehun yang sekarang menjadi teman sebangkunya mantan teman sebangkuku !
“Ne. Kau mau ?” kata Kai. Aigoo kalau aku tebak-tebak, sepertinya sebentar lagi ada yang jadian kkkk boleh kan aku menguping sedikit saja detik-detik penembakan seperti ini ? Walau aku tahu sih itu tidak sopan.
“Geuromyo ! Aku mau !” kata Youngra sambil tersenyum lebar

AHA ! Mereka jadian ?! Wah berkurang lagi daftar temanku yang jomblo. Hehehe. Aku memunculkan kepalaku, membuat Youngra sontak menengok ke arahku dan Kai mengikutinya. Aku berlagak seperti tidak tahu apa-apa dan melangkah mendekati mereka berdua.
“Kalian sedang membicarakan apa berduaan disini ?” tanyaku sambil berjalan
“Eh ? Seoyeon-ah ? Kamu disini juga ?” tanya Youngra
“Hehehe iya tadi aku tidak sengaja lewat dan melihat kalian berdua. Jadi kalian membicarakan apa ?”
“Errmm… itu…” kata Youngra malu-malu
“Ah itu tadi aku menawarinya anak hamster milikku. Karena aku tidak bisa mengurusi semuanya makanya aku menawarkan pada Youngra, mungkin saja dia mau memelihara salah satu hamsterku itu.”

JENGJENG… aku salah rupanya. Hehe… kupikir mereka tadi jadian. Tiba-tiba handphoneku bergetar dalam tasku. Aku mengambilnya lalu menekan tombol untuk menerima telepon. "Yoboseyo ? Ne, Oppa ?"
"Yeon ? Aah mianhae. Aku tidak bisa menjemputmu. Aku sudah minta tolong Suho-hyung untuk menjemputmu. Siap-siap sekarang ya. Suho-hyung sebentar lagi pasti sampai kok. Annyeong !". Klek. Sambungan telepon terputus. Aish Park Chanyeol itu selalu saja memutuskan sambungan telepon duluan ckck

“Ah mianhae, aku pulang duluan yaa. Kalian baik-baik yaa.” Kataku sambil menepuk pundak Youngra
Aku berjalan menuju tempat dimana Senri terakhir berada, meninggalkan Kai dan Youngra yang mungkin bingung karena kata-kataku. Saat aku melihat ke meja makanan, dia tidak ada. Aish kemana dia pergi ? Saat aku menoleh, Sehun muncul.
"Kau mencari Senri-ssi ?" Tanyanya
"Ne. Kau tahu dimana dia ?"
"Tadi sih dia menanyakan dimana toilet padaku, katanya dia mau menyusulmu karena kau tidak kunjung kembali. Loh memangnya kau tidak bertemu dengannya di toilet ?"

Duhh !! Astaga sebenarnya sudah berapa lama aku berkeliaran disini ? Aih mianhae, Senri-ah aku lupa !
"Aah errr itu... Sebenarnya aku tidak pergi ke toilet tadi. Aku... Ah tapi ini rahasia ya ? Sebenarnya aku mau membiarkan Senri dan Luhan-sunbaenim berkenalan makanya tadi aku alasan ke toilet. Tapi aku tidak sadar kalau ternyata aku membiarkan mereka terlalu lama. Makanya itu... Aaah mianhaeyo, Sehun-ssi." Jelasku
"Jinjja ?? Kok kita sama ?"
"Eh ? Maksudmu ?"
"Mianhaeyo. Tapi sebenarnya aku mengundang kalian semua kesini itu atas permintaannya Luhan-hyung. Luhan-hyung tau kalau Senri-ssi itu temanmu dan kau itu temanku. Jadi yaa dia bilang dia ingin bertemu. Yaah jadi pada intinya sih untuk memberi bantuan pada Luhan-hyung."
"Eeh ?? Kok bisa sama ?! Hahaha. Eeeh iya toilet dimana, Sehun-ssi ? Aku harus bertemu Senri sekarang juga."
"Kau lewat situ lalu belok kanan. Disitu sudah keliatan kok toiletnya."
"Aah gomawo !"

Dan aku langsung melesat menuju toilet untuk menemui Senri itu. Dan belum sampai aku mencapai belokan, Senri muncul, "Kyaa ! Kau mengagetkanku !" Seruku
"Ya ! Seoyeon-ah ! Kau ini ke toilet untuk buang air atau tidur ? Lama sekali kau meninggalkanku ck. Dan darimana kau ? Kutunggu kau di toilet tapi tidak ada, malah kau muncul dari arah yang berlawanan dari toilet."
"Hehe mianhae. Aku tadi keliling-keliling." Kataku sambil menggaruk kepalaku yang tidak gatal itu
"Kau keliling tapi tidak mengajakku. Aigoo Park Seoyeon sudah melupakan Lee Senri rupanya." Kata Senri sambil menggelengkan kepalanya
"Anhiyo ! Bukan itu ! Ah matta, kajja kita harus pamit sekarang."
"Mwo ? Ini kan baru jam 8. Aigoo oppamu itu sungguh-sungguh ya saat mengatakan waktu pestamu hanya sebentar."
"Kajja !" Kataku sambil menarik tangan Senri

Kami berdua berjalan menuju tempat Sehun berada. Aish tidak enak juga aku jadinya. Kami berdua datang agak sedikit terlambat tapi sekarang pulang lebih awal. Tapi yasudahlah, apa boleh buat ? "Sehun-ssi, mianhaeyo. Aku dan Senri harus pulang sekarang. Oppa-ku sedang dalam perjalanan menjemput kami. Mianhae."
"Gwaenchanayo. Ooh kau sudah dijemput ? Algaesseumnida. Ayo kuantar sampai depan."

Sehun benar-benar mengantarkan kami sampai depan rumahnya. Wah dia orang yang benar-benar sopan. Hanya 10 detik setelah kami mencapai di pagar, sebuah mobil warna hitam berhenti di hadapan mereka. Dibukanya jendela mobil dan muncullah wajah Joonmyeon-oppa.
"Arasseo aku pulang dulu ya. Ah terima kasih banyak yaa untuk malam ini. Mianhae aku harus pulang duluan. Annyeong, Sehun-ssi."

Aku masuk ke dalam mobil, tempat di sebelah Suho-oppa duduk sementara Senri duduk di belakang. "Annyeong haseyo, Oppa." Sapaku
"Annyeong haseyo..." Sapa Senri
"Annyeong haseyo. Ah kalian belum menunggu lama kan ?"
"Belum kok, Oppa."

Aku jadi berpikir. Ah bagaimana kalau nanti Senri sudah pulang dan hanya tinggal aku dan Suho-oppa ? Huaaa pasti nanti awkward ! Handphoneku bergetar. Ada pesan masuk. Dari... Uri Senri ??? Aku menengok ke belakang dan Senri menunjuk-nunjuk ke hpku, mensyinyalkan padaku untuk membaca pesan darinya.

From : Uri Senri
Yeon, dia siapa ? Kenapa bukan oppamu yang menjemput ?

Aish aku lupa bilang kalau Chanyeol-oppa tidak bisa menjemput dan digantikan Suho-oppa. Dan lagi aku baru ingat kalau ini baru pertama kalinya Senri bertemu dengan Suho-oppa. Padahal aku sudah cerita banyak tentang Suho-oppa padanya. Lalu aku membalas pesannya dan menjelaskan semuanya.
"Oppa apa kau tidak ada tugas yang harus kau selesaikan ?" Tanyaku pada Suho-oppa
"Ada sih. Tapi tidak apalah. Menjemputmu juga kan cuma sebentar."
"Eeh ? Gomawo, Oppa neomu joheun saramiya ! (Terima kasih oppa benar-benar orang baik)"
"Ne ? Hahaha kau terlalu berlebihan, Seoyeon-ah."

Tidak lama kemudian, sampailah mobil Suho-oppa di depan rumah Senri. Senri turun dari mobil lalu menghadap ke arah mobil hitam itu.
"Jeongmal kamsahamnida, Seoyeon-ah, Suho-oppa. Hati-hati di jalan."
"Ne ! Terima kasih yaa Senri kau mau menemaniku hehehe. Annyeong !"

Sebelum aku menutup kaca jendela mobil, Senri memberiku isyarat untuk menelponnya nanti malam dengan membentuk telepon dengan tangannya dan menempelkannya pada pipi dan telinganya. Aku mengangguk lalu menghadap ke depan. Sesekali aku menengok pada Suho-oppa yang sedang menyetir dengan tenang. Hmm... Dia terlihat cool sekali.
"Wae ? Kenapa kau diam saja ?" Tanya Suho-oppa saat mengetahui aku memperhatikannya
"Anhi. Aah memangnya Chanyeol-oppa kenapa kok tidak bisa menjemputku ?"
"Chanyeol itu... Dia tadi bersepeda bersama dengan Taehee... Dan sialnya ban sepedanya bocor di tengah jalan. Lalu Chanyeol menelponku dan meminta tolong untuk menjemputmu. Ah mereka sedang dalam perjalanan pulang sekarang."
"Dan Oppa mau saja ? Aigoo Oppa ini memang terlalu baik."
"Ya mau apa lagi ? Kalau aku tidak menjemputmu, lalu kau dan chingumu  pulang sama siapa ? Mau pulang sendiri lagi ? Kalau ada pemabuk lagi bagaimana ?"
"Oppa itu kan kejadiannya saat tengah malam. Ini kan masih jam 8 malam."
"Tetap saja ! Yeon-ah, orang jahat itu datangnya bukan saat tengah malam saja. Tapi setiap saat pasti ada. Jadi kau ini harus hati-hati. Tapi kalaupun memang kau tidak bisa berhati-hati, aku bisa kok menjagamu."

Eh ??? Apa tadi dia bilang ? Menjagaku ? "Tentu saja, namamu kan Suho, pelindung ! Hihi..."
"Neoui suhojaro." Kata Suho-oppa sambil tersenyum tulus padaku

Jujur saja aku jadi agak salah tingkah sekarang. Neoui suhojaro ??? As your guardian angel ? Aigooo siapa yang tidak salah tingkah dibilang seperti itu oleh namja sebaik Joonmyeon-oppa ini huh ?
"Yeon ? Gwaenchana ? Kenapa diam saja ?"
"Ne ? Aaaah gwanchanayo, Oppa hehe."
"Ooooh aku tahu sepertinya... Kau salah tingkah ya ?"
"Mwo ??? Na ? Wae naega ?"
"Hahaha... Benar kan ? Kau salah tingkah tuh. Seoyeon-ah, bukannya kau sendiri yang dulu bilang ingin aku menjadi guardian angel-mu ? Pasti kau lupa hahaha..."

Aku mencoba mengingatnya kembali. Astaga ! Iya memang benar ! Aish banyak sekali hal yang aku lupakan. Pasti gara-gara Happy Virus-nya Chanyeol-oppa yang sudah membuat otakku error. Tapi kan itu dulu, sudah 3 tahun yang lalu dan aku masih SMP dan...sangat polos.
"Oh iya benar ! Hehe mianhae aku akhir-akhir ini pelupa, Oppa."
"Tapi kalau saat ini aku benar-benar sungguh-sungguh mengatakannya bagaimana ?"
"Eeh ?"
"Jawablah. Kau punya waktu 10 detik untuk berpikir sebelum lampu merahnya berubah menjadi lampu hijau."

Mobil kami saat ini sedang berhenti karena lampu merah. Dan waktuku hanya 10 detik. Aku harus menjawab apa ??? Eottokhae ?!
"Geumanhae, Oppa." Kataku pelan
"Wae ? Aku tidak boleh tahu ?"
"Err..."
"Apa aku kurang baik, Yeon-ah ?"
"Mwo ?? Oppa ? Kau ini kenapa ?"
"Namja yang namanya Sungmin itu... Seberapa baik sih dia ?"
"Oppa dari mana kau tahu namja itu ???"
"Apa dia baik sekali, Yeon-ah ?"
"Oppa apa kau marah ?" Tanyaku sambil menundukkan kepalaku

Aku merasakan Joonmyeon-oppa meminggirkan mobilnya lalu berhenti di pinggir jalan. Entahlah, aku tidak berani mengangkat kepalaku untuk sekadar melihat situasi. Yang jelas aku melihat dari sudut mataku, Joonmyeon-oppa sedang menengok ke arahku.
"Yeon-ah, sepertinya sekarang aku harus bilang yang sebenarnya. Bagaimana aku mau tidak marah kalau kau hanya melihat namja itu seorang ? Apa kau mau hidup seperti ini terus ? Kau punya banyak pilihan, Seoyeon. Tapi kenapa yang kau lihat hanya dia ? Apa aku tidak sebaik dia ?"
"Oppa geumanhae ! Jebal..."
"Geurae... Aku akan berhenti. Aku memang akan selamanya tidak mendengar apapun darimu."
"Oppa..." Panggilku lirih, sepertinya aku sudah akan menangis. "Oppa, dia... Dia itu tidak baik sepertimu. Dia juga tidak menjagaku seperti kau dan Chanyeol-oppa menjagaku. Tapi jujur saja aku tidak tahu. Aku akan mengatakannya, Oppa ! Aku akan jujur padamu. Aku menyukaimu ! Ya itu benar. Tapi..."

Suho-oppa menarikku dalam pelukannya. Membuatku kaget dan menghentikan air mata yang sudah membasahi pipiku. "Gwaenchana, Seoyeon-ah. Gwaenchana. Aku mengerti semuanya."
Air mataku mulai menggenangi mataku lagi. Dia ini memang orang yang benar-benar baik. Park Seoyeon pabo ! Aaah aku menangis lagi. Joonmyeon-oppa menepuk bahuku berkali-kali.

***
Suho's POV

Aku membiarkan dia menangis untuk beberapa lama sambil kutepuk pelan bahunya. Tidak seperti kebanyakan yeoja, Seoyeon itu tidak banyak menghasilkan suara kalau menangis. Yang bisa kudengar darinya hanyalah suara napasnya yang sedikit berat. Sesekali dia terisak dan menghapus air mata di wajahnya. Ah aku jadi tigak tega kalau begini. Aku pasti sudah sangat menyakitinya. Tapi aku lega karena dia mengatakan perasaannya. Ya ! Kenapa malah dia duluan yang mengatakan perasaannya ?! Harusnya aku kan ?! Baiklah sepertinya sekarang aku harus mengambil kesempatan ini.
"Park Seo Yeon ?" Panggilku di telinganya

Dia tidak menjawabnya. Apa dia tidak mendengarku ? Tapi aku kan sudah memanggilnya tepat di telinganya ? Aku mengangkat kepalanya agar menghadapku. Ya ! Dia tertidur lagi ! Eh tapi... Aigoo wajah kami dekat lagi ! Jantungku berdebar kencang sekarang. Eottokhae ? Tapi entah bagaimana itu tetap terjadi. Aku menciumnya, tapi hanya di keningnya. Hehe.. Setelah itu aku meletakkan tubuhnya yang kupeluk kembali ke tempatnya semula dan kupasangkan sabuk pengaman agar tidak jatuh. Lalu setelah itu aku menjalankan mobilku lagi menuju kerumahnya. Sepanjang jalan aku hanya tersenyum sendiri seperti orang gila. It feels good.

Sampai didepan apartemen rumah Seoyeon, aku menemukan Chanyeol dan Taehee sedang menuntun sepedanya. Aku memarkir mobilku lalu segera turun dari mobil dan menemui mereka berdua.
"Eo ? Joonmyeon-hyung sudah datang. Lho dimana yeodongsaengku ?"
"Ada di dalam mobil, dia tidur. Aigoo kalian baru sampai rumah ? Sini biar aku bawakan sepedamu. Kau bawa dongsaengmu ke dalam, Chanyeol-ah."
"Aah aku minta tolong lagi ya, Hyung ? Tolong kau bawakan dia ke dalam. Ini kuncinya. Aku mau antar Taehee dulu kerumahnya. Kasian ini sudah malam soalnya." Kata Chanyeol sambil menyodorkan kunci apartemennya. Aku menerimanya, "Bagaimana kalau aku yang mengantarkan Taehee ? Sekalian aku juga pulang."
"Andwae andwae.. Sudah sana cepat antar dongsaengku ke dalam. Kasian dia kedinginan tuh pasti di dalam."

Aku melihat ke arah Taehee. Sepertinya dia hanya senyum-senyum saja. Aah aku tahu maksud dua orang ini apa. Mereka berdua pasti sudah merencanakan ini dari awal. Aha ! Aku pintar juga rupanya. Aku hanya menggelengkan kepala saja pada mereka, sementara mereka memasang senyum mereka yang lebar. Akhirnya aku kembali ke mobil dan membawa Seoyeon menuju ke kamarnya. Setelah kuselimuti, aku mengelus pelan pipinya lalu beralih ke keningnya dan tersenyum. Selanjutnya aku meninggalkannya dan menunggu hingga Chanyeol pulang.

***
Author's POV

Dua hari kemudian...

"SEENNNRRRIIIII !!!" Seru Seoyeon sambil berlari menghampiri Senri yang sudah berada di tempat duduknya di kelas
"Seoyeon-ya, jangan berteriak begitu !" Tukas Senri
"Aigoo aigoo mianhae hehe..."
"Ya ! Kemana saja kau dua hari ini ? Aku suruh kau telpon aku saat malam, kau tidak telpon. Kemarin juga kau tidak memberiku pesan singkat. Kau sibuk eh ?"
"Mianhae. Dua hari yang lalu itu aku ketiduran di mobil. Terus kemarin aku diajak jalan-jalan sama Chanyeol-oppa dan teman-temannya itu." Kata Seoyeon sambil meletakkan tasnya ke bangkunya lalu duduk
"Bersama Su...Suho ya ? Eh benar kan Suho-oppa ?"
"Geuromyo ! Hehe... Wae ?"
"Dia oppa yang baik, Yeon-ah. Jadi dia yang selalu kau ceritakan padaku itu ? Aish kau ini buta atau bagaimana sih ? Baik, tampan, rela berkorban untukmu, apa lagi yang kurang ? Heiish kau ini."
"Ahaha aku sudah bilang kok kalau aku suka dia. Lega sekali aku sekarang."
"MWO ?! Jadi ? Kalian jadian ??!"
"Anhiyo.. Saat itu aku menangis, dan dia memeluk aku. Aigoo rasanya tenang sekali saat itu sampai-sampai aku tidak sadar kalau aku ketiduran hehe. Begitu bangun, aku sudah ada di kamarku."
"Neo paboya ! Aish kau ini... Apa dia tidak bilang apa-apa ?"
"Dia hanya bilang gwaenchana, gwaenchana..." Kata Seoyeon dengan memasang tampang polosnya
"Ah iya, Seoyeon-ah. Aku lupa cerita. Kemarin itu Sunbae yang kau maksud itu kenalan denganku. Namanya Luhan. Ahaha aku belum cerita ya ? Sebenarnya aku juga sudah memperhatikan sunbae itu beberapa waktu ini."
"Ya ! Kau tidak cerita padaku ! Jadi kalian berkenalan eh ? Asyik ! Hahaha."
"Aku yang berkenalan kenapa kau yang senang ? Dia itu sunbae yang populer, Yeon-ah. Bukannya kau banyak tahu tentang para sunbae ? Apalagi dia populer."
"Anhiyo. Tapi aku tidak tahu siapa dia. Hanya tahu wajahnya saja sih. Jadi bagaimana ? Sudah cukup akrab ?"
"Ya tentu saja belum."

***

Sepulang sekolah...

"Sehun-ssi ! Sehun-ssi !" Panggil Seoyeon pada teman sebangkunya itu
"Ah wae, Seoyeon-ssi ?"
"Sepertinya rencana kita berhasil hehe... Kemarin Senri dan Luhan-sunbaenim berkenalan lho. Aah gomawoyo, Sehun-ssi."
"Ahaha cheonmaneyo, Seoyeon-ssi. Tenang saja Luhan-hyung itu namja yang baik kok. Jadi kau tidak perlu khawatir kalau mereka berdua benar-benar dekat."
"Hehe... Arasseo.. Jeongmal kamsahamnida, Sehun-ssi. Ah kau tidak pulang ?"
"Anhi. Aku ada latihan di klub dance bersama Kai hari ini. Kau sendiri ?"
"Ne. Ini aku mau buru-buru. Soalnya Oppa-ku sudah menjemput hehe." Kata Seoyeon sambil buru-buru memasukkan barang-barangnya ke dalam tas
"Aah oppa-mu yang kemarin menjemput itu ?"
"Anhiyo. Itu chingu-nya oppa-ku hehe. Kali ini benar-benar oppa-ku yang menjemput. Ah sudah ya, Sehun-ssi. Annyeong !" Kata Seoyeon sambil melambaikan tangannya lalu segera berlari menghampiri Senri yang sudah berada di luar kelas. Dari kejauhan, seseorang memperhatikan Sehun dan Seoyeon.

***
Senri's POV

Aah si Seoyeon sudah dijemput Chanyeol-oppa. Sekarang aku sendirian lagi. Aku berdiri di pinggir lapangan seperti orang linglung sekarang. Sudah setengah jam berlalu semenjak bel pulang berbunyi dan aku masih berada di sekolah ini. Entahlah aku sendiri tidak tahu apa yang sedang kulakukan ini. Tidak berapa lama, anak-anak dari kalangan kakak kelas lewat dan memasuki lapangan, satu diantaranya membawa bola basket. Diantara beberapa orang itu, aku menangkap bayangan seseorang yang kukenal. Sosok yang tinggi dan senyum yang cemerlang. Tidak salah lagi, itu adalah Luhan-sunbaenim ! Ooh begitu, jadi dia suka bermain basket. Ia menengok ke arahku dan tersenyum. Aku terpaku tapi saat aku ingin membalas senyumannya, ia sudah bercanda dengan temannya lagi. Sedihnya aku.
"Senri ? Kok masih di sekolah ?" Tanya seseorang sambil menepuk pundakku
"Eo ? Yoonrin-sunbae ??"
"Tumben sekali kau masih di sekolah. Ada keperluan ?" Tanya Yoonrin-eonni padaku sambil duduk di pinggir lapangan
"Eobseo. Aku cuma mau jalan-jalan sebentar saja. Ah Yoonrin-eonni sendiri ?"
"Na ? Aku mau latihan voli. Nih aku sudah pakai seragam. Tinggal menunggu yang lain datang saja."
"Aah ne... Eonni, kau belum cerita tentang hubunganmu dengan Chen-sunbae ! Ayo dong cerita jebaaaal~"
"Kau mau aku ceritakan ? Ah aku malu… tapi baiklah…"

Yoonrin-eonnie membenarkan posisi duduknya lalu menarik napas dan menghembuskannya, "Ya dulu sebenarnya aku membencinya. Dia itu banyak sekali fansnya. Dan parahnya lagi fansnya itu adalah para noona. Ah aku pernah cerita padamu dan Seoyeon kan kalau sebenarnya aku menyukainya ? Memang pada kenyataannya sih seperti itu."
Aku mengangguk tanda mengerti lalu Yoonrin-eonni melanjutkan, "sebenarnya aku belum cerita pada kalian kalau sebenarnya dulu kami itu dekat sekali. Tapi suatu saat aku mulai membencinya saat aku melihatnya dengan salah seorang noona bersama. Aku merasa dia mengkhianatiku. Padahal saat itu aku berniat untuk mengutarakan perasaanku padanya. Tapi nyatanya aku dan dia malah saling menjauh. Sampai aku bertemu dan pacaran dengan mantan namjachingu aaaah kau tahu siapa kan."
"Kembali lagi ke masa sekarang, tiba-tiba saja dia datang lagi dalam hidupku yang masih saja memikirkan namja yang kau-tahu-siapa itu dan jujur saja aku senang akan hal itu. Kami bertemu di taman belakang sekolah. Saat itu dia datang dengan langkah berat sambil mengatakan 'aku telah berbuat salah' dan saat itu ia sangat terkejut saat melihatku yang juga ada disana. Yaah dan selanjutnya... begitulah... Kami jadian."
"Hah ? Sudah begitu saja ?" Tanyaku saat Yoonrin-eonni menyelesaikan ceritanya
"Ya memang begitu saja, Senri-ah. Cinta itu sederhana. Hahaha... Ah sudah ya, itu chingu-ku sudah datang. Kau cepat pulang gih. Kau kan tidak biasa berkeliaran di sekolah jam segini. Sudah ya, annyeong !" Kata Yoonrin-eonni sambil bangkit dari tempatnya duduk lalu meninggalkanku

Aah jadi begitu ? Wah cerita mereka lumayan seru juga. Yaah aku sih hanya bisa berharap mereka berdua baik-baik saja deh. Ah saatnya memikirkan diriku. Ehh ?! Kenapa aku masih di sekolah ? Sebaiknya aku cepat pulang sekarang ! Segera aku bangkit dari pinggir lapangan dan berjalan menuju ke gerbang sekolah. Saat di halte, aku melihat Luhan-sunbaenim. Ya ! Kenapa aku melihatnya dimana-mana ?
"Oh annyeong haseyo, Senri-ssi !" Sapanya saat mengetahui keberadaanku
"Ah ne annyeong haseyo, Sunbae." Balasku sambil membungkuk

Selama beberapa menit, kami hanya saling diam. Aah suasana awkward apa ini ? Huaaa Seoyeon aku membutuhkanmu ! "Kok tumben kau tidak pulang dengan chingu-mu itu ?"
Eeh ? Dia tahu kalau aku kadang pulang dengan Seoyeon ? Bagaimana bisa ? "Aah nae chingu ? Park Seoyeon maksudnya ? Eee itu dia tadi sudah dijemput duluan oleh oppanya. Jadi hari ini aku pulang sendirian."
"Ooh.. Ah itu bus nya datang. Kajja !"

Aku mengambil tempat duduk paling belakang, sengaja karena bangku paling belakang hanya sisa satu sementara bangku yang tengah dan belakang masih kosong. Err aku agak menghindarinya sedikit sih karena aku agak bingung bagaimana harus bersikap didepannya. Dia akhirnya memilih bangku depan lalu mengeluarkan bukunya dan mulai membaca. Aish... Kenapa aku mulai jadi lebih memperhatikannya begini ?

***
Author's POV

Seoyeon sedang duduk di sofa sambil memainkan gitarnya secara random sementara Baekhyun yang duduk di sebelahnya bernyanyi menyesuaikan lagu yang Seoyeon mainkan.
"Seoyeon-ah, selesaikan satu lagu dulu baru memainkan lagu yang lain !" Omel Chanyeol yang sedang browsing internet
"Oppa aku kan tidak tahu bagaimana caranya memainkan chord ini dan itu. Yang kutahu kan hanya nada-nada mayor dan beberapa minor. Sementara disini ada nada G kres segala, aku kan tidak tahu makanya aku langsung mengganti ke lagu lain."
"Wah kau harus kuberi privat gitar lagi ya. Arasseo. Sebaiknya kau berlatih lebih giat, Yeon-ah. Bersiaplah aku akan memberimu privat mulai hari ini."
"Mwo ?! Privat dengan Chanyeol-oppa lagi ? Shireo !!!"
"Wae ? Memangnya kenapa kalau kau privat lagi ?" Tanya Baekhyun dengan wajah polosnya
"Oppa mau tahu ? Dia itu tidak akan memberiku makan malam kalau aku tidak bisa menghapal chord yang dia ajarkan."
"Yaa itu kan hukumanmu. Siapa suruh aku ajari tapi tidak bisa kau ingat." Kata Chanyeol tidak mau kalah
"Kalian ini berantem terus. Aku sudah selesai membuat makanan nih. Ayo makan !" Kata Dio sambil meletakkan spaghetti di meja makan
“WUAAAH spaghettinya sudah jadi !!!” kata Chanyeol yang langsung melompat dari kursinya menuju meja makan
“Ayo semuanya juga makan. Seoyeon letakkan gitarmu lalu kemari, Baekhyun ayo makan sini.”  Kata Suho sambil menghampiri Seoyeon dan Baekhyun yang duduk di sofa. Mau tidak mau Seoyeon dan Baekhyun harus segera bangkit dan menuju meja makan. Chanyeol dan Dio sudah mulai makan dari tadi, sementara Seoyeon masih diam di meja makan.
“Yeon kau tidak makan ? Aku tidak kasih racun ke dalam spaghettinya kok.” Kata Dio dengan wajah polosnya
“Makanlah hei dongsaeng. Kau butuh banyak tenaga untuk privat nanti. Kkkk~” kata Chanyeol sambil menyuapkan spaghetti ke dalam mulutnya, “UHUK UHUK !”
“Astaga kau ini makanya jangan suka menggoda dongsaengmu dong. Jadi tersedak kan.” Kata Dio sambil menepuk-nepuk bahu Chanyeol, layaknya seorang ibu yang menepuk bahu anaknya
“Anhi anhi…Uhuk… bukan itu penyebabnya… Aku baru ingat, Yeon-ah, yang dua hari lalu kerumah itu chingu-mu ?” kata Chanyeol dengan susah payah
“Eh ? Dua hari lalu ? Ooh si Sehun maksudmu, Oppa ?”
 “Ne ! Ah namanya Sehun ?”
“Aigoo, Oppa ini. Dia kan waktu itu memperkenalkan namanya padamu.”
“Mianhae aku lupa hehe… namjachingu-mu ?”
Baekhyun dan Suho menghentikan aktivitas makan mereka, keduanya melihat ke arah Seoyeon dan Chanyeol secara bergantian dengan tatapan bingung. “Oppa kau salah mengatakannya. Dia bukan namjachingu-ku tapi chingu-ku yang seorang namja. Aish kau ini jangan bikin salah paham dong.”
“Hehe aku kan cuma bertanya, kenapa kau sensitive sekali ? Kalian betul hanya berteman saja ?”
 “Geuromyo. Wae ?”
“Ah anhi anhi… aku pikir kalian dekat hahaha.” Kata Chanyeol
“Ya kami memang dekat, Oppa. Kan kami duduk satu meja.”

***
Seoyeon’s POV

Dua hari yang lalu itu memang chingu-ku yang seorang namja datang ke rumah, si Sehun itu. Tapi jangan salah sangka, Sehun datang kerumahku untuk mengerjakan tugas kelompok denganku. Well, karena sekarang teman sebangkuku itu Sehun aku jadi harus mengerjakan tugas bersamanya, harusnya kan aku bersama si Senri tapi dia sekarang harus mengerjakan tugas dengan Kai dan Youngra, ah iya jumlah siswa kami ganjil jadi Senri harus bertiga. Yaah jadilah aku dan Sehun mengerjakan tugas matematika bersama.
Dan oh iya, aku dan Sehun sudah lumayan dekat, mengingat dua hari yang lalu itu kami saling curhat dan saling melempar pertanyaan yang menyangkut diri masing-masing. Dan yang paling mengejutkan adalah, aku menceritakan tentang mantan namjachingu-ku padanya. Bayangkan, kami dekat sekitar satu minggu lebih tapi aku sudah berani-beraninya cerita tentang Sungmin padanya. Aku tidak tahu ada kesalahan apa pada otakku hingga aku bisa cerita tentang masalah pribadiku pada orang yang belum lama kukenal.
“Aah kau mantan yeojachingu-nya dia ?” tanya Sehun padaku
“Ne…”
“Kalau memang begitu, sebaiknya kau benar-benar melupakannya. Dia itu yang paling buruk. Kau tahu sendiri kan ?”
Aku menunduk lalu mengangguk, “Ne aku tahu itu. Ah iya aku baru ingat kau dulu sekelas dengannya ya ?”
“Ne. Aku temannya dulu. Bahkan saat itu aku pun tahu saat dia bilang padaku kalau dia menginginkanmu menjadi yeojachingu-nya di saat dia baru sekitar dua minggu putus dari mantannya. Sungguh, dia itu bukan orang baik untukmu.”
“Jinjja ?!! Aku bahkan baru tahu tentang ini darimu. Gomawo, Sehun-ssi ! Gomawo !” kataku dengan suara bergetar, aku bahkan hampir menangis
“Kau harus kuat, Seoyeon. Kau tidak boleh lemah. Tentukan pilihanmu.”

***
Author’s POV

Satu minggu kemudian…

“Seoyeon-ah ! Seoyeon-ah ! Ireona aaah jebaaal !” Senri menggoyang-goyangkan tubuh Seoyeon yang menempel pada meja
“Errmm…wae ?” Seoyeon mengangkat kepalanya dengan malas lalu mengusap matanya pelan
“Ya kau kenapa ? Sakit ?”
“Bukannya sakit, Senri-ah. Chanyeol-oppa itu kejam sekali padaku. Masa aku disuruh belajar gitar dengannya sampai tengah malam ? Aku kan jadi tidak ada waktu mengerjakan pr, jadi aku langsung mengerjakan pr sampai jam 2 pagi tadi. Dan aku mengantuk sekali sekarang.”
“Oppa-mu itu benar-benar tidak beres sepertinya.”
“Jadi apa yang membuatmu membangunkan singa yang sedang tidur ini ?” kata Seoyeon sambil menopangkan kepalanya pada tangan kirinya
“Kau dan Sehun itu sepertinya dekat sekali. Apa kalian sedang pendekatan ?”
“Mwo ?? Ya ! Kau ini. Pendekatan apanya ? Kami berdua ini hanya chingu tau.”
“Chingu ? Betul hanya chingu ? Sepertinya ada yang lain deh.”
“Senri-ah kau lupa ? Aku itu kan memang banyak dekat dengan namja.”
“Tapi sepertinya kali ini lain. Ayolah ceritakan padaku.”
“Aigoo apa yang mau diceritakan ? Ada juga kau yang cerita padaku bagaimana bisa kau dengan Lu…Lu…Luhan-sunbaenim itu bisa pulang bareng hampir tiap hari selama seminggu ini ?”
“Hehe mianhae aku belum cerita ya ? Ne jadi aku juga tidak tahu bagaimana tapi yang jelas tiap pulang yaa aku kebetulan ketemu dia. Kau… Bagaimana kau bisa tahu ?”
“Kebetulan atau memang sengaja ? Kau ini selalu pulang lebih cepat dariku seminggu ini. Setelah bel pulang, kau pasti langsung bilang ‘Annyeong !’ lalu meninggalkanku. Aah jadi itu alasan kenapa kau pulang lebih cepat terus. Untuk bertemu Sunbae yang senyumnya cerah itu eh ?”
“Err kurang lebih seperti itulah. Mianhae, Yeon-ah mianhae aku mengaku salah.”
“Ya, ini kan bukan di pegadilan. Kenapa kau bertingkah seperti seorang terdakwa ?”
“Jadi benar kau hanya chingu-nya Sehun saja ?”
“Ne. Kenapa sih sepertinya kau pensaran sekali ?”
“Soalnya… beberapa hari ini beredar gossip tentangmu dan tentang Sehun. Orang-orang bilang kau dan Sehun itu sedang pendekatan, makanya aku mau konfirmasi padamu langsung.”
“Gossip ? Astaga aku itu bukan target yang tepat untuk dijadikan bahan gossip.”
“Ya makanya aku kan tanya tadi. Hati-hati ya, dari yang kudengar sepertinya Sehun itu punya fans lho. Kau harus hati-hati, Yeon-ah.”
“Apa karena gossip ini beredar makanya twitterku banyak yang follow ya ? Aku bingung akhir-akhir ini jumlah followers twitter-ku bertambah banyak. Yeoja semua lagi.”
“Wahaha Park Seoyeon punya stalker, sama seperti oppa-nya, si Park Chanyeol yang punya banyak stalker.”

***
Seoyeon’s POV

Sepertinya gossip yang beredar makin parah saja setiap hari. Buktinya, banyak sekali yang menatapku dan sekarang jadi banyak orang yang mengenal aku. Aigoo apa salahku ? Apa karena menjadi teman sebangku Oh Sehun aku jadi seperti ini ? Haish dan lagi salah satu blog adik kelas yang didalamnya terdapat fotoku dengan Sehun sedang bercanda di kelas dengan judul posting ‘Ini Buktinya’. Ige mwoya ? Memangnya aku artis apa sampai diposting didalam blog seperti itu ?
Walau bagaimanapun sebenarnya aku tidak berani bertanya pada Sehun tentang apa yang sebaiknya kami lakukan. Kami kan hanya chingu, yah setidaknya aku menganggap begitu. Dan bahkan aku sendiri tidak tahu apa dia tahu tentang gossip ini atau tidak. Aku tanya Senri, dia juga tidak tahu harus bagaimana. Aah appa eottokhae ??
Saat pulang sekolah aku mencari-cari keberadaan sahabatku si Senri di kelas. Eobseo. Aigoo dia kemana ? Saat aku keluar kelas, aku menemukannya. Lee Senri dan seorang sunbae, Luhan-sunbae. Wahh mereka sudah semakin dekat rupanya. Aku lalu mendekati mereka berdua.
“Annyeong haseyo, Sunbaenim.” Sapaku sambil membungkuk
“Eh ? Seoyeon-ah, wae ?”
“Anhiyo. Aku tidak ada teman di kelas, jadi aku menghampirimu. Tapi kelihatannya kau sedang sibuk.” Aku menyenggol-nyenggol lengan Senri sambil tersenyum meledek
“Kau tidak ada teman ? Yang benar ? Bukannya kau dekat dengan Oh Sehun ? Mana dia ?” tanya Luhan-sunbaenim
Dueeeng… aku yang tadinya mau meledek mereka berdua malah jadi aku yang diledek. “Eh ? Sehun ? Ada di dalam, dia sedang bercanda bersama Kai.”
“Kalian betul dekat ? Kenapa tidak pacaran saja ? Kau tahu gossip tentangmu dan Sehun itu sudah heboh lho.”
“Aigoo, Sunbaenim. Arasseo arasseo. Aku sudah tahu gossip itu kok.”
“Ya kalau begitu kenapa kalian berdua tidak angkat bicara ?”
“Kalau nanti kami bilang tidak, kami pasti dibilang berbohong. Kalau kami bilang pacaran, aish pada kenyataannya kami tidak pacaran.”

Tiba-tiba aku merasakan bahuku ditepuk oleh seseorang. Aku menoleh ke belakang dan betapa terkejutnya aku saat mengetahui siapa yang ada di hadapanku itu. Lee Sungmin ! Dan tanpa babibu dulu, aku sudah digeretnya menuju sudut koridor yang mana disitu sangat sepi.
“YAA ! APPO ! Aish…” rintihku
“Neo… Kau benar dekat dengan Sehun ?”
Aku memutar bola mataku, astaga namja ini juga tahu tentang gossip ini. Ya tentu saja kan ? Dia teman sekelasku, bagaimana dia tidak tahu ? “Aish kau benar-benar termakan gossip ?”
“Hanya gossip atau betulan ?”
“Memangnya apa urusanmu sih sampai bertanya seperti ini ?”
“Ya tentu saja urusanku. Kau itu urusanku.”
Hah ? Aku tidak salah dengar nih ? Dia mau apa sih ? “Memang kau siapaku huh ? Enak saja aku ini urusanmu.”
“Kau itu dilarang dekat-dekat dengan namja lain tahu.”
Aku mulai marah sekarang. Apa sih masalahnya ? Tiba-tiba dia menggeretku dan mengintrogasiku begini. Dan apa tadi ? Dia melarangku ? Memangnya dia siapa ? “Ya ! Aku tidak punya urusan denganmu kenapa kau seenaknya melarangku ?"
"Aku memperhatikanmu. Ya benar. Aku memperhatikanmu belakangan ini. Ternyata setelah kau menjadi teman sebangkunya Sehun, kau jadi dekat sekali dengannya. Jadi kau sudah melupakanku ?"
"Apa seharusnya aku selalu mengingatmu ? Mengingatmu yang kenyataannya menjadi namjachingu semua yeoja didunia ? Aku tidak sudi."
"Berani sekali kau menyebutku seperti itu. Aku hanya sesekali merasa bosan denganmu, makanya aku mencari yang lain untuk sementara. Percayalah bahwa aku masih untukmu, Yeon-ah. Dan kau juga hanya yeojachingu-ku."
"Ya ! Kau pikir aku itu tidak punya perasaan ? Kau ? Untukku ? Jangan bercanda ! Kita sudah tidak ada apa-apa sejak lama !" Kataku sambil mengeluarkan air mata yang tidak bisa kutahan lagi
Lee Sungmin lalu memelukku. Ya ! Apa-apaan dia ini ?! Aku mendorongnya sekuat tenagaku namun dia tetap menarikku. Tidak aku tidak boleh jatuh lagi padanya ! Sehun tolong aku !!! "YAA !!!" Teriak seseorang
Aku menoleh, mendapati sosok tinggi yang berdiri sekitar 5 meter dariku. Oh Sehun, teman sebangkuku sudah datang. "Kau mau apa ? Bukankah kau sudah tidak ada apa-apanya lagi dengan Seoyeon ?" Kata Sehun pada Sungmin
"Apa urusanmu ? Ini urusanku dengannya saja tahu. Kau jangan ikut campur, Sehun."
"Seoyeon-ah kajja !" Kata Sehun sambil menarik tanganku dan membawaku pergi dari Sungmin
Aku menurut saja pada Sehun. Sehun berjalan cepat sekali, aku agak susah mengimbangi jalannya. Sepanjang koridor orang-orang memperhatikan kami, aish gossip ini apa jadinya nanti ? Mereka melihatku dengan wajah habis menangis dan Sehun menarik pergelangan tanganku. Akan semakin menjadi pasti. Bahkan Senri dan Luhan-sunbaenim juga melihatku dan Sehun. Aigoo ! Aku menghentikan langkahku, membuat Sehun juga berhenti dari jalan cepatnya.
"Gomawo, Sehun. Nan gwaenchana. Gomawo sudah menolongku tadi." Kataku sambil mengusap pipiku supaya tidak basah lagi
"Ah ne... Cheonmanhae.. Lain kali kalau memang Sungmin membawamu lagi, kau harus bisa menolaknya, arachi ?"
Aku mengangguk cepat berkali-kali, "Sehun-ya, tadi selama kau menarikku apa tidak ada yang aneh ?"
"Mwo ? Aneh apanya ?"
Aku menelan air liurku, "Tadi orang-orang melihatku denganmu dengan keadaan seperti tadi. Apa tidak akan... membuat gossip kita semakin parah ?"
"Eh gossip ? Ooh itu... Gwaenchana..."
Aku malah melongo menatapnya, "Gwaenchana ? Maksudnya ?"
"Ya gossip kan cuma gossip saja, nanti juga hilang sendiri kok."
"Ckck kau ini sudah sering jadi bahan gossip ya makanya kau percaya diri seperti ini ?" Kataku sambil melipat kedua tanganku di depan tubuhku
"Ya toh memang gossipnya tidak benar kan ? Atau kau malah mau gossip itu jadi kenyataan ?"
"Mwo ??!"
"Kau tidak mau kan ? Haha aku sudah memperkirakannya kok. Sebenarnya aku mau jujur, Seoyeon. Aku tertarik padamu, yah sebetulnya sih aku suka kepribadianmu yang ceria itu. Jarang sekali ada yeoja sepertimu yang bisa membuatku tersenyum bahkan tertawa. Tapi aku sadar sepertinya kita hanya bisa menjadi chingu, karena kalau aku melihatmu kau hanya menganggapku sebagai chingu-mu. Gwaenchana. Nan gwaenchanayo."
Eh ? Darimana dia bisa tahu aku hanya menganggapnya chingu ? Ya Tuhan ini apalagi yang kuhadapi ? Tadi Sungmin, sekarang Sehun yang mengejutkanku. Aku hanya diam saja, bingung mau menanggapi apa. "Seoyeon ? Ya ! Gwaenchana ?" Tanya Sehun
"Eo ? Nan...gwaenchanayo ! Mianhae aku tidak tahu harus bilang apa."
"Kau tidak harus bilang apa-apa kok. Tapi kau harus ingat, kau harus bisa menolaknya kalau dia datang lagi, ara ? Aah kau tidak dijemput oppa-mu ?"
"N...ne !" Aku melirik ke arah jam tanganku, "Ah matta ! Sudah jam segini ? Aish oppaku pasti sudah menunggu. Yang tadi jeongmal gomawo. Mengenaimu... errr mianhae aku tidak bisa bilang apa-apa. Aku pulang duluan ya ! Annyeong." Aku membungkuk ke arahnya lalu pergi meninggalkannya

***
Sehun's POV

Ya baru kali ini aku menemui yeoja seperti Park Seoyeon itu. Teman sebangkuku sendiri. Dan hanya dia yeoja yang berani-beraninya memintaku untuk aegyo didepannya berkali-kali, katanya aegyo-ku bisa menghiburnya dan nyatanya tiap dia melihat aegyo-ku dia pasti langsung tertawa terbahak-bahak. Padahal aegyo-ku ini kan termasuk aegyo yang gagal ._. (*pukpuk Sehun)
Sebetulnya dari awal aku tidak terlalu perhatian padanya. Yang kutahu dia cuma chingu sekelasku saja yang selalu saja berdua dengan Lee Senri. Tapi semenjak duduk satu meja dengannya, aku mulai memperhatikannya. Yah awalnya sih aku cuma ingin tahu dia siapa, tapi aku malah keterusan.
Yah mungkin karena aku sering melihatnya tertawa aku jadi ikut sering tertawa. Dia sering memberiku lelucon tapi kadang aku tidak mengerti leluconnya karena dia pasti tertawa duluan sebelum dia sempat menyelesaikan leluconnya. Tapi itulah dia, unik. Tawanya yang unik karena begitu ikhlas tertawa seperti tidak punya beban,padahal aku tahu beban di hatinya ada banyak. Yaa walau begini kan aku ini sering jadi tempat curhatnya jadi aku sedikit banyak tahu tentang masalah-masalahnya.
Sepertinya aku memang hanya diperbolehkan menjadi chingu-nya saja. Aku sudah tahu itu. Bukan, bukan karena Lee Sungmin mantannya itu masih ada didalam hatinya. Aku sih bisa saja dengan mudahnya mengusir keberadaan namja itu dengan aegyo-ku yang disukai Seoyeon. Tapi karena sorot matanya yang kalau melihatku seperti selalu mengatakan 'kita akan jadi teman selamanya'. Tidak ada yang bisa kulakukan selain hanya menjadi chingu-nya dan menguatkannya untuk melupakan mantannya. Tidak ada salahnya kan ? Toh aku tidak bisa menjadikannya sebagai yeojachingu-ku.
Charari uri cheoeumbuteo amu geotdo anieotdamyeon.” (Maybe it would have been better if we hadn’t been anything from the start)

***
Author's POV

"Annyeong haseyo, Lee Senri ! Main yuk !" Seru Seoyeon didepan rumah Senri
"Ya, kau pikir kita masih bocah ? Pagi-pagi sudah datang kerumahku dan mengajakku main. Aigoo, Seoyeon yang childish." Kata Senri sambil membuka pintu pagar rumahnya
"Aku ini kan benar-benar mau mengajakmu bermain. Kau tidak mau ?"
"Memang mau kemana ?"
"Bersepeda ke Sungai Han."

***
Senri's POV

Aku tidak percaya ini. Aku berada di Sungai Han bersama dengan Seoyeon. Sebenarnya ada apa ini ? Tumben sekali Seoyeon itu mengajakku jalan-jalan dengan sepeda, apalagi ke Sungai Han. Tapi yah terserahlah, aku memang sedang butuh jalan-jalan untuk me-refresh otakku yang sudah penat dengan tugas-tugas yang menumpuk itu. Mungkin Seoyeon juga butuh me-refresh otaknya dengan masalah-masalah yang sedang melandanya itu. Empat namja mengelilinginya, bagaimana dia mau tidak pusing ? Ditambah lagi gossip tentangnya dan Sehun yang semakin menjadi semenjak Sehun mengatakan bahwa dia menyukai Seoyeon tapi mereka hanya berteman saja.
"Yeon-ah, sebenarnya kita mau kemana ?"
"Jalan-jalan saja, wae ?" Seoyeon menoleh ke arahku
"Hiaa Seoyeon di depanmu !" Seruku saat melihat ada orang di depan Seoyeon

Seoyeon langsung menoleh ke depan dan mengerem sepedanya sebisa mungkin. Dan sepedanya berhenti tepat di depan orang yang hampir ditabraknya itu. Phew hampir saja Seoyeon menabrak seorang namja yang sepertinya tadi sedang jogging memakai sepatu putih, celana training dan jaket yang hoodienya ia pakai untuk menutupi kepalanya. Namja itu membuka hood-nya dan YAK !! Aku mengenal namja itu !
"Sunbae ?!!" Seru Seoyeon tidak percaya saat ia mengenali wajah Luhan-oppa yang imut itu
"Aah Seoyeon ? Senri ?" Tanya Luhan-oppa dengan mata bulatnya
"Annyeong haseyo, Sunbaenim !" Sapa Seoyeon sambil membungkuk, sejak kapan ia sudah turun dari sepedanya ?
"Annyeong haseyo... Kalian sepedahan disini ?"
Aku buru-buru turun dari sepedanya lalu membungkuk ke arahnya, "iya tadi Seoyeon mengajakku sepedahan disini. Aku ikutan saja. Oppa sendiri suka jogging disini ?"
"Oppa ???" Seoyeon memandangku takjub dan matanya yang melebar, apa maksudnya ? Aish pasti karena aku memangil Luhan dengan sebutan 'oppa' dan bukan 'sunbae'. Aku mencubit lengan Seoyeon pelan.
"Hahaha... Ne, aku hampir tiap hari libur jogging disini. Kalian sering sepedahan disini ? Kok aku jarang melihat kalian ya ?"
"Eeh kami tidak sering kesini. Ini aku tadi hanya merasa bosan dirumah jadi aku mengajak Senri bersepeda disini. Kebetulan sekali kami bertemu Sunbae disini." Kata Seoyeon
“Ooh aku kira kalian rajin kesini. Lho Senri suka bersepeda juga ?”
“Anhi. Ini aku hanya menemani dia saja.” Kataku sambil melirik ke arah Seoyeon
“Eeh err… Senri-ah kau capek tidak ?” tanya Seoyeon padaku
“Sedikit sih, wae ?”
“Kalau kau capek, kau bisa santai-santai disini kok. Aku mau berkeliling lagi nih di tepi sungai. Nanti aku balik lagi kok kalau aku sudah puas. Sudah yaa… Annyeong !” Seoyeon langsung mengayuh sepedanya meninggalkan aku lagi. Jadi sekarang apa yang harus aku lakukan ? Aku bisa saja menyusul Seoyeon sekarang juga, tapi berarti aku harus meninggalkan Luhan-oppa. Ini kan kesempatan emasku untuk mengobrol dengan Luhan-oppa selain di sekolah. Dan kalau aku menyusul Seoyeon itu berarti aku kehilangan kesempatan ini.
“Eeh Luhan-oppa mau meneruskan jogging ?” tanyaku
“Anhiyo. Tadi aku sudah jogging cukup lama. Tadi itu aku sedang istirahat saat Seoyeon hampir saja menabrakku. Kau sendiri tidak mengejar si Seoyeon itu ?”
“Shireo. Dia pasti langsung mengayuh sepedanya dengan kecepatan tinggi kalau bersepeda sendiri. Aku malas mengejarnya.”
“Kalau begitu temani aku saja disini. Aku juga akan menemanimu menunggu si Seoyeon itu kembali.” Kata Luhan-oppa sambil mendekati pagar yang ada di tepi sungai. Aku menaruh sepedaku di pinggir lalu berdiri di sebelah Luhan-oppa. Tidak tepat di sebelahnya sih karena aku agak sedikit malu.
“Ah kau bisa melihat Namsan dari sini lho !” seru Luhan-sunbae
“Geuromyo, Oppa.”

Aah suasana awkward menyelimuti kami lagi. Aigoo aku sedikit tidak suka kalau begini. Tapi aku harus basa basi apa ya supaya suasananya tidak awkward begini ? Aku menengok ke arah Luhan-oppa, dia tengah memandangi air di Sungai Han. Aku memandanginya, tanpa kusadari, cukup lama. Sampai Luhan-oppa mengangkat kepalanya dan menengok ke arahku. Mata kami bertemu lagi. Tiba-tiba saja Luhan-oppa menengok padaku dan menyanyi.
Nareul seolle-ge haneun saram malya narang talmeun sarang neo malya.”
(The one that moves my heart is you. My love is for you. I just met you but I want to meet again. The only one who can be by my side) *ini potongan lirik Super Junior - Haru*
Aku hanya diam saja bingu mau berkata apa. Itu tadi untukku atau dia hanya menyanyi secara random saja ? Luhan-oppa berjalan mendekat ke arahku, mengeliminasi jarak kami yang sebelumnya. Eeh kenapa dia malah mendekat ?
“Mungkin memang kita baru mengenal. Bahkan waktu perkenalan kita ini singkat sekali. Sekitar tiga bulan kah ? Tapi aku tidak mau berbohong. Setiap kali aku melihatmu jantungku berdebar, Senri. Saat pertama melihatmu, kupikir aku sudah tertarik padamu. Walaupun kita belum saling mengenal saat itu. Tapi aku mulai mencari tahu tentangmu. Tentangmu yang suka membaca buku. Kau yang kalau pulang sekolah pasti ditinggal oleh Seoyeon karena dia dijemput oppanya. Kau dan sifatmu yang tidak bisa kutebak. Hahaha…”
“Yaah jujur saja aku sudah memperhatikanmu dari lama, Senri. Tapi aku tidak berani mendekatimu karena kupikir kau orang yang susah didekati, nyatanya ternyata kau cukup mudah didekati.” Tambah Luhan-oppa
“Memang benar sih aku tidak mudah dekat dengan orang lain. Dan hanya Oppa saja pengecualiannya. Boleh aku jujur juga ? Aku juga seminggu sebelum perkenalan resmi kita dirumah Sehun, aku sudah memperhatikan Oppa. Aku juga tertarik pada Oppa. Tapi aku agak sedikit minder kalau terlalu dekat dengan Oppa, mengingat keberadaanmu di sekolah yang ternyata cukup popular.”
“Aku merasa tidak aman kalau tidak ada kau, Senri.”
“Eeh ? Wae ???”
“Selama ini kau bertemu denganku, menemaniku saat waktu kosongku. Kau mengisi waktu kosongku dengan hal-hal berharga, Senri. Kau merekomendasikan buku untukku, kau menceritakan tentang dirimu sendiri, kau dan tingkahmu yang di luar dugaan. Haha… Bagaimana kalau aku hidup tanpa bertemu denganmu, Senri ? Pasti waktu kosongku itu akan tetap kosong begitu saja.”
“Hmm… Oppa kenapa mengatakan hal yang seperti ini ? Apa Oppa mau pergi ke suatu tempat yang jauh ?”
“Anhi !” kata Luhan-oppa sambil tersenyum, “Justru aku mau meminta satu hal darimu.”
“Eeh ? Meminta apa ?”
“Maukah kau menjadi yeojachingu-ku ? Jebal…”
Aku berpikir sejenak. Ini bukan mimpi ? Ini benar-benar bukan mimpi ?! Astaga itu tadi benar-benar Luhan-oppa yang mengatakannya ?? Aku menatap Luhan-oppa, dia memasang wajah harap-harap cemas tapi tetap cute. Apa aku boleh pingsan sekarang ?
“N…Ne…” ucapku dengan suara yang pelaaan sekali
“Eh ? Mwo-mworago ???”
“Ne… Ne aku mau…” ucapku lagi dengan volume suara yang sedikit kuperbesar
Luhan-oppa menatapku dengan tatapan takjub. Matanya membesar, dan senyum merekah di bibirnya. Astaga aku benar-benar butuh untuk pingsan saat ini !
“YEAAAAAY !!! Lee Senri menjadi yeojachingu-ku !!!” seru Luhan-oppa dengan suara yang cukup keras, membuat orang-orang yang ada di sekitarku menengok ke arah kami. Aigoo malunya x_x
“Oppa jangan keras-keras ! Aku malu !”
“Ne ? Ahaha kenapa harus malu ? Aku memang benar kan ? Tidak usah malu-malu, mulai sekarang Lee Senri adalah yeojachingu dari seorang Luhan. SA-RANG-HAE-YOOO !!!” Kata Luhan-oppa masih dengan senyumnya yang cute
Tuhan ! Terima kasih ! Seoyeon-ah ! Jeongmal kamsahamnida sudah mengajakku ke Sungai Han !!! Saranghamnida !!!
***
Seoyeon’s POV

Aku tidak tahu lagi bagaimana dengan Senri dan Luhan-sunbae setelah kutinggalkan. Yang jelas aku benar-benar harus meninggalkan mereka karena ada orang yang kucari. Aku seperti benar-benar melihatnya. Kim Joonmyeon. Suho-oppa ada disini ? Kenapa tidak menyapaku ? Tapi itu benar-benar Suho-oppa bukan ya ?
Aku mengayuh sepedaku buru-buru sambil mencari namja itu. Eobseo. Aku tidak menemukannya dimanapun. Ah mungkin saja tadi aku hanya melihat orang yang mirip dengannya, tidak mungkin kan Suho-oppa ada disini tanpa menyapaku ?
Aku meletakkan sepedaku dan duduk di sebelahnya. Menekuk kedua kakiku dan memeluknya dengan kedua tanganku. Sebenarnya apa yang kulakukan ini ya ? Sebenarnya aku punya banyak pilihan. Tetapi hanya satu yang selalu kulihat. Dari dulu. Sampai sekarang. Apa aku ini bodoh ? Aku punya Joonmyeon-oppa yang melindungiku, Sehun yang menguatkanku untuk menolak mentah-mentah kembalinya Sungmin, Baekhyun-oppa yang mengisi hariku dengan tindakan konyolnya bersama Chanyeol-oppa. Mungkin aku memang benar-benar bodoh. Apa aku dikutuk ?
Aku memejamkan mataku dan menundukkan kepalaku, menghalangi orang lain melihat wajahku. Aku tidak mau orang melihat kebodohanku ini. Tapi pada kenyataannya sudah banyak yang tahu betapa bodohnya aku ini. Senri terutama. Senri-ah mianhae.
“Seoyeon ?” panggil seseorang padaku, membuatku mengangkat kepalaku dan mencari sumber suara itu
“Oppa ???”
Suho-oppa menghampiriku dan duduk di sebelahku, “Kau sedang apa disini ?”
“Lho ? Oppa benar-benar disini ?”
“Wae ? Kau kira aku ini hantu ? Tentu saja aku benar-benar disini, Yeon-ah.”
“Anhi… itu tadi… aku melihatmu tapi aku saat kucari kau malah tidak ada.”
“Mwo ? Kau melihatku ? Aku tidak melihatmu tadi. Aku malah baru melihatmu saat ini. Saat aku melihat sepeda abu-abu milikmu dan melihatmu yang ada di sebelahnya. Kau sedang apa disini ?”
“Na ? Anhi. Hanya sedang berkeliling Sungai Han dan kebetulan aku lelah dan istirahat disini.”
“Aah masih saja suka bersepeda di Sungai Han.”
“Oppa sendiri sedang apa ?”
“Hanya berjalan-jalan saja. Menghilangkan stress akibat tugas dan ulah oppamu.” Kata Suho-oppa sambil tersenyum ke arahku
“Hahaha mianhae, Oppa. Mianhae kalau Chanyeol-oppa itu suka merepotkanmu. Apalagi aku.”
“Aku tidak merasa keberatan sama sekali kok direpotkan oleh kalian berdua. Seoyeon, sebenarnya aku bohong. Aku tadi mengikutimu kesini.”
“Eeh ? Mengikutiku ?”
“Ne. Aku mengikutimu sejak aku melihatmu bersepeda dengan chingu-mu itu. Aku mau mengatakan sesuatu padamu, yeon-ah. Ini penting sekali. Kuharap kau tidak sedih setelah ini.”
“Se-sedih ? Oppa kenapa kau bersikap seperti ini ? Gwaenchana ?”
“Nan gwaenchanayo, Seoyeon. Gomawo. Seoyeon, sebenarnya… aku harus meninggalkan Korea bulan depan.”
“Mwo ??? W-wae ??”
“Aku mendapat beasiswa pertukaran pelajar ke Paris. Disitu aku bisa memperdalam ilmu seni, Yeon-ah. Tapi itu berarti aku harus meninggalkan Korea selama dua tahun. Aku mengatakannya sekarang padamu agar kau mengetahuinya langsung dariku. Aku tidak mau kau mengetahuinya dari orang lain.”
“Oppa… Aku bangga padamu !!!” seruku
“Kenapa kau malah berkata seperti itu ? Kau tidak mau mengatakan ‘Kajima, jangan tinggalkan aku’ seperti di drama-drama, Seoyeon ?”
“Oppa kau terlalu banyak nonton drama ! Justru aku bangga padamu, Oppa ! Jangan tinggalkan aku ? Ya ! Justru Oppa harus pergi ! Memperdalam ilmu seni di Paris ? Jelas itu akan menjadi pengalaman yang luar biasa berharga untukmu ! Aku  malah akan kecewa padamu kalau kau tetap tinggal disini dan membuang kesempatan itu.”

Aku menatap Suho-oppa dengan pandangan yang sedikit kabur. Air mata sudah membanjiri mataku sekarang. Wae ? Aku bangga sekali padanya ! Tapi ada alasan lain juga aku menangis. Kenapa… Kenapa baru sekarang aku menyadari keberadaannya ? Kenapa aku menyadari kalau ternyata dia itu berarti untukku ?  Bagaimana bisa aku menyadarinya saat ia sudah akan pergi ?
“Yeon-ah kau tidak keberatan ? Kenapa kau menangis ?”
Aku mengelap air mataku asal, “Ini air mata bahagia, Oppa. Bahagia !”
Suho-oppa langsung menarikku dalam pelukannya, “Jinjja ? Kau tidak takut aku tinggal ?”
“Ya kalau takut ya aku takut sih, Oppa. Siapa nanti yang melindungiku kalau aku diganggu oleh Chanyeol-oppa, Dio-oppa dan Baekhyun-oppa ? Hahaha…”
“Ya, itu namanya kau memanfaatkanku !”
“Tidak apa-apa toh ? Haha…”
“Seoyeon, aku sebenarnya menyesal saat malam itu kau mengatakan perasaanmu padaku. Kan harusnya aku duluan ! Aku ini namja, Yeon-ah !”
“Lantas kenapa ?”
“Park Seoyeon, saranghaeyo.”
“Hihi nado saranghaeyo, Oppa.” Kataku sambil tersenyum, tapi Suho-oppa tidak bisa melihat senyumku. Dan juga air mataku yang mulai keluar lagi dari mataku

***
Author’s POV

Dua tahun kemudian…
Seoyeon bersepeda di pinggir Sungai Han. Sudah dua tahun Seoyeon selalu bersepeda tiap sore di pinggir Sungai Han itu. Melewati tempat yang memiliki kenangan baginya. Dengan tatapan yang kosong dan angin yang menerpa tubuhnya ia mengayuh sepedanya. Pandangannya masih tertuju pada air di Sungai Han yang mengalir dengan normal. Saat ia melihat ke depan, ia menemukan dua orang yang dikenalnya. Akhirnya Seoyeon berhenti mengayuh dan menuntun sepedanya mendekati dua orang itu.
“Senri ? Luhan-oppa ?” panggil Seoyeon
“Apa kabar, Seoyeon ?” tanya Luhan
“Aah aku baik kok. Eeh Senri kok tidak bilang kalau ada disini ? Aah kalian sedang ngedate ya ?”
“Anhiyo. Justru kami disini menunggumu.” Kata Senri
“Eh ? Menungguku ? Untuk apa ?”
“Yeon ? Sudah datang ?”
Seoyeon membalikkan tubuhnya, dan disitulah namja tinggi dan seorang yeoja berdiri, “Chanyeol-oppa ? Baekhyun-oppa ? Taehee-eonni ?”
“Kau kemana saja sih ? Baru datang sekarang. Kami sudah menunggumu dari tadi tahu !” tukas Chanyeol
“Mwo ? Ini ada apa sih kalian semua bilang menungguku ?”
“Kau lupa ini tanggal berapa, Yeon ? Aigoo parah sekali kau.” Kata Chanyeol
“Tanggal 23, wae ?”
“Suho pulang dari Paris hari ini, Yeon-ah ! Astaga kau lebih pelupa dari yang kukira.” Kata Baekhyun
“MWO ?!! Oppa aku lupa !!! Aigoo !!! Jadi bagaimana ? Suho-oppa sudah datang ke Korea ? Astaga Oppa sudah menjemputnya belum ?” kata Seoyeon panic
“Aku sudah pulang, Yeon-ah.”
Seoyeon mencari sumber suara dan ia berbalik, menemukan sosok yang ingin sekali ditemuinya selama ini dibalik Senri dan Luhan. Seoyeon langsung berlari menghampirinya, Kim Joonmyeon sudah kembali dari Paris. Suho membuka kedua tangannya dan memeluk Seoyeon.
“Aku pulang, Seoyeon.” Kata Suho
“Selamat datang, Oppa !” kata Seoyeon yang sudah mengeluarkan air matanya
“YAA jangan peluk-peluk Seoyeon di hadapanku dooong !!!” protes Baekhyun

END