Sabtu, 11 Februari 2012

ELF4 DIARIES part twelve


author : @adhweet
cast : ELF4 : Park Seoyeon, Kim Youngra, Lee Taehee, Hwang Yoonrin (all this character are OCs)
All members of Super Junior (esp. Donghae, Leeteuk)

Much appreciated if you would leave comments ^^



***

Seoyeon's POV

Esoknya, hari biasa dimulai kembali. Luka itu masih membekas di pipi sehingga pipiku diperban sekarang. Ah aku seperti seorang jagoan yang habis berkelahi saja.  Hari itu pun Donghae bersikap lebih protektif terhadapku, mungkin itu karena Donghae merasa bersalah atas apa yang terjadi padaku. Ketiga temanku pun juga lebih perhatian padaku. Dan yang paling mencurigakan adalah anak-anak Super Junior.
"Seoyeon-ssi, gwenchana ?" Tanya Siwon padaku
"Ne, gwenchaneyo."
"Ah Seoyeon-ssi, aku punya cake nih. Kita makan bareng yuk ?" Kata Sungmin sambil membawa kotak ditangannya
"Hmm..kamsahamnida, Sungmin-ssi, tapi tidak terima kasih." Tolak Seoyeon halus

Aah beginilah kalau kau tertimpa masalah, semua orang akan melihatmu dengan tatapan iba dan melihat sisi lemahmu. Aku benci dengan hal ini, tapi di sisi lain aku juga menikmatinya. Karena kalau tidak begini, mereka selamanya akan mengenal Park Seoyeon sebagai Ketua Kelas keras kepala dan tidak pernah sakit, itu kesannya seperti aku adalah orang yang menakutkan.
Bel istirahat berbunyi, segala buku kututup dan kurapikan mejaku. Aku hendak ke kantin untuk sekedar membeli minuman kaleng tapi Donghae menarik tanganku.
"Mau kemana ?" Tanyanya
"Kantin..." Jawabku singkat
"Aku ikut."
"Hmm ? Aku sama Taehee kok."
"Pokoknya aku ikut kamu !" Katanya bersikeras
"Arasseo." Jawabku pasrah
"Seoyeon-ah, udah ada Donghae kan ? Aku ngga ikut aja ya, aku udah bawa bekal kok." Kata Taehee
"Oh arasseo." Ucapku pasrah

Aku dan Donghae pergi ke kantin, saat di jalan kami bertemu Gae In dan kami berhenti seketika. Dia menatap tajam kami berdua lalu kemudian pergi. Donghae menatapku dalam-dalam, aku pun menatapnya tepat di mata. Tidak sampai 5 detik, aku mengalihkan pandanganku, tidak kuat melihat mata namja ini. Aish aku ini kenapa ? Lalu kami pergi ke kantin.

***
Youngra's POV

Aku melihat Donghae dan Yeonnie sedang jalan berdua ke kantin. Aku tersenyum sendiri melihat Donghae yang  mengikuti kemana Seoyeon pergi, aku tahu Donghae sedang menjaganya, tentu saja Donghae kan namjachingu-nya Yeonnie. Aku pun ingin menyusul ke kantin untuk beli susu kotak kesukaanku, namun di tengah jalan aku melihat Kibum dan seorang yeoja.
"Gomawoyo..." Kata Kibum sambil mengambil hadiah dari tangan yeoja itu
"Ne..." Kata yeoja itu malu-malu
"Nanti malam jam 7 kan ?"
"Ne... Aku ke kelas dulu. Sampai jumpa nanti malam." Yeoja itu pergi dari hadapan Kibum

Aku memperhatikan mereka dari jauh. Sepertinya mereka baru saja berkenalan, tapi apa itu tadi ? Jam 7 ? Mereka janjian ? Jadi yeoja itu siapa sebenarnya ?

***
Seoyeon's POV

Sepulang latihan, Donghae mengajakku makan. Tadinya aku menolak namun ketiga temanku memaksaku untuk menerima ajakannya. Tapi kami tidak hanya berdua, karena ada Jungsoo-oppa dan Siwon juga ada bersama kami. Kami berempat makan di Kona Beans, cafe milik orangtua Jungsoo-oppa, Sungmin dan Kyuhyun.
"Kalian makan di meja ini saja, aku dan Siwon makan di meja lain." Kata Jungsoo-oppa
"Tapi Opp-"
Donghae menggenggam tanganku dan tersenyum, "Kita disini saja."

Aku mengangguk lalu kami berdua duduk. Jungsoo-oppa dan Siwon berjalan ke mejanya yang ada di sudut ruangan. Aku tidak tahu apa yang mereka lakukan disana, yang jelas mereka mengobrol.
"Kamu mau makan apa ?" Tanya Donghae seraya berdiri
"Hmm... Aku tidak makan deh." Kataku sambil menggeleng
"Yaaa ! Kau harus makan. Baiklah aku akan pesankan untukmu."

Donghae pergi ke kasir dan memesan makanan disana. Tidak lama ia sudah kembali lagi di meja dengan makanan.
"Makan." Perintahnya halus

Mau tidak mau aku makan juga. Donghae tersenyum kemudian ikut makan. Sementara Donghae sudah menyelesaikan makanannya, aku masih menyisakan sekitar seperempat makananku. Aku memainkan sendokku di atas piring itu. Donghae menatapku seolah memerintahkan aku untuk menghabiskan sisa makanan itu. Aku menggeleng.
"Aku sudah kenyang, Donghae." Kataku
"Hmm... Arasseo. Setidaknya kamu sudah menghabiskan lebih dari setengahnya."
Aku mengangguk
"Seoyeon-ah... Aku ingin bicara denganmu."
"Mwo ? Bicara apa ?"
"Mulai sekarang kalau kamu mau pergi ke suatu tempat, ajak aku. Dan lagi kalau ada masalah kumohon kamu mau cerita padaku. Seperti yang kita lakukan dulu saat kita kecil, ingat ?"

Aku menerawang ke masa lalu. Memang benar kalau aku selalu cerita segalanya pada Donghae dulu. Donghae sudah seperti buku diary-ku. Dan lagi dimanapun aku berada, pasti Donghae ada bersamaku atau setidaknya dia pasti tahu dimana aku berada saat aku menghilang.
"Jujur saja aku ingin kau seperti dulu lagi." Tambahnya
Aku mendongak, "maksudmu ?"
"Emm.. Yaa seperti dulu. Dulu saat kita selalu bersama." Kulihat Donghae sedikit malu saat mengucapkan hal ini
Aku tersenyum, "Donghae, kita bukan anak kecil lagi yang bisa selalu bersama dan bermain sepuas kita seperti dulu."
"Meskipun begitu tapi kita tetap bisa selalu bersama kok. Aku...hanya ingin kita kembali seperti dulu kok." Kata Donghae menatap wajahku
Aku menunduk, "Donghae-ya, apa... Apa aku banyak berubah ?"
Dia terkejut mendengarnya, "berubah ?"
Aku mengangguk cepat
"Kalau aku jujur, apa kau akan marah ?"
"Anhi..." Jawabku singkat
Donghae menghela napas panjang, "Kamu berubah. Tidak banyak sih, tapi kamu memang berubah."
"Mianhae..."
"Kenapa minta maaf ? Kamu tidak salah kok."
Aku hanya diam,bingung mau menjawab apa.
"Ah yasudah tidak perlu mengingat masa lalu. Kamu ya kamu, tidak peduli kamu berubah atau tidak yang penting kamu adalah Park Seoyeon, teman masa kecilku yang selalu kusayangi." Kata Donghae tersenyum tulus

Jamkanman ! 'Kusayangi' ? Aku menatap bingung ke arahnya. Donghae apa maksudmu ?? Aku ingin menanyakannya tapi aku malu. Akhirnya aku malah tidak jadi bertanya dan diam saja.
"Oh iya, kamu masih ingat janjimu yang dulu ?" Tanya Donghae
"Janji ?"
"Ne. Ingat kan saat pertama kita 'jadian' kau bilang kau akan menurutiku ?"
"Aah itu.. Ne, aku ingat."
"Aku mau kau menuruti beberapa permintaanku. Jamkanman." Kata Donghae lalu membuka tasnya dan mengambil buku tulis lalu menyobek kertas dari bukunya
"Mwo ?"
Donghae membagi kertasnya menjadi dua dan mengambil dua buah pulpen, "Satu untukmu dan satu untukku. Bagaimana kalau kita saling membuat janji disini ? Semua yang kutulis disini kau harus menurutinya dan begitu pula sebaliknya."
"Mwo ??"
"Yak mulai !" Donghae mulai menulis di kertas itu

Mau tidak mau aku berhenti bicara dan menatap kertas yang diberikan Donghae. Aku terpaku melihatnya, kertas itu begitu putih sampai-sampai aku bingung mau menulis apa disana. Aku masih diam saja sampai Donghae menutup pulpennya dan tersenyum padaku. Aku buru-buru menyembunyikan kertasku.
"Sudah ?" Tanyanya
Aku mengangguk
"Baiklah sekarang tukar."

Aku membuka lipatan kertas yang diberikan Donghae. Aku membacanya satu persatu dan tidak mempedulikan Donghae yang sedang mengomel karena melihat kertasku yang kosong. Sebenarnya aku suka ekspresinya saat dia mengomel padaku.

Seoyeon-ah ! Ini permintaanku padamu, ingat ya kamu harus penuhi permintaan ini !
1. Kamu harus janji untuk selalu cerita padaku tentang segala hal baik maupun buruk yang terjadi padamu
2. Kamu tidak boleh lagi bersikap awkward denganku, kau seperti bertemu orang lain saja kalau sedang bersamaku, jebal... Bersikaplah senyaman mungkin ketika berada didekatku
3. Aku mau Park Seoyeon-ku yang ceria lagi ! Jangan mengomel terus, nanti kau cepat tua ^^
4. Kalau suatu ketika kau merasa tidak nyaman denganku, ijinkan aku tahu ya ! Ini penting untukku

Aku tersenyum membacanya. Astaga Donghae, namja ini sedikit berlebihan.
"Donghae-ya..." Panggilku di tengah kebingungannya dengan kertasku
"Seoyeon-ah ! Jelaskan maksudmu dengan kertas ini apa ?"
"Hmm ? Haha... Hanya ingin melihat ekspresimu yang mengomel tidak jelas." Aku tertawa
"Aaah... Kamu ini jangan bercanda, aku kan serius."
"Serius, Donghae." Kataku masih dengan tertawa sambil membentuk V pada kedua tanganku
"Aish jinjja..." Keluhnya
"Arasseo arasseo... Memang aku tidak punya permintaan kok. Bagiku, seorang Lee Donghae yang ada di depanku sekarang sudah lebih dari cukup. Aku tidak perlu meminta apa-apa lagi." Jelasku
"N-ne ? Jeongmalyo ???" Ia menatapku tidak percaya
"Ne..." Aku tersenyum dan mengangguk
Donghae entah sengaja atau tidak sengaja memelukku dari samping, "aah gomawoyo, Seoyeon !"
"Aish, Donghae-ya ! Kamu ngapain ?? Lepaskan aku." Kataku sambil memberontak
"Wae ? Aku kangen sama teman masa kecilku, tidak boleh ?"
"Bukan begitu. Ya Tuhan, Lee Donghae ! Aku malu. Bagaimana kalau orang melihat ?" Erangku sambil mencoba melepaskan diri dan berhasil
"Haha... Mianhae mianhae..." ia melepaskanku
Aku mengangguk dengan wajahku yang memerah, "ah ne, aku mau tanya tentang permintaan-permintaanmu ini."
"Ne ? Tanya apa ?"
"Poin kedua, maksudmu awkward apa ?"
"Yaa awkward. Kau tahu kalau aku muncul di depanmu, rasanya sikapmu berubah jadi aneh. Mulai sekarang, biasa saja, oke ?"
"Hmm... Kalau begitu poin ketiga. Ceria ? Aku kan ceria." Kataku tersenyum lebar, sedikit memaksa memang tersenyum seperti itu
"Ceria ? Ceria dengan cara mengomeli dongsaeng dan hyung-ku ?" Dia tertawa
"Yaa ! Serius deh. Kau saja belum tahu saat aku bersama tiga sahabatku itu."
"Aku tahu kok. Tapi itu biasa saja, tidak ceria. Ayolaah..."
"Aish..." Aku menggaruk kepalaku, "sepertinya tidak bisa. Aku kan harus tegas."
"Kalau memang tidak bisa, setidaknya di depanku saja kau ceria." Ia tersenyum lagi, entah keberapa kalinya aku melihat senyumnya yang lebar itu
"Hmm... Aku pertimbangkan."
"Anhi ! Tidak ada pertimbangan, sudah kutulis jelas-jelas bukan di kertas itu ? Bahwa kau harus menuruti permintaanku ?"
Aku meniup poniku. Donghae memang selalu harus mendapatkan apa yang dia mau. Akhirnya aku mengangguk lagi.
"Kita pulang yuk ?" Ajakku
"Mwo ? Sekarang ?"
"Yep, aku lelah. Dan lagi aku harus mengerjakan tugas dari Sang Ri-seonsaengnim."
"Aish, seonsaengnim itu selalu saja menyuruh-nyuruh seenaknya. Kalau begitu permintaanku bertambah menjadi lima poin. Poin kelima adalah kalau ada yang bisa kubantu, kau tidak boleh sungkan."
"Mwo ?? Yaa kau ini banyak maunya !" Protesku
"Kaja !" Ia menarik lenganku seolah tidak mendengar protes dariku

Kami menghampiri Jungsoo atau sebaiknya mulai sekarang kupanggil dengan Leeteuk-oppa dan Siwon di meja mereka lalu kami pamit pulang. Kami berdua berjalan kaki menuju halte bus yang paling dekat, namun ternyata halte paling dekat jaraknya lumayan jauh dari cafe itu. Di tengah jalan, aku melihat sesosok namja yang kukenali. Aku menghentikan langkahku dan membuat Donghae yang berjalan disampingku bingung.
"Gwenchana, Seoyeon ?" Tanya Donghae
"Itu... Bukannya itu Kibum ?" Kataku sambil menunjuk ke seorang namja yang ada di dalam restoran Italia
"Ah... Ne..."
"Dia punya yeojachingu ?" Tanyaku setelah melihat seorang yeoja menghampirinya dan bersikap centil padanya
"Hmm... Entahlah..." Kata Donghae sambil menggaruk kepalanya
"Ya ! Kamu kan temannya, masa tidak tahu ?"
"Entahlah, Seoyeon, aku susah menjelaskannya padamu."

Aku menangkap sebuah sinyal dari tatapan Donghae pada Kibum. Dan aku entah bagaimana mengerti arti tatapan itu.
"Ooh dia playboy ?" Celetukku
"Err... Playboy atau tidak aku juga tidak yakin sih... Tapi memang dia dekat dengan banyak yeoja sih."
"Aah yasudahlah itu bukan urusanku dia playboy atau tidak." Lalu aku berpikir, tiba-tiba saja aku teringat Youngra
"Donghae-ya ! Dia playboy tidak ?" Tanyaku lagi
"Tadi bukannya kamu bilang itu bukan urusanmu ?"
"Hmm...anggap saja sekarang itu urusanku. Ayo jawab yang jujur."
Donghae menggaruk kepalanya lagi, "Yaah bisa dibilang begitulah."

Pikiranku kalut seketika. Aish bagaimana ini ? Youngra pasti akan sedih kalau tahu namja yang dia suka ternyata seorang playboy. Apa kuberi tahu dia saja ya ? Ah tapi sebaiknya tidak. Tapi kalau kuberi tahu dia sekarang, dia kan jadi tidak memikirkan namja itu lagi. Tapi kalau kuberitahu dia, apa itu tidak terlalu ikut campur ? Tapi... Argh terlalu banyak kata tapi yang ada di otakku sekarang. Tanpa sadar aku diam dan jadi melupakan Donghae yang daritadi memanggil namaku.
"Seoyeon-ah..." Panggil Donghae
"N-ne ?"
"Kamu memikirkan apa ?"
"Anhi.. Emm, kaja kita lanjutkan berjalan."
"Arasseo..."

Aku dan Donghae berjalan lagi dan akhirnya kami sampai di halte bus. Halte bus itu tidak ada orang dan hanya ada aku dan Donghae saja. Aku duduk di bangku diikuti dengan Donghae. Keheningan melingkupi kami berdua selama beberapa menit. Aku tidak tahu mau mengajak ngobrol Donghae apa sehingga aku diam saja. Donghae juga mungkin sedang terpikir sesuatu sehingga ia diam. Sial, bus nya kenapa lama sekali sih datangnya ? Aku berdiri dan melongok ke jalanan, mencoba mencari bus yang mengarah ke halte ini namun hasilnya nihil. Tiba-tiba seseorang muncul di hadapanku dan menarik tubuhku ke arahnya.
"Donghae ?!" Seruku kaget
"Seoyeon-ah..."
"Aish Donghae-ya lepaskan."
"Diam dulu dan dengarkan aku untuk beberapa saat. Aku tidak akan lama. Arachi ?"
Aku mengangguk, omona aku malu sekali sekarang
"Park Seoyeon teman kecilku, aku, Lee Donghae kangen sekali denganmu. Bagaimana perasaanmu ? Apa kau senang bertemu lagi denganku ? Kalau kau tanya aku, aku akan menjawab dengan pasti bahwa aku sangat senang bertemu denganmu."
"Donghae-ya, untuk apa kamu mengatakan hal ini ?"
"Saat kita pertama bertemu, kita belum sempat saling melepas kangen bukan ? Aku hanya mengikuti di drama-drama saja kok. Dimana dua orang yang sudah lama tak jumpa akan saling berpelukan, terutama namja dan yeoja."
"Aish kau ini terlalu banyak nonton drama deh." Kataku sambil terkekeh pelan
Donghae tidak mempedulikan kata-kataku lagi, "Seoyeon-ah, maaf ya aku tidak segera datang saat kau kena masalah kemarin, harusnya aku cepat datang sehingga kau tidak perlu memakai ini." Kurasakan sebelah tangan Donghae menyentuh dan mengusap perban di pipiku pelan, baiklah harus kukatakan aku sangat malu sekarang
"Park Seoyeon, aku berjanji. Aku berjanji akan melindungimu. Melindungimu dan menjagamu, seperti yang selalu kulakukan dulu saat kita masih kecil."
"Dong-"
Donghae melepas pelukannya, "aku sudah selesai. Tidak lama kan ? Ah itu ada bus."

Bus akhirnya sampai di hadapan kami. Aku dan Donghae pun menaiki bus itu dengan segera, takut kalau kami akan ketinggalan bus dan terpaksa menunggu bus selanjutnya.

***
Donghae's POV

Aku duduk tepat di sebelah Seoyeon. Aku masih memiliki rasa tidak percaya sendiri dengan yeoja yang duduk di sampingku. Park Seoyeon, yeoja yang selalu mengisi hari-hariku saat aku kecil dan selalu menjadi teman khayalan saat aku kesepian. Yeoja kecil yang dulu sangat cengeng namun sekarang berubah menjadi yeoja yang sok kuat dan tangguh. Entahlah aku tidak tahu apa dia masih cengeng seperti dulu atau tidak. Aku melirik ke arahnya, dia sedang menoleh ke luar jendela. Kupandangi wajahnya.
'Park Seoyeon, seandainya kamu tahu...bahwa aku sungguh-sungguh saat mengatakan hal tadi. Bahwa aku benar-benar bersedia menjaga dan melindungimu. Dan seandainya saja kamu benar-benar yeojachingu-ku tanpa perjanjian ini... Mulai sekarang tenanglah, kupastikan kau aman dari Gae In itu.' Gumam Donghae dalam hati

Tanpa sadar aku membelai lembut rambutnya yang membuatnya menoleh padaku dengan tatapan herannya. Aku tersenyum padanya dan dia mengerutkan alisnya. Tidak lama, ia kembali menatap ke luar jendela.
'Aku tahu aku tidak boleh egois. Tidak masalah kalau kau tidak memiliki perasaan padaku, yang penting aku akan selalu ada untukmu. Tapi... Izinkan aku berusaha untuk membuatmu menyukaiku. Aku bersumpah akan melindungimu, Seoyeon.’

***
Seoyeon's POV

Aku sampai di kamarku. Aah lelah sekali hari ini. Aku membaringkan tubuhku di kasur, berguling-guling di atasnya dan mencari posisi nyaman. Lalu aku diam menatap langit-langit kamarku, terpikir akan sesuatu atau lebih tepatnya seseorang. Donghae. Donghae ?
"Kenapa aku kepikiran Donghae ?" Ucapku pelan

Namja itu hari ini membuatku terkejut dengan sikap-sikapnya. Ada apa dengannya ? Bukan. Lebih tepatnya ada apa denganku ? Kenapa jantungku jadi berdebar begini ? Aku memberantakkan rambutku, suatu tindakan yang selalu kulakukan saat aku stress memikirkan sesuatu. Donghae... Donghae... Donghae... Dan nama itu masih terpikir olehku sampai aku selesai mengerjakan tugasku dan bersiap untuk tidur. Mengapa aku jadi terus kepikiran tentangnya ?

4 komentar:

Ni Wayan mengatakan...

#eeaa mulai kan kan modusnya hahaha --V

Adhita Putri mengatakan...

hahaha sudah kubilang part 12 tuh modus gue wkwk...
oh iya mian ya gue lupa kalo lo ternyata masuknya di part 13 wkwk

PERSPEKTIEF mengatakan...

jiah, sa ae modusnya! mana nih bagian modus yr? hahaha malah ane gak ada

Adhita Putri mengatakan...

menyusul part 13 yaaa mantemaaaan

Posting Komentar