Senin, 02 Januari 2012

WITH YOU chapter one

Cast     : Lee Sungmin, Park Seoyeon, Cho Kyuhyun, Park Jungsoo and others

follow me on @adhweet ^^
please leave your comment after reading my fanfics, kamsahamnida

Hello, this is fanfiction about our pink prince Sungmin :)


***




“Kamu tahu siapa nama yeoja itu ?” tanyaku pada Kyu, teman sebangkuku di kelas
“Hmm ? Yeoja yang mana ?” tanya Kyuhyun tanpa melihat ke arahku
“Yeoja yang sering kita temui di perjalanan menuju sekolah itu.”
“Mollaseoyo...aku saja tidak tahu yeoja mana yang hyung maksud.” kata Kyuhyun menggeleng
“Aaaaah....” aku menghela napas panjang sembari menyandarkan tubuhku di kursi
“Waeyo ? Hyung tahu dia ?” tanya Kyuhyun memalingkan wajahnya dari jendela bus yang sedang kami naiki
“Anhi. Kalau aku tahu tentu saja aku tidak akan tanya padamu.”
“Lantas kenapa ?”
“Haha... tidak apa-apa kan kalau aku hanya ingin tahu ?” kataku sambil tersenyum ke arah Kyuhyun
“Kau mencurigakan, Hyung !” Kyuhyun kembali melihat keluar bus

Aku tersenyum sendiri. Namaku Lee Sungmin, aku sekarang berstatus siswa SMA kelas akhir. Cho Kyuhyun, orang yang duduk di sebelahku ini adalah sahabat karibku sejak SMP tetapi dia berstatus adik kelasku. Kenapa kami bisa bersahabat padahal kami berbeda usia ? Itu karena aku dan dia sering bertemu di perpustakaan saat aku mencari buku bacaan, akhirnya kami berteman dan sekarang kami bersahabat. Sekarang aku dan Kyuhyun sedang menaiki bus yang mengarah ke Busan. Berhubung sekarang sekolah sedang libur, aku dan Kyuhyun memutuskan untuk berlibur melepas penatnya sekolah. Jujur saja, menjadi siswa kelas akhir itu banyak tekanannya sehingga aku butuh untuk menenangkan pikiranku. Kebetulan sekali aku ingin melihat laut dan kupikir Busan-lah tempat yang tempat, meskipun aku tahu Incheon lebih dekat sih.
Sampai di Busan, aku membangunkan Kyu yang tertidur dengan headset menempel di kedua telinganya. Kyu seketika bangun dan menoleh ke arahku. Segera Kyu bangun dan membantuku merapikan barang-barang bawaan kami lalu turun dari bus.
“Hyung, sekarang kita mau kemana ?” tanya Kyuhyun sibuk dengan barang bawaannya
“Kalau kita mencari hotel dulu bagaimana ? Tadinya aku mau langsung ke pantai tapi tentu tidak mungkin kan kita ke pantai dengan membawa-bawa barang-barang ini ?”
“Ah ide bagus ! Kaja !” Kyu langsung bersemangat dan berjalan

Aku dan Kyu berjalan seperti dua orang backpacker di tengah Busan yang cukup ramai. Satu persatu hotel kami datangi untuk mencari hotel dengan tarif termurah, maklum saja kami berdua kesini menggunakan uang saku kami yang kami tabung dari dua bulan yang lalu. Walaupun orangtua kami memberi uang, tapi uang itu hanya untuk berjaga-jaga saja kalau-kalau kami kehabisan uang disini. Setelah satu jam setengah kami berjalan menyusuri jalanan, akhirnya ada juga hotel yang murah dan kami memutuskan untuk menginap disitu. Rencananya kami mau menginap disana selama 2 malam tapi ternyata hanya kami hanya bisa menginap satu malam karena besoknya kamar itu sudah reserved. Hotel itu dekat dengan pantai, sesuai dengan harapan kami.
“Hyung aku lapar.” Kata Kyuhyun sembari memegangi perutnya
“Ne, aku juga lapar.”
“Mari kita cari restoran cajangmyun !” kata Kyu bersemangat
 “Sepertinya tadi aku melihat ada restoran cajangmyun di dekat sini. Setelah itu kita ke pantai saja, bagaimana ?” usulku
“NE !”

Kami berdua langsung keluar dari hotel dan mencari restoran yang tadi aku lihat. Restoran itu terlihat ramai, makanya aku ingin coba. Setelah sampai, kami langsung memesan dua porsi dan melahapnya sampai habis. Setelah itu kami langsung mengarah ke pantai. Aah ramai sekali pantainya, wajar saja karena ini hari libur jadi banyak orangtua membawa anak-anaknya ke pantai untuk bermain. Wajahku langsung lemas melihat pantai yang ramai itu, aku melirik ke arah Kyu dan wajahnya sama muramnya dengan wajahku.
“Disitu ada mercusuar, kita kesana saja ya ?” pinta Kyuhyun
“Ah boleh juga. Lagipula disitu tidak ramai.”

Aku dan Kyu lantas berjalan menuju mercusuar tersebut. Tidak lupa Kyu mengabadikan suasana pantai dengan SLR yang dia bawa. Aku juga membawa kamera, namun aku malas mengeluarkannya. Akhirnya kami sampai di mercusuar tersebut dan kami langsung berjalan masing-masing. Kyu mencari pemandangan bagus untuk diabadikan sementara aku mendekat ke arah laut untuk merasakan deburan ombak. Rasanya menyenangkan sekali ketika percikan air laut menyentuh pipimu, walaupun airnya dingin. Aku membuka mataku yang dari tadi terpejam saat mendengar ada suara seorang yeoja dan seorang namja yang datang. Aku menoleh ke arah mereka dan mataku terbelalak.
“LEETEUK-HYUNG !!!” teriakku pada namja yang tadi baru datang
“Loh ? Sungmin ?” Leeteuk memasang tampang bingung dan tak menyangka
“Ah annyeong haseyo, Hyung. Lama tidak bertemu.” Kataku sambil membungkuk, menunjukkan sikap sopanku padanya
“Annyeong haseyo. Ah sedang apa disini ?” tanya Leeteuk sambil menengok ke kanan dan ke kiri, mungkin dia mencari tahu aku kesini dengan siapa
“Aku sedang berjalan-jalan saja, Hyung. Oh iya aku juga membawa Kyuhyun kesini. Ah Hyung sendiri sedang apa ?”
“Aku menemani dongsaeng-ku. Dia sedang liburan sekolah jadi dia kesini dan kuajak saja dia kemari.”
“Dongsaeng ? Aku tidak tahu kalau hyung punya dongsaeng.”
“Dia disini kok. Ya, Seoyeon ! Jangan main terlalu jauh !” Leeteuk langsung berlari menghampiri yeoja yang datang bersamanya tadi

Leeteuk dan yeoja tadi berdiri agak jauh dariku. Aku dengan langkah pelan berjalan mendekati kedua orang itu yang berada tepat di pinggir laut.
“Jangan jauh-jauh, arachi ? Kalau kau kenapa-kenapa bagaimana ?” kata Leeteuk pada yeoja itu
“Ah Sungmin,” Leeteuk melihat ke arahku yang berada dekat dengan mereka, “ini dongsaeng-ku.” Kata Leeteuk sambil merangkul bahu yeoja itu

Yeoja itu menatapku dengan ekspresi heran. Saat melihat wajahnya, aku langsung mengenalinya. Dia yeoja yang tadi aku tanyakan pada Kyu di bus menuju Busan dan dialah yeoja yang sering aku lihat saat aku berangkat sekolah bersama Kyu.
“Ah kamu !” seruku tanpa sadar
“Mwo ? Kalian saling kenal ?” Leeteuk menoleh kepadaku dan ke dongsaeng-nya bergantian
“Anhi...” kata dongsaeng Leeteuk sambil menggelengkan kepalanya
“Ah cwesonghamnida. Lee Sungmin imnida.” Aku lantas membungkukkan badanku
“Emm... Park Seoyeon imnida.” Ia membungkuk membalas salamku

Aah ternyata namanya Park Seoyeon. Tapi apa-apaan ini ? Ternyata dia dongsaeng-nya Teukie-hyung ? Aish sungguh sulit kuduga.
“Senang bertemu denganmu.” Kataku lagi
“Kamu kenal dongsaeng-ku ?” tanya Leeteuk padaku
“A-anhi...” jawabku sambil menggeleng
“Kau kesini dengan siapa ?”
“Dengan adik kelasku, dia sedang mengambil beberapa foto di sekitar sini. Ah, Hyung tinggal disini ?”
“Ne. Aku ‘kan meneruskan kuliah disini.”
“Aah begitu rupanya.”
“Seoyeon-ah, sepertinya udaranya mulai dingin, kita pulang saja bagaimana ?” tanya Leeteuk pada Seoyeon yang dari tadi hanya diam saja
“Aku... masih mau disini.” Jawabnya dengan suara pelan
“Jjinja ? Aku khawatir nanti kau sakit.”
“Anhiyo... aku tidak akan sakit, percayalah padaku. Ayolah sebentar lagi saja ya ?” pinta Seoyeon
“Ara ara. Sebentar lagi saja ya ?” jawab Leeteuk pasrah

Seoyeon lalu berjalan menjauhi aku dan Leeteuk-hyung. Ia mengeluarkan kamera polaroid dari dalam tasnya lalu mengambil foto disana. Aku dan Leeteuk-hyung masih di tempat kami.
“Dia itu mudah sakit, makanya aku harus protektif terhadapnya. Dia mudah terluka tapi terus memasang tampang sok tegarnya itu.. Kata Leeteuk padaku
"Ah geurae ? Berapa umurnya ?"
"Dia masih 17 tahun." Kata Leeteuk sambil memandang ke Seoyeon
"17 tahun ?? Aku kira dia masih 16 tahun. Sekolah dimana dia ?" Tanyaku penasaran
"Aah aku lupa nama sekolahnya, haha mianhae aku terlalu banyak pikiran sampai aku lupa nama sekolahnya. Setidaknya aku ingat kalau dia masih kelas 2 SMA."
"Aiih oppa macam apa itu lupa dengan sekolah adik sendiri." Keluhku
"Hey, aku kan harus kuliah sambil kerja untuk memenuhi kebutuhan hidupku dan hidupnya."

Oh iya aku lupa cerita pada kalian bahwa Leeteuk-hyung itu sudah tidak memiliki orangtua. Ia kehilangan orangtuanya dalam kecelakaan beruntun yang terjadi 7 tahun yang lalu dan akibat kecelakaan itu, ayah dan ibu Leeteuk-hyung beserta 12 orang lainnya tewas. Itulah kecelakaan yang sagat mengerikan yang pernah terjadi tahun itu.
"Lantas kalau hyung tinggal disini, dongsaeng-nya hyung... Ah maksudku Seoyeon-ssi tinggal dengan siapa dan dimana ?" Tanyaku hati-hati
"Ia tinggal dirumah ahjumma, masih ingat kan rumah yang dulu itu ? Disanalah ia tinggal, bersama dengan ahjumma-ku."
"Aah ne aku ingat. Jadi dia tinggal disana ? Kenapa tidak ikut denganmu ke Busan ?"
"Awalnya aku mengajaknya saat aku lulus dan mengatakan bahwa aku akan ke Busan untuk meneruskan kuliah, namun dia menolak. Dia bilang Seoul sudah menjadi bagian hidupnya. Yaa apa boleh buat."
"Aaah begitu ternyata.."
"Sungmin-ssi kau menginap dimana ?"
"Di hotel dekat sini, Hyung. Waeyo ?"
"Ooh sudah di hotel rupanya. Anhi, tadinya aku mau menawarimu menginap dirumahku. Hitung-hitung kita bisa reuni kecil-kecilan. Aku rindu sekali saat-saat kita bermain bersama dulu."
"Sejujurnya... Kami hanya bisa menginap di hotel untuk malam ini saja. Besok kami harus mencari hotel lain untuk ditempati." Kataku dengan sedikit tidak enak hati
"Kalau begitu besok menginap dirumahku saja !!!" Seru Leeteuk bersemangat
"Ah apa boleh ? Aku tidak enak padamu, Hyung."
"Tentu saja tidak apa ! Menginap dirumahku saja ya ? Aku tahu rumahku kecil, tapi setidaknya kalian tidak perlu mencari hotel."
"Aah kamsahamnida, Hyung ! Jeongmal kamsahamnida !" Aku mengeluarkan senyum terbaikku pada Hyung-ku yang satu ini
"Berikan nomor handphone-mu jadi aku bisa menjemputmu di depan hotelmu."
"Mwo ? Ah sebaiknya hyung saja yang memberiku alamatnya, aku yang akan kerumah hyung."
"Tidak apa-apa, aku kan naik mobil."

Segera Leeteuk mengambil handphone yang kugenggam dan memasukkan nomornya di handphone-ku lalu mencoba menghubungi handphonenya untuk mendapatkan nomorku. Memang ini cara yang paling mudah sih.
"Nah, nomormu sudah aku save dan nomorku juga ada di history-mu."
"WAAAAAA !!!"

Aku dan Leeteuk langsung menengok ke arah sumber suara. Ternyata itu Seoyeon yang berteriak, dia terjatuh diantara bebatuan yang mengelilinginya. Aku dan Leeteuk langsung berlari menghampirinya. Oh tidak ! Kakinya terjepit diantara bebatuan itu. Dan tunggu dulu, itu Kyuhyun kan ? Leeteuk berhenti sesaat, mencoba mengenali namja di sebelah Seoyeon yang sebenarnya adalah Kyuhyun. Lalu dia bergumam 'itu Kyuhyun-ssi kan ?'.
"Seoyeon-ssi, gwenchaneyo ?!" Seru Kyuhyun panik
"Appo !" Rintihnya sambil mencoba berdiri dan meloloskan kakinya
"Ya, jangan dipaksa !" Seruku sambil panik
"Ottokhae ? Aku tidak bisa menarik kakiku." Kata Seoyeon masih berusaha menarik kakinya
"Seoyeon-ah, jamkanman ! Kami akan melepaskan kakimu." Kata Leeteuk-hyung

Aku mencoba menggerak-gerakkan kaki Seoyeon, namun tetap tidak bisa lepas dari batu-batu yang menjepit kakinya. Akhirnya aku mencoba mengangkat batu-batu itu dan Kyuhyun beserta Leeteuk pun membantuku. Setelah 5 menit berlalu, akhirnya kakinya lolos juga. Namun begitu, Leeteuk tidak terlihat puas melihat darah yang mengalir di kaki kanannya itu. Aku membantu Seoyeon berdiri dengan mengulurkan tanganku dan syukurlah dia menyambut tanganku.
"Kamsahamnida. Kamsahamnida." Kata Seoyeon sambil membungkuk beberapa kali
"Gwenchaneyo ?!" Tanya Leeteuk panik
"Erm... Kakiku sakit... hanya sedikit kok." Kata Seoyeon melihat kakinya lalu tersenyum pada Leeteuk
"Yasudah. Ayo kita pulang, lukamu harus cepat-cepat ditutup."
"Ne..." Jawab Seoyeon pasrah
"Sungmin-ssi, Kyuhyun-ssi, kami pulang duluan. Sungmin-ah, jangan lupa nanti malam kau kabari aku ya !" Kata Leeteuk

Leeteuk dan Seoyeon pun pergi meninggalkan aku dan Kyu. Sekarang aku menatap Kyu dengan tatapan heranku.
"Tadi kau bilang kau tidak kenal." Kataku pada Kyuhyun
"Mwo ? Nugu ?" Kyu memasang wajah bingung
"Seoyeon-ssi. Kenapa tadi tidak bilang kalau kau kenal dia ?"
"Aah jadi maksudmu... Jangan-jangan yeoja yang tadi di bus kau tanyakan itu... Seoyeon-ssi ???" Kyuhyun tampak terkejut
"Aish..." Aku memalingkan wajahku dan memegang kepalaku dengan tangan kanan
"Mianhae, Hyung. Aku tidak tahu kalau yang kau maksudkan itu Seoyeon. Kalau orangnya Seoyeon-ssi, aku kenal dia. Dia 'kan satu angkatan denganku dan kami juga satu berteman di klub fotografi."
"Mwo ?! Dia satu sekolah dengan kita ??" Kali ini aku yang terkejut
"Kau tidak tahu ? Astaga darimana saja kau, Hyung ?" Kyuhyun menggeleng-gelengkan kepalanya
"Aish bagaimana aku tahu kalau aku tidak pernah bertemu dengannya di sekolah."
"Oh iya aku baru ingat kalau dia banyak menghabiskan waktunya di kelas."
"Hmmm...." Aku mengeluarkan suara tak karuan dari pita suaraku, "Kyu, udaranya sudah dingin, ayo kita cari makanan untuk makan malam lalu kembali ke hotel."
"Ah ne, Hyung." Kata Kyuhyun

Kami ke supermarket dan membeli ramyun instan dan minuman kaleng disana, untuk menghemat biaya makan kami. Lalu kami ke hotel kami. Sampai di kamar, aku langsung mandi sementara Kyu merebahkan tubuhnya di kasur. Saat aku selesai mandi, kulihat Kyuhyun sedang mengutak-atik SLR-nya di kasur sambil duduk bersila.
"Kau melihat foto ?" Tanyaku sambil mengeringkan kepalaku menggunakan handuk
"Ne ! Hyung, coba kau lihat ini. Bagus kan ?" Kata Kyu menyodorkan kameranya padaku

Aku melihat foto yang terpampang di screen itu dan terlihat foto pemandangan laut. Saat kuperhatikan lebih detil lagi, aku melihat sosok yeoja sedang memotret lautan yang luas itu. Aku mengenalinya ! Dia Seoyeon yang tadi aku lihat. Aku meng-zoom foto tersebut hingga yang terpampang di screen itu hanya sosok yeoja itu.
"Yeppeo." Kataku sambil tersenyum
"Iya kan ?" Kyu lantas berdiri dan melihat screen
"Ya ! Jadi maksudmu yeppeo itu Seoyeon ?" Omel Kyuhyun saat melihat screen yang memaparkan sosok Seoyeon
"Hm ? Hahaha... Mianhae... Tapi bukankah aku benar ? Dia cantik bukan ?"
"Seoyeon-ssi itu memang manis." Kyuhyun mengaku
"Ya ! Kau menyukainya juga ?" Tanyaku sedikit cemburu
"Anhi anhi... Haha maksudku memang banyak juga yang suka dia."
"Aaah... Kupikir kau mengincarnya juga." Kataku lega
"OH~ kau menyukainya ! Arasseo arasseo, mau kudekatkan ?" Kata Kyu sambil menunjukkan evil smile-nya padaku, membuatku ngeri sendiri
"Andwae. Aku bisa sendiri. Lihat saja." Aku menjulurkan lidahku dan melakukan aegyo
"Aigooooo !!!" Kyu terlihat gemas melihat aegyo-ku
"Ya ya ! Sudah mandi kau sana ! Tubuhmu bau keringat." Kataku sambil melempar handuk padanya

Kyu menggelengkan kepalanya sambil tersenyum licik padaku. Aku tak menghiraukannya, jadi aku berjalan ke bungkusan makanan yang tadi kami beli dan memakannya.

***
Seoyeon's POV

“Ah Sungmin,” Oppa melihat ke arahku yang berada dekat dengan mereka, “ini dongsaeng-ku.” Kata Leeteuk sambil merangkul bahuku

Aku bingung. Lalu saat aku melihat wajahnya, aku seperti 'SUNGMIN ???'. Ya Tuhan, asal kalian tahu saja aku kagum pada sunbae yang satu ini. Yang aku kagumi adalah kemampuan musiknya dan kemampuan bela dirinya. Jujur saja aku sangat menyukai orang yang bisa musik,olahraga dan seni bela diri. Jadi karena dia memiliki semuanya, aku menganggapnya namja perfect. Tentu saja dia terkenal dan banyak yang suka padanya, tapi aku tidak. Hanya kagum saja padanya boleh kan ?

Leeteuk-oppa dan aku akhirnya pulang duluan. Saat di kamar, aku membuka tasku dan mengambil beberapa foto yang tadi kuambil. Kucari satu persatu foto special yang tadi kuambil. Foto itu adalah foto Leeteuk-oppa bersama Sungmin-sunbaenim yang diam-diam aku ambil. Setelah menemukannya, aku menghampiri oppa-ku dan menyerahkannya.
"Oppa, ini tadi kupotret saat kalian bersama. Kau boleh menyimpannya sebagai kenang-kenangan." Kataku sambil menyodorkan foto itu
"Oh kau memfoto kami ? Waaah hasilnya bagus ! Gomawo, saeng." Katanya sambil tersenyum puas

Aku membalikkan badanku, niatku sih ingin kembali ke kamarku dan merapikan fotoku dan memasukkannya dalam foto album khusus. Aku ini suka fotografi sehingga aku memiliki foto album khusus. Setelah aku memasukkannya, aku akan menulis keterangan-keterangan tentang foto itu. Tetapi saat aku melangkah, Leeteuk-oppa memanggilku dan membuatku berbalik lagi.
"Besok pagi aku akan menjemput Sungmin dan Kyuhyun. Mereka akan menginap disini besok. Sementara aku menjemput mereka, kau siapkan kamar di depan untuk mereka ya."
Aku melotot, "Sungmin-ssi dan Kyuhyun-ssi menginap disini ?!"
"Ne. Waeyo ? Kau keberatan ?" Tanya Leeteuk-oppa
"A-ANHI anhi !" Aku menggeleng cepat
"Ooh algesseumnida. Kau boleh ke kamarmu untuk istirahat. Ah jangan lupa minum vitamin-mu !"

Tapi aku sudah terlanjur melangkah ke kamarku. Ya ampun, besok mereka disini ? Yaa bukan apa-apa, hanya saja sedikit aneh saat mengetahui kau akan satu atap dengan orang yang kau kagumi.

***
Sungmin's POV

Keesokan harinya...

"Annyeong haseyo." Sapaku pada Seoyeon
"Annyeong haseyo." Balasnya sedikit malu-malu, aaah dia lucu sekali
"Ah sini biar aku bantu membawanya." Kata Seoyeon sambil menghampiriku

Aku mengerjainya sedikit. Aku menenteng dua tas di tanganku, yang satu ringan dan yang satu berat. Aku menyodorkan tasku yang berat kepadanya dan dia menerimanya dengan kedua tangannya. Saat ia mengangkatnya, ia menoleh padaku dan menatapku seperti ingin mengatakan 'astaga tas ini berat sekali, kau menaruh apa saja di dalamnya ?'. Aku tersenyum padanya.
"Aku ini namja, masa kau yang membawakan tasku ? Tapi kalau kau memaksa, ini bawa yang ini saja." Aku menyodorkan tas yang satu lagi
Ia menyambutnya, "ikuti aku, kamar kalian ada disana." Katanya sedikit malu

Aku menggelengkan kepalaku sambil tersenyum melihatnya. Leeteuk menepuk bahuku.
"Ya, dia itu dongsaeng-ku. Tega sekali kau mengerjainya seperti itu. Tapi baguslah, aku jadi bisa melihat ekspresi malunya itu.hahaha..." Kata Leeteuk
"Hyung, ayo kita ke kamar." Ajak Kyuhyun
"Ah ne. Hyung, aku ke kamar dulu." Kataku pada Leeteuk
"Ah silahkan silahkan."

Aku dan Kyuhyun berjalan menuju suatu kamar yang sedang dituju oleh Seoyeon. Setelah sampai, aku menaruh tasku di lantai. Tiba-tiba saja Seoyeon keluar dari kamar itu dan berdiri di pintu kamar.
"Seoyeon-ssi ?" Tanyaku penasaran atas sikapnya
"Ah cwesonghamnida, aku hanya tidak terbiasa ada di satu ruangan bersama namja." Seoyeon membungkukkan tubuhnya seraya meminta maaf
"Gwenchaneyo. Oh iya Seoyeon-ssi, kalau aku butuh bantuanmu, kau ada dimana ?" Tanyaku
"Emm... Kamarku ada di belakang. Kalau kamar Leeteuk-oppa ada di sebelah sini."
"Ne kamsahamnida, Seoyeon-ssi." Aku tersenyum padanya, sedikit tebar pesona

Tidak lama, Seoyeon buru-buru meninggalkan kamarku. Kyuhyun menatapku aneh. Ada apa dengan namja ini ? Namun beberapa detik kemudian, Seoyeon muncul lagi.
"Ah cwesonghamnida. Kyuhyun-ssi ? Boleh... Boleh aku lihat kameramu ?" Tanya Seoyeon
"Ne. Ini silakan..." Kata Kyuhyun sambil menyodorkan kamera yang tadi bergantung di lehernya

Seoyeon menerimanya lalu membungkuk tanda terima kasih dan pergi. Matanya berbinar-binar saat menerima kamera Kyuhyun. Dan tiba-tiba aku teringat perkataan Kyuhyun tentang mereka yang mengikuti klub fotografi bersama.
"Dia benar-benar suka dengan fotografi ya ?" Tanyaku pada Kyuhyun yang sedang mengeluarkan pakaiannya dari tasnya
"Ne ? Aah tentu saja. Diantara kami semua, Seoyeon-ssi punya mata yang paling bagus. Dia itu pintar memotret. Kurasa nanti dia akan menjadi fotografer."
"Aah begitu rupanya...."

***
Malam harinya...

Lelah juga hari ini. Aku, Kyu, Leeteuk dan Seoyeon berbelanja banyak barang di pusat perbelanjaan. Aku berkeliling-keliling bersama Kyu dan Leeteuk, sementara Seoyeon berbelanja sendiri. Aku sedikit khawatir terhadapnya, tapi Teukie-hyung,nama panggilannya dulu, bilang tidak apa-apa. Tetap saja walaupun Teukie-hyung bilang begitu, aku tidak ingin dia kenapa-kenapa. Makanya aku memisahkan diriku dari Kyu dan Teukie-hyung dan mencari Seoyeon. Akhirnya aku dan Seoyeon jadi berbelanja bersama dan kami menjadi dekat. Ternyata Seoyeon itu orangnya cepat berteman dengan orang lain, buktinya aku dibelikan sebuah syal warna biru olehnya. Akan kusimpan baik-baik syal itu ^^

Malam itu, Kyu sibuk dengan mengemasi barang-barang yang dia beli. Dia itu banyak membeli pakaian dan benda-benda lainnya. Saat kutanya untuk apa, dia menjawab dia ingin membelikan keluarga dan teman-temannya oleh-oleh. Ah dasar namja ini. Sementara itu,aku berjalan keluar kamar dan menuju ke ruang tengah. Tidak ada siapa-siapa, maka aku memutuskan untuk keluar rumah. Di depan pintu, ada sosok manusia sedang duduk. Kudekati sosok itu dan ternyata itu Seoyeon. Aku mendekat ke pintu dan merasakan udara dingin di luar. Ini dingin sekali ! Aku masuk dan kembali ke kamarku hanya untuk mengambil syal biru yang tadi dibelikan Seoyeon lalu aku keluar lagi. Saat aku berada di belakangnya dia masih belum menyadariku, jadi aku langsung mengenakan syal itu di lehernya. Dia terkejut dan memutar kepalanya untuk melihatku.
"Aah Sungmin-ssi ?"
"Apa yang kau lakukan disini ?" Tanyaku padanya seraya duduk di sebelahnya
"Anhi. Hanya sedang ingin berada di luar. Ah omong-omong, ini kan syal yang kubelikan tadi. Kenapa kau memakaikannya padaku ?" Tanyanya sambil memegangi syalku
"Aku meminjamkannya padamu. Ini dingin sekali, kau harus memakai itu agar tetap hangat." Kataku tersenyum padanya
"Ooh ne... Kamsahamnida, Sungmin-ssi." Kata Seoyeon sambil menatap ke arahku

Kami berdua terdiam. Seoyeon melihat ke langit sambil merengkuh kedua kakinya. Entahlah sepertinya dia sedang memikirkan sesuatu dan dia terlihat sedih. Aku ingin bertanya tapi aku ragu. Akhirnya setelah beberapa kali menundanya, aku bertanya padanya.
"Seoyeon-ssi gwenchana ?"
"Ne ?" Dia melihat ke arahku lalu dia menunduk, "emm... Gwenchaneyo."
"Ayolah, aku tahu kau sedang kepikiran sesuatu." Aku merayunya agar dia mau berbagi cerita padaku
"Entah apa aku pantas mengatakannya padamu atau tidak, tapi aku sedang merindukan eomma-ku."

Aah hatiku langsung terenyuh saat mendengarnya. Aku menatapnya dan mendapati sosoknya yang kesepian. Ingin aku mengusap kepalanya, tapi kami belum terlalu dekat jadi aku mengurungkan niatku. Wajar saja, anak macam apa yang tidak merindukan eomma-nya ?
"Ooh kau merindukan eomma-mu."
"Ne..." Suaranya terdengar sangat lirih
"Aku mengerti perasaanmu. Kupikir aku tahu apa yang eomma-mu rasakan saat ini."
"Mwo ?" Tanyanya
"Kupikir beliau sedang merasa bahagia melihat anak perempuannya tumbuh menjadi yeoja yang cantik dan sehat sepertimu. Juga, beliau pasti tidak ingin melihatmu bersedih."
"Hmm ? Darimana kau tahu ?" Tanya Seoyeon polos
"Sejujurnya aku tidak tahu. Tapi hanya saja kupikir semua eomma pasti begitu." Aku jujur pada Seoyeon
"Aah... Kamsahamnida, Sungmin-ssi..." Suaranya kembali lirih
"Untuk apa?” Aku bertanya padanya
“Emm… terima kasih kau mau menemaniku.”
“Ne… Seoyeon-ssi, sepertinya kau harus masuk ke dalam, nanti kau sakit kalau berlama-lama di udara dingin begini.”
“Gwenchaneyo, aku ‘kan memakai syalmu.” Seoyeon akhirnya tersenyum

Jantungku berdetak lebih cepat saat mendengar ucapannya. Aah dia juga tersenyum padaku. Rasanya hatiku hangat saat melihat senyumnya. Tetapi tidak lama kemudian, ia kembali ke kesepiannya. Aku hanya diam saja, aku mengerti dia membutuhkan waktu untuk dirinya sendiri. Aku mengerti karena aku juga sepertinya, di saat aku kesepian maka akan lebih nyaman apabila aku dibiarkan sendirian saja. Terkadang memang lebih baik menyendiri untuk melewati masa-masa sulit. Tetapi walaupun begitu, aku tidak ingin pergi dari sampingnya. Aku hanya duduk saja melihatnya, membiarkannya merenung sendirian. Sudah lebih dari 30 menit kami hanya berdua ditemani sepinya malam. Seoyeon tidak berkata satu patah katapun dan aku membiarkannya. Tetapi tidak lama, aku mendengarnya menguap.
“Seoyeon-ssi, ayo kita masuk ke dalam.” Ajakku padanya
“Ne…” Dia menyeka matanya
“Astaga kau menangis ?” tanyaku
“Ahaha… aku… sepertinya aku terlalu merindukan eomma dan appa.” Kata Seoyeon menyeka matanya lagi, air matanya malah semakin mengalir keluar
Aku mendekatinya dan memeluknya, “Gwenchaneyo, appa dan eomma-mu pasti sedang tenang disana. Kalau kau menangis, mereka justru kan bersedih.” Kataku sambil mengusap kepalanya
“Ne… kamsahamnida…” kata Seoyeon sambil melepaskan dirinya dariku
“Ah mianhae, aku tidak bermaksud…” kataku salah tingkah
“Gwenchaneyo… aku tahu kau tidak punya maksud jahat.”
“Algesseumnida, geurigo kita masuk ke dalam saja.”
“Ne…”

Aku menyingkir dari depan pintu dan membiarkannya masuk terlebih dahulu. Ketika aku masuk, Seoyeon memutar tubuhnya.
“Sungmin-ssi, syal ini biar aku cuci dulu saja.” Katanya sambil menunjuk syalku
“Tidak perlu melakukan itu. Tidak ada waktu karena besok siang aku sudah akan pulang.”
“Eeh ?! Kau pulang besok ??” Seoyeon tampak terkejut mendengar jawabanku
“Ne… apakah Teukie-hyung ah maksudku apakah oppa-mu tidak memberitahumu ?”  aku menjawab dengan tenang
“Anhi… aaah kenapa tidak tinggal lebih lama lagi di Busan ? Aku kan jadi bisa mencuci syalmu.” Kata Seoyeon menyesal
“Gwenchaneyo… aku bisa mencucinya lain waktu.”
“Hmm… baiklah, Sunbaenim.”
Aku terkejut mendengarnya, “Kamu panggil aku apa ? Sunbaenim ? Kamu kenal aku ???”
“Tentu saja aku tahu… Sunbae kan sering sekali lewat di depan kelasku bersama Kyuhyun-ssi.” Jelasnya sambil tersenyum
“Seoyeon-ssi bisa aku minta kau melakukan sesuatu untukku ?”
“Hmm ? Apa itu ?”
“Panggil aku ‘Oppa’, bisa ? Aku tidak terbiasa dipanggil sunbae…”
“O-Oppa ? Aah… emm… algesseumnida. Geurigo aku akan memanggilmu oppa…”
“Nah sekarang kau tidur yaa…”

Seoyeon mengangguk lalu melepaskan syalku yang masih melingkar di lehernya. Ia melepasnya, membentangkannya di lantai lalu melipatnya dengan sangat rapi. Kemungkinan besar dia adalah yeoja yang mandiri, pikirku. Lalu ia memberikannya padaku sambil mengucapkan terima kasih. Akupun mengangguk lalu mengusirnya agar ia tidur. Setelah kulihat dia masuk ke kamarnya, aku kembali ke kamarku lalu tertidur tanpa mempedulikan Kyu yang melontarkan pertanyaan-pertanyaan padaku.

5 komentar:

Ni Wayan mengatakan...

asik ada keurigo mwahahaha :D

Adhita Putri mengatakan...

jadi kau suka karena ada kata geurigo nya ? haha thanks for comment

Ni Wayan mengatakan...

aku suka keurigo (?) dan calvin chen (????)

sanimine mengatakan...

mantep mamen! kayaknya tragis ini cerita heemm...
lanjutt toorr!!! :DDD

Adhita Putri mengatakan...

@ni wayan : nggak ada calvin chen disini T_T kenapa kau nyasar ? haha

@jocker : waaaa kamsahamnida ! :) pasti dilanjutin kooook :D

Posting Komentar