author : @adhweet
cast : ELF4 : Park Seoyeon, Kim Youngra, Lee Taehee, Hwang Yoonrin (all this character are OCs)
All members of Super Junior (esp. Donghae, Leeteuk)
Much appreciated if you would leave comments ^^
***
Pulang sekolah...
Seoyeon, Youngra, Taehee dan Yoonrin
duduk di koridor. Mereka bercanda-canda seperti biasa. Sementara para Super
Junior ? Masih di kelas dan sama seperti ELF4, mereka juga bercanda-canda.
"Super Junior ? Wow nama
mereka daebak !" Kata Yoonrin
"Kurasa itu cocok dengan
mereka. Mereka memang namja yang super !" Kata Youngra
"Tapi Junior ? Ah mereka kan
satu angkatan dengan kita, jadi mereka bukan junior kita." Kata Taehee
"Ah apapun lah itu. Aku
tidak memperdulikannya." Kata Seoyeon
"Seoyeon-ah..." Sebuah
suara memanggil Seoyeon. Sepertinya suara namja
"Mwo ?" Tanya Seoyeon
sambil mencari sumber suara. Ternyata suara itu berasal dari Donghae
"Ayo pergi sekarang."
Kata Donghae dengan senyum yang memperlihat giginya
"Ah iya aku hampir lupa.
Mianhae tapi aku baru ingat kalau ada janji dengan Donghae-ssi jadi tidak bisa
pulang bersama kalian. Aku duluan ya." Kata Seoyeon seraya berdiri dan
berjalan ke samping Donghae
"Annyeong..." Kata
Donghae sopan pada tiga sahabat Seoyeon
"Annyeong... Annyeong, Seoyeon
! Have fun ya !" Seru Taehee
Lalu Donghae dan Seoyeon pergi
meninggalkan tiga orang bersahabat itu di koridor. Mereka bertiga melihat
Donghae dan Seoyeon sampai mereka berdua menghilang dari jarak pandang.
Terlihat Seoyeon hanya setinggi pundak Donghae. Mereka bertiga terkekeh
melihatnya.
"Wah serasi ya..."
Ledek Taehee
"Perfect !" Seru Yoonrin
"Kalau mereka berdua sih
masih terlihat cocok, tapi bagaimana denganmu Yoonrin ?" Kata Youngra
diikuti tatapan heran Yoonrin
"Mwo ? Maksudmu ?"
Tanya Yoonrin
"Aku hanya membayangkan
melihatmu kau dengan Zhoumi berjalan bersebelahan..." Kata Youngra polos
"YA ! Kau meledekku
??!" Seru Yoonrin yang mengagetkan Taehee dan Youngra dengan suara bass
nya
"Ahaha... Mianhae, Unni. Aku
bercanda." Kekeh Youngra
Yoonrin langsung saja memegang
kepala Youngra dengan kedua tangannya yang kecil dan mulai menggoyangkan kepala
Youngra ke sembarang arah.
"Ahaha... Mianhae, Unni.
Mianhae..." Kata Youngra setengah tertawa
"Rasakan kau rasakan.
Bwahahaha..." Kata Yoonrin yang masih menggoyangkan kepala Youngra
Sementara kedua orang itu
bercanda, Taehee hanya melihat kedua temannya saja. Ah Taehee yang kesepian.
Tapi tidak lama kemudian, Yoonrin dan Youngra berhenti dari kegiatan goyang
kepalanya dan melihat ke arah Taehee. Mereka berdua lalu memegang kepala Taehee
dan menggoyangkannya. Akhirnya mereka bertiga tertawa bersama.
***
Seoyeon's POV
Donghae dan aku berjalan menuju
halte bus dekat sekolah kami. Aku berjalan berdampingan dengannya. Apa ini ?
Kenapa rasanya aneh sekali berjalan di sampingnya ? Rasanya tidak sama seperti
dulu saat kami pulang bersama sepulang sekolah. Ada yang berbeda. Akhirnya kami
sampai di halte dan menunggu bus datang. Karena penasaran, akhirnya kuputuskan
untuk menengok dan melihat ke arah Donghae.
"Ya ! Sejak kapan kau jadi
setinggi ini ?" Pekikku yang melihat Donghae dengan sedikit mendongakkan
kepalaku
"Mwo ? Memang kenapa ? Kau
kesal karena aku lebih tinggi darimu ya ?" Ledek Donghae kepadaku
Ah ternyata yang membuatku merasa
berbeda adalah karena tingginya yang sekarang sudah melampauiku. Padahal dulu
saat SD, aku sedikit lebih tinggi darinya. Oleh karena itu aku selalu
memanggilnya dengan sebutan 'Si Pendek Donghae'. Saat aku memanggilnya dengan
sebutan itu, pasti dia akan membalas 'Lihat saja aku akan menjadi lebih tinggi
darimu di masa depan !" . Mengingat hal itu aku tertawa kecil.
"Kenapa kau tertawa ?"
Tanya Donghae heran saat melihat aku tertawa sendiri. Ah semoga dia tidak
mengaggapku sebagai orang aneh
"Si Pendek Donghae..."
Kataku sedikit meledeknya
"Aku sudah lebih tinggi
darimu..." Balasnya santai
"YA !"
"Lihat kan ? Aku membuktikan
kata-kataku dulu. Bahwa aku akan lebih tinggi darimu di masa depan." Kata
Donghae tanpa melihat ke arah Seoyeon
Aku diam saja. Sebenarnya aku
malu karena sekarang gantian aku yang diledek olehnya. Aish kenapa aku harus
mengangkat tema tinggi badan di saat begini. Seoyeon babo ! Wajahku sedikit
merah karena malu. Donghae menengok ke arahku dan tersenyum.
"Ya, kau kesal karena hal
ini ?" Kata Donghae sambil mengacak rambutku (lagi) dan melihat ke arah
tangannya yang mengacak rambutku
"A-anhiyo..." Jawabku
pelan
"Hahaha... Tenang saja, aku
tidak akan mempermasalahkan tinggi badanmu kok. Itu kan saat kita masih
kecil." Kata Donghae menghentikan kegiatannya mengacak rambutku
"YA KAU LUCU SEKALI !"
Seru Donghae saat melihat wajahku yang memerah dan dia kembali mengacak
rambutku
"Donghae-ya ! Aish jjinja
kau harus menghentikan kebiasaanmu mengacak rambutku." Kataku sambil
mencoba melindungi rambutku
"Haha... Mianhae mianhae. Oh
iya kau sudah telepon eomma-mu ?"
"Mwo ? Untuk apa ?"
"Ah iya aku belum cerita ya
? Aku kan tidak tinggal bersama eomma-ku lagi. Aku sekarang tinggal bersama
teman 'Super Junior' -ku itu." Katanya dengan perasaan bangga saat
menyebut kata Super Junior itu
"Rumah eomma agak jauh, jadi
kau telepon appa eomma-mu dulu supaya mereka tidak khawatir padamu." Kata
Donghae lagi
"Ah ne..."
"Tenang nanti aku antar kau
pulang. Kau tinggal tunjukkan jalannya, dan voila kau akan sampai
rumahmu." Kata Donghae berusaha meyakinkan
"Ne..." Aku merogoh
ponselku dan kutekan tombol speed dial eomma-ku
"Yoboseyo ?" Suara yang
sangat kukenal mengangkat telepon. Tentu saja itu eomma-ku
"Yoboseyo, Eomma... Ah nanti
aku-"
"Yoboseyo, Ahjumma ?"
Kata Donghae seketika menarik tanganku yang memegang ponselku dan
menempelkannya di telinganya
"Seoyeon ? Itu siapa ?"
Tanya eomma-ku
"Ahjumma ? Ini aku Donghae
teman SD Seoyeon."
"Oh Donghae !!! Lama tak
jumpa. Bagaimana eomma-mu ?" Kata eomma-ku sepertinya senang sekali
mendengar suara Donghae
"Eomma baik-baik saja,
Ahjumma. Oh iya, boleh aku bawa Seoyeon ke rumah eomma ? Eomma bilang ia kangen
pada Seoyeon."
"Ah iya boleh. Tapi jangan
pulang terlaru larut ya. Appa-nya akan marah padanya kalau dia pulang terlalu
larut."
"Ne. Tenang saja, Ahjumma.
Aku akan mengantarnya pulang nanti."
"Arasseo. Hati-hati ya.
Salam untuk eomma-mu." Kata eomma-ku lalu menutup teleponnya
Donghae melepas tanganku yang
daritadi digenggamnya untuk bicara dengan eomma-ku. Aish dia sadar tidak sih ?
Lalu ia melihat ke arahku dan tersenyum lebar.
"Yaay, kau diizinkan kerumah
eomma !" Serunya gembira
"Aah tumben sekali aku
diizinkan pergi. Biasanya aku pasti langsung disuruh pulang."
"Berterima kasihlah padaku, Seoyeon-ah."
"Donghae-ya, sepertinya kau
harus memanggilku Seoyeon-ssi kalau kita di tempat umum. Kalau tidak, kita bisa
dikira punya hubungan khusus."
"Memang kita punya hubungan
khusus kan ? Teman SD, tidakkah itu khusus ?" Kata Donghae santai
"Aish kau ini tidak
mengerti." Kataku menggaruk kepalaku
"Ara ara. Aku mengerti kok.
Tapi aku tidak mau. Sudah terbiasa."
"Kau ini memang dasar anak
manja." Kataku menepuk dahiku
"Ah itu bus nya datang.
Kenapa lama sekali sih ? Kaja !"
Aku melangkahkan kakiku duluan.
Donghae mengikutiku di belakang. Lalu kami naik bus itu dan pergi menuju rumah
eomma-nya Donghae.
***
Setelah beberapa lama, akhirnya
Donghae dan Seoyeon sampai di depan rumah eomma Donghae. Sebuah rumah khas
korea dengan gerbang kayu. Donghae membuka gerbang itu.
"EOMMA !!!" Teriak
Donghae begitu ia membuka gerbang rumahnya
"Donghae ? Itu kau ?"
Tanya seorang wanita yang keluar dari sebuah ruangan di rumah itu. Wanita itu
adalah eomma Donghae
"Ne, Eomma." Seru
Donghae dengan senyum yang mempertunjukkan giginya dan berjalan menuju
eomma-nya
"Waeyo ? Ada masalah di
sekolah ?" Tanya eomma Donghae
"Aniyo. Aku kan anak
baik-baik."
"Geurigo, kenapa kau datang
?"
"Loh ?" Donghae melihat
ke kanan dan ke kiri mencari Seoyeon
"Ya! Kenapa kau masih di luar
? Ayo masuk sini." Kata Donghae sambil berlari kecil menuju ke arah Seoyeon
yang sedari tadi masih berada di luar area rumah
"Mwo ? Siapa itu Donghae
?" Tanya eomma Donghae yang berusaha mencari tahu siapa yang dibawa
Donghae
Lalu akhirnya Seoyeon masuk.
Langkahnya kecil-kecil karena malu. Akhirnya Donghae mendorong Seoyeon dari
belakang karena merasa Seoyeon berjalan terlalu pelan. Donghae mendorong Seoyeon
ke depan eomma-nya lalu berdiri di samping Seoyeon.
"Ah seorang yeoja. Pacarmu
Donghae ?" Kata eomma Yeoja sambil tersenyum ke arah Seoyeon
"MWO ?! Eomma, ini Seoyeon.
Masa kau tidak ingat wajahnya ??"
"Seoyeon ? Maksudmu Park Seoyeon
??!"
"Ne... Annyeong
hasseyo." Kata Seoyeon mencoba ramah pada eomma Donghae
"Seoyeon-ssi ? Sejak kapan
kau tumbuh menjadi seorang gadis seperti ini ? Berapa tahun aku tidak bertemu
denganmu ya ?" Kata eomma Donghae yang masih tidak percaya bahwa sosok
yeoja yang di depannya adalah Seoyeon yang menjadi teman baik Donghae saat kecil
"Sudah lebih dari 7
tahun." Kata Seoyeon ramah. Berbeda sekali dengan sikapnya di sekolah
"Ah iya iya benar. Sudah 7
tahun dan kau sudah tumbuh menjadi seorang gadis manis. Mianhae aku sempat
pangling melihatmu."
"Gwenchaneyo..."
"Oh iya, ayo masuk ke dalam.
Kita mengobrol di dalam. Ahjumma kangen sekali padamu, Seoyeon." Kata
eomma Donghae sambil berjalan masuk ke dalam
Seoyeon dan Donghae bertatapan. Seoyeon
memasang tampang bingung dan Donghae memasang tampang yang seolah mengatakan,
'aku benar kan ? Eomma benar-benar kangen padamu.' . Seoyeon mengerutkan
alisnya dan meniup poni-nya. Eomma Donghae yang sudah mencapai pintu ruangan
dalam pun berbalik dan melihat ke arah Seoyeon dan Donghae yang masih saling
bertatapan.
"Hei hei kalian, masuklah
dulu. Mengobrolnya di dalam saja. Aku tahu kalian saling kangen tapi apa kalian
mau kedinginan ?" Ledek eomma Donghae
Seoyeon langsung berjalan menuju
ke arah eomma Donghae dan Donghae mengangkat bahunya lalu berjalan di belakang Seoyeon.
Akhirnya mereka bertiga masuk ke ruang tamu ala korea itu. Ruang tamu itu
ditata dengan indah sehingga saat Seoyeon masuk, terlihat ekspresi takjub di
wajah Seoyeon.
"Seoyeon-ssi, duduklah.
Ahjumma buatkan teh dulu untuk menghangatkan badan kalian. Di jalan dingin kan
?" Kata eomma Donghae dengan senyum ramah pada Seoyeon
"Ah ne... Kamsahamnida,
Ahjumma."
Lalu eomma Donghae masuk ke dalam
dapur. Seoyeon duduk di lantai, depan meja yang pendek. Donghae pergi ke sudut
ruangan dan duduk di sana. Seoyeon melihatnya dengan alis yang terangkat.
"Wae ? Kenapa kau melihatku
dengan wajah begitu ?" Tanya Donghae sedikit salah tingkah
"Mwo ? Memang aku melihatmu
dengan wajah bagaimana ?"
"Seperti ini." Donghae
mengangkat alisnya dengan jari telunjuknya yang mendorong bagian di antara kedua
alisnya
Seoyeon langsung tertawa saat
Donghae melakukannya. Jelas saja, Donghae terlihat seperti orang tidak tahu
apa-apa saat ia mengangkat alisnya itu.
"Ya ! Kau terlihat seperti
orang bodoh kalau seperti itu." Kata Seoyeon sambil tertawa
"Waah kau tertawa. Baru kali
ini kulihat tawamu setelah 7 tahun." Kata Donghae datar
Seoyeon langsung diam. Kali ini
ia berpikir tentang lamanya ia tidak bertemu dengan sahabat terbaiknya saat
kecil itu. Seoyeon mengingat masa kecil mereka lalu tertawa sendiri. Donghae
bingung melihatnya.
"Ya, gwenchana ?" Tanya
Donghae
"Mwo ? Haha...
Gwenchaneyo."
"Harusnya kau lebih banyak
tertawa seperti ini di sekolah." Kata Donghae menatap Seoyeon tepat di
mata dengan ekspresi yang datar
"Hmm ? Maksudmu ?" Kata
Seoyeon yang sekarang sudah berhenti tertawa
"Kau tahu, 2 hari ini kau
selalu marah-marah. Aku sampai takut melihatmu marah-marah terus. Karena itu
kupikir akan lebih baik kalau kau tertawa seperti ini daripada
marah-marah."
"Ya, di sekolah kan beda.
Aku seorang ketua kelas, kalau aku tidak tegas nanti tidak ada yang
mendengarkanku. Tapi aku di sekolah juga sering tertawa bersama ketiga
sahabatku kok." Kata Seoyeon membela diri
"Wae ? Kenapa kau melihatku
seperti itu ?" Gantian Seoyeon bertanya pada Donghae karena Donghae
menatap ke arah Seoyeon
"Ternyata tawamu yang
sekarang beda dari tawamu yang dulu." Kata Donghae yang masih menatap Seoyeon
tepat di matanya
"Beda apanya ?"
"Ah anhi. Hanya perasaanku
saja." Kata Donghae sambil memalingkan wajahnya
Seoyeon melihat Donghae bingung.
Sementara Donghae melihat ke sisi ruangan yang lain dan tidak melihat ke arah Seoyeon.
Akhirnya, eomma Donghae datang dari dapur membawa nampan dengan tiga gelas berisi
teh.
"Lho ? Kenapa kalian diam
saja ?" Tanya eomma Donghae meletakkan nampan itu di atas meja dan menaruh
gelas teh kedepan Seoyeon, Donghae mengambil sendiri gelas tehnya dan kembali
ke sudut ruangan lagi
"Aniyo, Ahjumma." Kata Seoyeon
sopan. Sepertinya memang sikap Seoyeon yang sekarang sangat berbeda dari
sikapnya di sekolah
"Aah Seoyeon-ssi, Ahjumma
kangen sekali padamu dan keluargamu. Bagaimana kabar eomma appa-mu ?"
"Mereka baik-baik saja kok.
Appa sedang ada tugas di luar kota, jadi tidak ada di rumah."
"Wah appa-mu itu memang
selalu sibuk dari dulu. Tidak heran appa-mu memutuskan untuk pindah ke Seoul,
dari Seoul akses kemanapun akan lebih mudah. Ah bagaimana dengan oppa-oppamu
itu ? Masih suka menjahilimu seperti dulu ?"
"Ooh Jonghwa dan Jongmin-oppa
? Mereka sudah mau lulus kuliah. Ah itu sudah pasti, mereka tidak berubah,
selalu saja menjahiliku."
"Hahaha... Itu namanya
mereka sayang padamu, Seoyeon." Kata eomma Donghae lembut
"Anhi. Itu karena mereka
iseng saja padaku."
"Oh iya, appa-nya Donghae
dimana ? Apa masih kerja ?" Tanya Seoyeon
Eomma Donghae langsung diam. Ia
menunduk dan ekspresinya berubah menjadi sedih. Donghae menundukkan kepalanya
juga.
"Mianhae, ahjussi sudah
tidak ada..."
Perasaan bersalah Seoyeon
langsung menjalar di hatinya. Seoyeon baru tahu kalau appa Donghae sudah tiada.
Langsung saja Seoyeon melihat ke arah Donghae seolah mengatakan 'kenapa kau
tidak menceritakannya padaku ?' Dengan tatapannya.
"Ahjumma, jeongmal
mianhae." Kata Seoyeon dengan suara yang pelan sekali
"Gwenchaneyo, Seoyeon-ssi."
Tiba-tiba telepon rumah
berdering. Eomma Donghae langsung berdiri dan berjalan menuju telepon rumah
yang ada di atas meja di sudut ruangan.
"Yoboseyo ?"
"Ah begitu. Baiklah aku akan
kesana sekarang." Kata eomma Donghae lalu menutup gagang telepon
"Waah sayang sekali, Seoyeon,
Ahjumma tidak bisa menemanimu lebih lama. Ahjumma harus pergi ke rumah sakit,
teman Ahjumma ada yang sakit. Mianhae" Kata eomma Donghae masih dengan
ekspresi sedih
"Ne, gwenchaneyo, Ahjumma.
Aku bisa kesini lagi lain waktu."
"Anhi anhi, lain kali
Ahjumma yang kerumahmu, ne ? Beritahu saja alamatmu nanti. Ara ?"
"Oh ne. Arasseoyo."
Kata Seoyeon mengangguk-anggukkan kepalanya dan tersenyum
Eomma Donghae lalu masuk ke dalam
sebuah ruangan, sepertinya kamarnya. Tidak lama eomma Donghae sudah keluar
dengan pakaian rapi dan tas yang menggantung di tangannya. Eomma Donghae lalu
berjalan menuju Seoyeon dan mencium kepala bagian atas Seoyeon lembut. Mata
Donghae langsung terbelalak.
"Seoyeon-ssi, kita ketemu
lagi nanti ya. Sampaikan salamku pada eomma appa serta oppa-oppamu." Kata
eomma Donghae sambil tersenyum
"Ne. Hati-hati,
Ahjumma."
Eomma Donghae akhirnya pergi.
Tinggallah Donghae dan Seoyeon diruangan itu. Mata Donghae masih terbelalak
melihat eomma-nya mencium kepala Seoyeon. Seoyeon berbalik dan melihat Donghae.
"Waeyo ?" Tanya Seoyeon
"Ya ! Eomma-ku belum pernah
mencium kepalaku seperti tadi." Kata Donghae sambil menunjukkan jari
telunjuknya ke arah Seoyeon
"Mwo ? Ah mianhae,
Donghae-ya. Aku juga tidak tahu kalau eomma-mu akan mencium kepalaku seperti
tadi. Katakan saja itu ciuman melepas kangen, oke ?" Kata Seoyeon santai
Donghae diam. Berpikir sejenak,
entah apa yang dipikirkannya. Lalu ia menggelengkan kepalanya. Seoyeon bingung
melihat temannya itu. Lalu tiba-tiba ada seorang anak laki-laki melintasi
ruangan tempat Donghae dan Seoyeon. Anak laki-laki itu mengusap matanya.
Sepertinya anak itu baru bangun tidur. Seoyeon bingung melihat anak kecil itu,
karena ia belum pernah melihatnya sebelumnya. Anak laki-laki itu berkulit putih
seperti Donghae dan perawakannya pun mirip Donghae. Lalu anak itu mendekati
Donghae dan jatuh di pelukan Donghae.
"Dongsu, kau sudah bangun
?" Tanya Donghae
"Mmm... Ne..." kata
anak kecil itu
"Hyung kapan pulang kesini
?" Tanya anak laki-laki itu dengan suara anak kecil yang membuat Seoyeon
gemas mendengarnya
"Sekitar 1 jam yang lalu.
Hyung kangen padamu Dongsu." Kata Donghae yang memeluk erat Dongsu lalu
menggoyang-goyangkannya
"Donghae-ssi, itu siapa
?" Tanya Seoyeon mencoba mengamati anak kecil yang memejamkan matanya di
pelukan Donghae
"Aah ini dongsaeng-ku.
Namanya Dongsu. Umurnya 5 tahun sekarang. Oh iya dia lahir saat kau sudah ada
di Seoul. Makanya kau tidak tahu." Kata Donghae yang sekarang
menepuk-nepuk punggung Dongsu pelan
"Dongsaeng-mu ? Pantas saja
wajahnya mirip denganmu."
"Sama-sama ganteng kan
?" Tanya Donghae dengan senyum lebar
"Aish kau narsis sekali.
Dongsu-ssi annyeong." Kata Seoyeon yang melambaikan tangannya pada Dongsu
Dongsu diam saja. Dia melihat ke
arah Seoyeon dan memperhatikan Seoyeon yang sedang melambai ke arahnya.
Beberapa detik kemudian, dia memutar kepalanya dan menghadapkan kepalanya ke
dada Donghae.
"Ooh dia memalingkan
wajahnya." Kata Seoyeon dengan ekspresi sedih
"Ah kau malu ya ?" Kata
Donghae
Donghae mengangkat tubuh Dongsu
lalu menggendongnya ke tempat Seoyeon. Donghae meletakkan tubuh Dongsu di
pelukan Seoyeon. Seoyeon pun menerima Dongsu di pangkuannya. Dongsu tidak
bergeming, malahan dia meneruskan tidur siangnya di pelukan Seoyeon.
"Loh ? Dia tidur lagi.
Hahaha..." Kata Seoyeon
"Itu artinya dia
menerimamu." Kata Donghae dengan senyumnya
"Mwo ? Bagaimana kau bisa
tahu ?"
"Dongsu itu cepat nyaman
dengan orang lain. Kalau dia hanya diam saja jika ada di pelukan orang lain,
itu tandanya dia menerima orang itu dan menganggap orang itu baik. Tapi kalau
dia langsung minta dilepaskan, berarti dia tidak suka dengan orang itu. Lihat
kan dia memperhatikanmu sebelumnya. Itulah saat dia menilai orang lain."
"Ooh begitukah, Dongsu-ssi ?
Kau cerdas sekali." Kata Seoyeon mengusap kepala Dongsu pelan
Donghae hanya memperhatikan adik
laki-laki nya yang sekarang tidur pulas di pelukan Seoyeon. Sementara Seoyeon
memperhatikan wajah Dongsu yang sangat tenang.
"Kau mirip sekali dengannya
saat kau kecil." Bisik Seoyeon pada Donghae
"Aah dia yang mirip denganku
tau. Aku kan lahir duluan."
"Ah itu juga aku tahu."
"Seoyeon-ah, kapan pulang ?
Sudah mulai larut loh."
"Kalau kita pulang, Dongsu
bagaimana ? Tidak ada yang menjaganya dirumah."
"Ah iya benar. Kalau begitu
kita tunggu eomma-ku pulang."
"Ne..."
Donghae dan Seoyeon sama-sama
memperhatikan Dongsu yang tidur. Donghae merasa rumahnya terlalu sepi, akhirnya
ia menyalakan tv dan mencari channel yang bagus. Tiba-tiba Dongsu bangun dan
mengatakan kalau dia lapar.
"Ah kau lapar Dongsu ? Aku
juga lapar." Kata Donghae menepuk-nepuk perutnya
"Dirumahmu ada makanan tidak
?" Tanya Seoyeon yang masih memeluk Dongsu
"Sebentar aku lihat ke
dapur." Donghae langsung pergi ke dapur, "Ya, eomma belum masak.
Hanya ada ramyun. Kau mau ramyun Dongsu ?"
"Ne... Aku lapaar..."
Kata Dongsu dengan nada manja lalu kembali ke alam mimpinya lagi
"Arasseo, sebentar ya
Dongsu. Hyung buatkan."
"Donghae-ssi, aku saja yang
buatkan." Kata Seoyeon
"Tidak apa-apa. Dongsu kan
sedang nyaman denganmu. Seoyeon-ah, kau mau tidak ?"
"Mmm... Sepertinya tidak.
Aku tidak lapar."
"Aish kau ini jarang makan
ya ?" Kata Donghae
"Hmm... Tidak jarang tapi
tidak sering juga." Kata Seoyeon santai
"Tahu tidak ? Kau itu kurus,
makanlah yang banyak. Hanya tulangmu saja yang besar sehingga kau tidak
terlihat kurus. Kalau tulangmu kecil juga pasti kau terlihat seperti kerangka
hidup. Hahaha..."
"Ya ! Kau meledekku !"
"Anhi anhi. Mian
hahaha..."
"Aish kau ini." Keluh Seoyeon
Akhirnya Donghae hanya memasak
ramyun untuk Dongsu dan dirinya. Seoyeon tetap menolak untuk dibuatkan ramyun.
Setelah ramyun jadi, Seoyeon membangunkan Dongsu, dan Dongsu pun bangun.
Donghae mengambil mangkuk ramyun Dongsu dan mulai menyuapi Dongsu. Setelah
Dongsu melahap suapan Donghae, Donghae lalu melahap ramyun yang ada di
mangkuknya.
"Ah kau ribet sekali. Sini
biar aku yang menyuapi Dongsu. Dongsu-ssi, Noona suapkan ramyun untukmu ya
?"
Dongsu mengangguk-anggukkan
kepalanya. Seoyeon meraih mangkuk Dongsu dari tangan Donghae dan mulai menyuapi
Dongsu. Sementara Donghae melahap ramyunnya dengan cepat.
"Donghae-ssi..."
Panggil Seoyeon
"Mwo ?"
"Kenapa kau tidak cerita
tentang appa-mu."
"Aku tidak ingin kau
sedih."
"Tapi cepat atau lambat aku
juga pasti akan tahu kan ?"
"Ne... Mianhae..."
Seoyeon mendecak kesal. Tiba-tiba
eomma Donghae pulang.
"Lho kalian masih disini ?
"Ne, Eomma. Seoyeon bilang
untuk menunggu Eomma sampai kembali. Dongsu kan sendirian dirumah, jadi ia
memutuskan untuk menunggu Eomma pulang."
"Geurae ? Ah Seoyeon-ssi kau
memang anak baik. Jeongmal gomawo. Ah ini sudah mulai malam loh sebaiknya kau
pulang sekarang." Kata Eomma Donghae sambil mengangkat Dongsu dari pelukan
Seoyeon
"Ah ne, Ahjumma."
Seoyeon dan Donghae langsung
berdiri. Mereka membungkukkan badannya pada eomma Donghae lalu berjalan keluar
dari ruangan itu. Eomma Donghae mengikuti sampai pintu sementara Donghae dan Seoyeon
sudah berada di gerbang. Mereka berbalik dan menunduk sekali lagi setelah itu
menutup gerbang. Donghae mengantarkan Seoyeon pulang kerumahnya.
"Ini rumahmu ?? Harusnya
kemarin aku mengantarkanmu. Dorm-ku dan Super Junior ada di dekat sini. Hanya
beberapa blok dari sini."
"Ooh begitukah ? Harusnya
kau yang antarkan aku sebagai bentuk rasa bersalahmu yang merepotkanku."
"Ah mianhae, Seoyeon-ah.
Jangan galak begitu padaku, mereka begitu kan bukan keinginanku juga. Kau masih
merasa terganggu ? Kalau begitu besok aku akan melakukan sesuatu pada
mereka."
"Baguslah kalau
begitu."
"Geurigo, aku pulang ya.
Jungsoo-hyung pasti akan marah kalau aku pulang lebih malam lagi."
"Tidak mampir ?"
"Anhi. Lain kali saja, ara
?"
"Arasseo. Gomawoyo,
Donghae-ssi."
Donghae berbalik lalu berjalan
dengan style-nya dan mengacungkan jempolnya ke arah Seoyeon. Seoyeon melihat
itu dan tersenyum kecil. Lalu Seoyeon masuk ke dalam rumahnya.
0 komentar:
Posting Komentar