author : @adhweet
cast : ELF4 : Park Seoyeon, Kim Youngra, Lee Taehee, Hwang Yoonrin (all this character are OCs)
All members of Super Junior (esp. Donghae, Leeteuk)
Much appreciated if you would leave comments ^^
***
Seoyeon's
POV
Esoknya, hari biasa
dimulai kembali. Luka itu masih membekas di pipi sehingga pipiku diperban
sekarang. Ah aku seperti seorang jagoan yang habis berkelahi saja. Hari itu pun Donghae bersikap lebih protektif
terhadapku, mungkin itu karena Donghae merasa bersalah atas apa yang terjadi padaku.
Ketiga temanku pun juga lebih perhatian padaku. Dan yang paling mencurigakan
adalah anak-anak Super Junior.
"Seoyeon-ssi,
gwenchana ?" Tanya Siwon padaku
"Ne,
gwenchaneyo."
"Ah Seoyeon-ssi,
aku punya cake nih. Kita makan bareng yuk ?" Kata Sungmin sambil membawa
kotak ditangannya
"Hmm..kamsahamnida,
Sungmin-ssi, tapi tidak terima kasih." Tolak Seoyeon halus
Aah beginilah kalau
kau tertimpa masalah, semua orang akan melihatmu dengan tatapan iba dan melihat
sisi lemahmu. Aku benci dengan hal ini, tapi di sisi lain aku juga
menikmatinya. Karena kalau tidak begini, mereka selamanya akan mengenal Park
Seoyeon sebagai Ketua Kelas keras kepala dan tidak pernah sakit, itu kesannya
seperti aku adalah orang yang menakutkan.
Bel istirahat
berbunyi, segala buku kututup dan kurapikan mejaku. Aku hendak ke kantin untuk
sekedar membeli minuman kaleng tapi Donghae menarik tanganku.
"Mau kemana
?" Tanyanya
"Kantin..."
Jawabku singkat
"Aku ikut."
"Hmm ? Aku sama
Taehee kok."
"Pokoknya aku
ikut kamu !" Katanya bersikeras
"Arasseo."
Jawabku pasrah
"Seoyeon-ah, udah ada
Donghae kan ? Aku ngga ikut aja ya, aku udah bawa bekal kok." Kata Taehee
"Oh arasseo." Ucapku
pasrah
Aku dan Donghae pergi ke kantin,
saat di jalan kami bertemu Gae In dan kami berhenti seketika. Dia menatap tajam
kami berdua lalu kemudian pergi. Donghae menatapku dalam-dalam, aku pun
menatapnya tepat di mata. Tidak sampai 5 detik, aku mengalihkan pandanganku,
tidak kuat melihat mata namja ini. Aish aku ini kenapa ? Lalu kami pergi ke
kantin.
***
Youngra's POV
Aku melihat Donghae dan Yeonnie
sedang jalan berdua ke kantin. Aku tersenyum sendiri melihat Donghae yang mengikuti kemana Seoyeon pergi, aku tahu
Donghae sedang menjaganya, tentu saja Donghae kan namjachingu-nya Yeonnie. Aku
pun ingin menyusul ke kantin untuk beli susu kotak kesukaanku, namun di tengah
jalan aku melihat Kibum dan seorang yeoja.
"Gomawoyo..." Kata
Kibum sambil mengambil hadiah dari tangan yeoja itu
"Ne..." Kata yeoja itu
malu-malu
"Nanti malam jam 7 kan
?"
"Ne... Aku ke kelas dulu. Sampai
jumpa nanti malam." Yeoja itu pergi dari hadapan Kibum
Aku memperhatikan mereka dari
jauh. Sepertinya mereka baru saja berkenalan, tapi apa itu tadi ? Jam 7 ?
Mereka janjian ? Jadi yeoja itu siapa sebenarnya ?
***
Seoyeon's POV
Sepulang latihan, Donghae
mengajakku makan. Tadinya aku menolak namun ketiga temanku memaksaku untuk
menerima ajakannya. Tapi kami tidak hanya berdua, karena ada Jungsoo-oppa dan
Siwon juga ada bersama kami. Kami berempat makan di Kona Beans, cafe milik
orangtua Jungsoo-oppa, Sungmin dan Kyuhyun.
"Kalian makan di meja ini
saja, aku dan Siwon makan di meja lain." Kata Jungsoo-oppa
"Tapi Opp-"
Donghae menggenggam tanganku dan
tersenyum, "Kita disini saja."
Aku mengangguk lalu kami berdua
duduk. Jungsoo-oppa dan Siwon berjalan ke mejanya yang ada di sudut ruangan.
Aku tidak tahu apa yang mereka lakukan disana, yang jelas mereka mengobrol.
"Kamu mau makan apa ?"
Tanya Donghae seraya berdiri
"Hmm... Aku tidak makan
deh." Kataku sambil menggeleng
"Yaaa ! Kau harus makan.
Baiklah aku akan pesankan untukmu."
Donghae pergi ke kasir dan
memesan makanan disana. Tidak lama ia sudah kembali lagi di meja dengan
makanan.
"Makan." Perintahnya
halus
Mau tidak mau aku makan juga.
Donghae tersenyum kemudian ikut makan. Sementara Donghae sudah menyelesaikan
makanannya, aku masih menyisakan sekitar seperempat makananku. Aku memainkan
sendokku di atas piring itu. Donghae menatapku seolah memerintahkan aku untuk
menghabiskan sisa makanan itu. Aku menggeleng.
"Aku sudah kenyang,
Donghae." Kataku
"Hmm... Arasseo. Setidaknya
kamu sudah menghabiskan lebih dari setengahnya."
Aku mengangguk
"Seoyeon-ah... Aku ingin
bicara denganmu."
"Mwo ? Bicara apa ?"
"Mulai sekarang kalau kamu
mau pergi ke suatu tempat, ajak aku. Dan lagi kalau ada masalah kumohon kamu
mau cerita padaku. Seperti yang kita lakukan dulu saat kita kecil, ingat
?"
Aku menerawang ke masa lalu.
Memang benar kalau aku selalu cerita segalanya pada Donghae dulu. Donghae sudah
seperti buku diary-ku. Dan lagi dimanapun aku berada, pasti Donghae ada
bersamaku atau setidaknya dia pasti tahu dimana aku berada saat aku menghilang.
"Jujur saja aku ingin kau
seperti dulu lagi." Tambahnya
Aku mendongak, "maksudmu
?"
"Emm.. Yaa seperti dulu.
Dulu saat kita selalu bersama." Kulihat Donghae sedikit malu saat
mengucapkan hal ini
Aku tersenyum, "Donghae,
kita bukan anak kecil lagi yang bisa selalu bersama dan bermain sepuas kita
seperti dulu."
"Meskipun begitu tapi kita
tetap bisa selalu bersama kok. Aku...hanya ingin kita kembali seperti dulu
kok." Kata Donghae menatap wajahku
Aku menunduk, "Donghae-ya,
apa... Apa aku banyak berubah ?"
Dia terkejut mendengarnya,
"berubah ?"
Aku mengangguk cepat
"Kalau aku jujur, apa kau
akan marah ?"
"Anhi..." Jawabku
singkat
Donghae menghela napas panjang,
"Kamu berubah. Tidak banyak sih, tapi kamu memang berubah."
"Mianhae..."
"Kenapa minta maaf ? Kamu
tidak salah kok."
Aku hanya diam,bingung mau
menjawab apa.
"Ah yasudah tidak perlu
mengingat masa lalu. Kamu ya kamu, tidak peduli kamu berubah atau tidak yang
penting kamu adalah Park Seoyeon, teman masa kecilku yang selalu
kusayangi." Kata Donghae tersenyum tulus
Jamkanman ! 'Kusayangi' ? Aku
menatap bingung ke arahnya. Donghae apa maksudmu ?? Aku ingin menanyakannya
tapi aku malu. Akhirnya aku malah tidak jadi bertanya dan diam saja.
"Oh iya, kamu masih ingat
janjimu yang dulu ?" Tanya Donghae
"Janji ?"
"Ne. Ingat kan saat pertama
kita 'jadian' kau bilang kau akan menurutiku ?"
"Aah itu.. Ne, aku
ingat."
"Aku mau kau menuruti
beberapa permintaanku. Jamkanman." Kata Donghae lalu membuka tasnya dan
mengambil buku tulis lalu menyobek kertas dari bukunya
"Mwo ?"
Donghae membagi kertasnya menjadi
dua dan mengambil dua buah pulpen, "Satu untukmu dan satu untukku.
Bagaimana kalau kita saling membuat janji disini ? Semua yang kutulis disini
kau harus menurutinya dan begitu pula sebaliknya."
"Mwo ??"
"Yak mulai !" Donghae
mulai menulis di kertas itu
Mau tidak mau aku berhenti bicara
dan menatap kertas yang diberikan Donghae. Aku terpaku melihatnya, kertas itu
begitu putih sampai-sampai aku bingung mau menulis apa disana. Aku masih diam
saja sampai Donghae menutup pulpennya dan tersenyum padaku. Aku buru-buru
menyembunyikan kertasku.
"Sudah ?" Tanyanya
Aku mengangguk
"Baiklah sekarang
tukar."
Aku membuka lipatan kertas yang
diberikan Donghae. Aku membacanya satu persatu dan tidak mempedulikan Donghae
yang sedang mengomel karena melihat kertasku yang kosong. Sebenarnya aku suka
ekspresinya saat dia mengomel padaku.
Seoyeon-ah ! Ini permintaanku
padamu, ingat ya kamu harus penuhi permintaan ini !
1. Kamu harus janji untuk selalu
cerita padaku tentang segala hal baik maupun buruk yang terjadi padamu
2. Kamu tidak boleh lagi bersikap
awkward denganku, kau seperti bertemu orang lain saja kalau sedang bersamaku,
jebal... Bersikaplah senyaman mungkin ketika berada didekatku
3. Aku mau Park Seoyeon-ku yang
ceria lagi ! Jangan mengomel terus, nanti kau cepat tua ^^
4. Kalau suatu ketika kau merasa
tidak nyaman denganku, ijinkan aku tahu ya ! Ini penting untukku
Aku tersenyum membacanya. Astaga
Donghae, namja ini sedikit berlebihan.
"Donghae-ya..."
Panggilku di tengah kebingungannya dengan kertasku
"Seoyeon-ah ! Jelaskan
maksudmu dengan kertas ini apa ?"
"Hmm ? Haha... Hanya ingin
melihat ekspresimu yang mengomel tidak jelas." Aku tertawa
"Aaah... Kamu ini jangan
bercanda, aku kan serius."
"Serius, Donghae."
Kataku masih dengan tertawa sambil membentuk V pada kedua tanganku
"Aish jinjja..."
Keluhnya
"Arasseo arasseo... Memang
aku tidak punya permintaan kok. Bagiku, seorang Lee Donghae yang ada di depanku
sekarang sudah lebih dari cukup. Aku tidak perlu meminta apa-apa lagi."
Jelasku
"N-ne ? Jeongmalyo ???"
Ia menatapku tidak percaya
"Ne..." Aku tersenyum
dan mengangguk
Donghae entah sengaja atau tidak
sengaja memelukku dari samping, "aah gomawoyo, Seoyeon !"
"Aish, Donghae-ya ! Kamu
ngapain ?? Lepaskan aku." Kataku sambil memberontak
"Wae ? Aku kangen sama teman
masa kecilku, tidak boleh ?"
"Bukan begitu. Ya Tuhan, Lee
Donghae ! Aku malu. Bagaimana kalau orang melihat ?" Erangku sambil mencoba
melepaskan diri dan berhasil
"Haha... Mianhae
mianhae..." ia melepaskanku
Aku mengangguk dengan wajahku
yang memerah, "ah ne, aku mau tanya tentang permintaan-permintaanmu
ini."
"Ne ? Tanya apa ?"
"Poin kedua, maksudmu
awkward apa ?"
"Yaa awkward. Kau tahu kalau
aku muncul di depanmu, rasanya sikapmu berubah jadi aneh. Mulai sekarang, biasa
saja, oke ?"
"Hmm... Kalau begitu poin
ketiga. Ceria ? Aku kan ceria." Kataku tersenyum lebar, sedikit memaksa
memang tersenyum seperti itu
"Ceria ? Ceria dengan cara
mengomeli dongsaeng dan hyung-ku ?" Dia tertawa
"Yaa ! Serius deh. Kau saja
belum tahu saat aku bersama tiga sahabatku itu."
"Aku tahu kok. Tapi itu
biasa saja, tidak ceria. Ayolaah..."
"Aish..." Aku menggaruk
kepalaku, "sepertinya tidak bisa. Aku kan harus tegas."
"Kalau memang tidak bisa,
setidaknya di depanku saja kau ceria." Ia tersenyum lagi, entah keberapa
kalinya aku melihat senyumnya yang lebar itu
"Hmm... Aku
pertimbangkan."
"Anhi ! Tidak ada
pertimbangan, sudah kutulis jelas-jelas bukan di kertas itu ? Bahwa kau harus
menuruti permintaanku ?"
Aku meniup poniku. Donghae memang
selalu harus mendapatkan apa yang dia mau. Akhirnya aku mengangguk lagi.
"Kita pulang yuk ?"
Ajakku
"Mwo ? Sekarang ?"
"Yep, aku lelah. Dan lagi
aku harus mengerjakan tugas dari Sang Ri-seonsaengnim."
"Aish, seonsaengnim itu
selalu saja menyuruh-nyuruh seenaknya. Kalau begitu permintaanku bertambah
menjadi lima poin. Poin kelima adalah kalau ada yang bisa kubantu, kau tidak
boleh sungkan."
"Mwo ?? Yaa kau ini banyak
maunya !" Protesku
"Kaja !" Ia menarik
lenganku seolah tidak mendengar protes dariku
Kami menghampiri Jungsoo atau
sebaiknya mulai sekarang kupanggil dengan Leeteuk-oppa dan Siwon di meja mereka
lalu kami pamit pulang. Kami berdua berjalan kaki menuju halte bus yang paling
dekat, namun ternyata halte paling dekat jaraknya lumayan jauh dari cafe itu.
Di tengah jalan, aku melihat sesosok namja yang kukenali. Aku menghentikan
langkahku dan membuat Donghae yang berjalan disampingku bingung.
"Gwenchana, Seoyeon ?" Tanya
Donghae
"Itu... Bukannya itu Kibum
?" Kataku sambil menunjuk ke seorang namja yang ada di dalam restoran
Italia
"Ah... Ne..."
"Dia punya yeojachingu
?" Tanyaku setelah melihat seorang yeoja menghampirinya dan bersikap
centil padanya
"Hmm... Entahlah..."
Kata Donghae sambil menggaruk kepalanya
"Ya ! Kamu kan temannya,
masa tidak tahu ?"
"Entahlah, Seoyeon, aku
susah menjelaskannya padamu."
Aku menangkap sebuah sinyal dari
tatapan Donghae pada Kibum. Dan aku entah bagaimana mengerti arti tatapan itu.
"Ooh dia playboy ?"
Celetukku
"Err... Playboy atau tidak
aku juga tidak yakin sih... Tapi memang dia dekat dengan banyak yeoja
sih."
"Aah yasudahlah itu bukan
urusanku dia playboy atau tidak." Lalu aku berpikir, tiba-tiba saja aku
teringat Youngra
"Donghae-ya ! Dia playboy
tidak ?" Tanyaku lagi
"Tadi bukannya kamu bilang
itu bukan urusanmu ?"
"Hmm...anggap saja sekarang
itu urusanku. Ayo jawab yang jujur."
Donghae menggaruk kepalanya lagi,
"Yaah bisa dibilang begitulah."
Pikiranku kalut seketika. Aish bagaimana
ini ? Youngra pasti akan sedih kalau tahu namja yang dia suka ternyata seorang
playboy. Apa kuberi tahu dia saja ya ? Ah tapi sebaiknya tidak. Tapi kalau
kuberi tahu dia sekarang, dia kan jadi tidak memikirkan namja itu lagi. Tapi
kalau kuberitahu dia, apa itu tidak terlalu ikut campur ? Tapi... Argh terlalu
banyak kata tapi yang ada di otakku sekarang. Tanpa sadar aku diam dan jadi
melupakan Donghae yang daritadi memanggil namaku.
"Seoyeon-ah..." Panggil
Donghae
"N-ne ?"
"Kamu memikirkan apa ?"
"Anhi.. Emm, kaja kita
lanjutkan berjalan."
"Arasseo..."
Aku dan Donghae berjalan lagi dan
akhirnya kami sampai di halte bus. Halte bus itu tidak ada orang dan hanya ada
aku dan Donghae saja. Aku duduk di bangku diikuti dengan Donghae. Keheningan
melingkupi kami berdua selama beberapa menit. Aku tidak tahu mau mengajak
ngobrol Donghae apa sehingga aku diam saja. Donghae juga mungkin sedang
terpikir sesuatu sehingga ia diam. Sial, bus nya kenapa lama sekali sih
datangnya ? Aku berdiri dan melongok ke jalanan, mencoba mencari bus yang
mengarah ke halte ini namun hasilnya nihil. Tiba-tiba seseorang muncul di
hadapanku dan menarik tubuhku ke arahnya.
"Donghae ?!" Seruku
kaget
"Seoyeon-ah..."
"Aish Donghae-ya
lepaskan."
"Diam dulu dan dengarkan aku
untuk beberapa saat. Aku tidak akan lama. Arachi ?"
Aku mengangguk, omona aku malu
sekali sekarang
"Park Seoyeon teman kecilku,
aku, Lee Donghae kangen sekali denganmu. Bagaimana perasaanmu ? Apa kau senang
bertemu lagi denganku ? Kalau kau tanya aku, aku akan menjawab dengan pasti
bahwa aku sangat senang bertemu denganmu."
"Donghae-ya, untuk apa kamu
mengatakan hal ini ?"
"Saat kita pertama bertemu,
kita belum sempat saling melepas kangen bukan ? Aku hanya mengikuti di
drama-drama saja kok. Dimana dua orang yang sudah lama tak jumpa akan saling
berpelukan, terutama namja dan yeoja."
"Aish kau ini terlalu banyak
nonton drama deh." Kataku sambil terkekeh pelan
Donghae tidak mempedulikan
kata-kataku lagi, "Seoyeon-ah, maaf ya aku tidak segera datang saat kau
kena masalah kemarin, harusnya aku cepat datang sehingga kau tidak perlu
memakai ini." Kurasakan sebelah tangan Donghae menyentuh dan mengusap
perban di pipiku pelan, baiklah harus kukatakan aku sangat malu sekarang
"Park Seoyeon, aku berjanji.
Aku berjanji akan melindungimu. Melindungimu dan menjagamu, seperti yang selalu
kulakukan dulu saat kita masih kecil."
"Dong-"
Donghae melepas pelukannya,
"aku sudah selesai. Tidak lama kan ? Ah itu ada bus."
Bus akhirnya sampai di hadapan
kami. Aku dan Donghae pun menaiki bus itu dengan segera, takut kalau kami akan
ketinggalan bus dan terpaksa menunggu bus selanjutnya.
***
Donghae's POV
Aku duduk tepat di sebelah
Seoyeon. Aku masih memiliki rasa tidak percaya sendiri dengan yeoja yang duduk di
sampingku. Park Seoyeon, yeoja yang selalu mengisi hari-hariku saat aku kecil
dan selalu menjadi teman khayalan saat aku kesepian. Yeoja kecil yang dulu
sangat cengeng namun sekarang berubah menjadi yeoja yang sok kuat dan tangguh.
Entahlah aku tidak tahu apa dia masih cengeng seperti dulu atau tidak. Aku
melirik ke arahnya, dia sedang menoleh ke luar jendela. Kupandangi wajahnya.
'Park Seoyeon, seandainya kamu
tahu...bahwa aku sungguh-sungguh saat mengatakan hal tadi. Bahwa aku
benar-benar bersedia menjaga dan melindungimu. Dan seandainya saja kamu
benar-benar yeojachingu-ku tanpa perjanjian ini... Mulai sekarang tenanglah,
kupastikan kau aman dari Gae In itu.' Gumam Donghae dalam hati
Tanpa sadar aku membelai lembut
rambutnya yang membuatnya menoleh padaku dengan tatapan herannya. Aku tersenyum
padanya dan dia mengerutkan alisnya. Tidak lama, ia kembali menatap ke luar
jendela.
'Aku tahu aku tidak boleh egois.
Tidak masalah kalau kau tidak memiliki perasaan padaku, yang penting aku akan
selalu ada untukmu. Tapi... Izinkan aku berusaha untuk membuatmu menyukaiku.
Aku bersumpah akan melindungimu, Seoyeon.’
***
Seoyeon's POV
Aku sampai di kamarku. Aah lelah
sekali hari ini. Aku membaringkan tubuhku di kasur, berguling-guling di atasnya
dan mencari posisi nyaman. Lalu aku diam menatap langit-langit kamarku,
terpikir akan sesuatu atau lebih tepatnya seseorang. Donghae. Donghae ?
"Kenapa aku kepikiran
Donghae ?" Ucapku pelan
Namja itu hari ini membuatku
terkejut dengan sikap-sikapnya. Ada apa dengannya ? Bukan. Lebih tepatnya ada
apa denganku ? Kenapa jantungku jadi berdebar begini ? Aku memberantakkan
rambutku, suatu tindakan yang selalu kulakukan saat aku stress memikirkan
sesuatu. Donghae... Donghae... Donghae... Dan nama itu masih terpikir olehku
sampai aku selesai mengerjakan tugasku dan bersiap untuk tidur. Mengapa aku
jadi terus kepikiran tentangnya ?
4 komentar:
#eeaa mulai kan kan modusnya hahaha --V
hahaha sudah kubilang part 12 tuh modus gue wkwk...
oh iya mian ya gue lupa kalo lo ternyata masuknya di part 13 wkwk
jiah, sa ae modusnya! mana nih bagian modus yr? hahaha malah ane gak ada
menyusul part 13 yaaa mantemaaaan
Posting Komentar