follow me on @adhweet ^^
please leave your comment after reading my fanfics, kamsahamnida
Hello, this is fanfiction about our pink prince Sungmin :)
***
“Kamu tahu siapa nama
yeoja itu ?” tanyaku pada Kyu, teman sebangkuku di kelas
“Hmm ? Yeoja yang mana
?” tanya Kyuhyun tanpa melihat ke arahku
“Yeoja yang sering kita
temui di perjalanan menuju sekolah itu.”
“Mollaseoyo...aku saja tidak tahu yeoja mana yang hyung maksud.”
kata Kyuhyun menggeleng
“Aaaaah....” aku
menghela napas panjang sembari menyandarkan tubuhku di kursi
“Waeyo ? Hyung tahu dia
?” tanya Kyuhyun memalingkan wajahnya dari jendela bus yang sedang kami naiki
“Anhi. Kalau aku tahu
tentu saja aku tidak akan tanya padamu.”
“Lantas kenapa ?”
“Haha... tidak apa-apa
kan kalau aku hanya ingin tahu ?” kataku sambil tersenyum ke arah Kyuhyun
“Kau mencurigakan, Hyung
!” Kyuhyun kembali melihat keluar bus
Aku tersenyum sendiri.
Namaku Lee Sungmin, aku sekarang berstatus siswa SMA kelas akhir. Cho Kyuhyun,
orang yang duduk di sebelahku ini adalah sahabat karibku sejak SMP tetapi dia
berstatus adik kelasku. Kenapa kami bisa bersahabat padahal kami berbeda usia ?
Itu karena aku dan dia sering bertemu di perpustakaan saat aku mencari buku
bacaan, akhirnya kami berteman dan sekarang kami bersahabat. Sekarang aku dan
Kyuhyun sedang menaiki bus yang mengarah ke Busan. Berhubung sekarang sekolah
sedang libur, aku dan Kyuhyun memutuskan untuk berlibur melepas penatnya
sekolah. Jujur saja, menjadi siswa kelas akhir itu banyak tekanannya sehingga
aku butuh untuk menenangkan pikiranku. Kebetulan sekali aku ingin melihat laut
dan kupikir Busan-lah tempat yang tempat, meskipun aku tahu Incheon lebih dekat
sih.
Sampai di Busan, aku
membangunkan Kyu yang tertidur dengan headset menempel di kedua telinganya. Kyu
seketika bangun dan menoleh ke arahku. Segera Kyu bangun dan membantuku
merapikan barang-barang bawaan kami lalu turun dari bus.
“Hyung, sekarang kita
mau kemana ?” tanya Kyuhyun sibuk dengan barang bawaannya
“Kalau kita mencari
hotel dulu bagaimana ? Tadinya aku mau langsung ke pantai tapi tentu tidak
mungkin kan kita ke pantai dengan membawa-bawa barang-barang ini ?”
“Ah ide bagus ! Kaja !”
Kyu langsung bersemangat dan berjalan
Aku dan Kyu berjalan
seperti dua orang backpacker di tengah Busan yang cukup ramai. Satu persatu
hotel kami datangi untuk mencari hotel dengan tarif termurah, maklum saja kami
berdua kesini menggunakan uang saku kami yang kami tabung dari dua bulan yang
lalu. Walaupun orangtua kami memberi uang, tapi uang itu hanya untuk
berjaga-jaga saja kalau-kalau kami kehabisan uang disini. Setelah satu jam
setengah kami berjalan menyusuri jalanan, akhirnya ada juga hotel yang murah
dan kami memutuskan untuk menginap disitu. Rencananya kami mau menginap disana selama
2 malam tapi ternyata
hanya kami hanya bisa menginap satu malam karena besoknya kamar itu sudah
reserved.
Hotel itu dekat dengan pantai, sesuai dengan harapan kami.
“Hyung aku lapar.” Kata
Kyuhyun sembari memegangi perutnya
“Ne, aku juga lapar.”
“Mari kita cari
restoran cajangmyun !” kata Kyu bersemangat
“Sepertinya tadi aku melihat ada restoran
cajangmyun di dekat sini. Setelah itu kita ke pantai saja, bagaimana ?” usulku
“NE !”
Kami berdua langsung
keluar dari hotel dan mencari restoran yang tadi aku lihat. Restoran itu
terlihat ramai, makanya aku ingin coba. Setelah sampai, kami langsung memesan
dua porsi dan melahapnya sampai habis. Setelah itu kami langsung mengarah ke
pantai. Aah ramai sekali pantainya, wajar saja karena ini hari libur jadi
banyak orangtua membawa anak-anaknya ke pantai untuk bermain. Wajahku langsung
lemas melihat pantai yang ramai itu, aku melirik ke arah Kyu dan wajahnya sama
muramnya dengan wajahku.
“Disitu ada mercusuar,
kita kesana saja ya ?” pinta Kyuhyun
“Ah boleh juga.
Lagipula disitu tidak ramai.”
Aku dan Kyu lantas
berjalan menuju mercusuar tersebut. Tidak lupa Kyu mengabadikan suasana pantai
dengan SLR yang dia bawa. Aku juga membawa kamera, namun aku malas
mengeluarkannya. Akhirnya kami sampai di mercusuar tersebut dan kami langsung
berjalan masing-masing. Kyu mencari pemandangan bagus untuk diabadikan
sementara aku mendekat ke arah laut untuk merasakan deburan ombak. Rasanya menyenangkan
sekali ketika percikan air laut menyentuh pipimu, walaupun airnya dingin. Aku
membuka mataku yang dari tadi terpejam saat mendengar ada suara seorang yeoja
dan seorang namja yang datang. Aku menoleh ke arah mereka dan mataku
terbelalak.
“LEETEUK-HYUNG !!!” teriakku
pada namja yang tadi baru datang
“Loh ? Sungmin ?”
Leeteuk memasang tampang bingung dan tak menyangka
“Ah annyeong haseyo,
Hyung. Lama tidak bertemu.” Kataku sambil membungkuk, menunjukkan sikap sopanku
padanya
“Annyeong haseyo. Ah sedang
apa disini ?” tanya Leeteuk sambil menengok ke kanan dan ke kiri, mungkin dia
mencari tahu aku kesini dengan siapa
“Aku sedang
berjalan-jalan saja, Hyung. Oh
iya aku juga membawa Kyuhyun kesini. Ah Hyung sendiri sedang
apa ?”
“Aku menemani
dongsaeng-ku. Dia sedang liburan sekolah jadi dia kesini dan kuajak saja dia
kemari.”
“Dongsaeng ? Aku tidak
tahu kalau hyung punya dongsaeng.”
“Dia disini kok. Ya,
Seoyeon ! Jangan main terlalu jauh !” Leeteuk langsung berlari menghampiri
yeoja yang datang bersamanya tadi
Leeteuk dan yeoja tadi
berdiri agak jauh dariku. Aku dengan langkah pelan berjalan mendekati kedua
orang itu yang berada tepat di pinggir laut.
“Jangan jauh-jauh,
arachi ? Kalau kau kenapa-kenapa bagaimana ?” kata Leeteuk pada yeoja itu
“Ah Sungmin,” Leeteuk
melihat ke arahku yang berada dekat dengan mereka, “ini dongsaeng-ku.” Kata
Leeteuk sambil merangkul bahu yeoja itu
Yeoja itu menatapku
dengan ekspresi heran. Saat melihat wajahnya, aku langsung mengenalinya. Dia
yeoja yang tadi aku tanyakan pada Kyu di bus menuju Busan dan dialah yeoja yang
sering aku lihat saat aku berangkat sekolah bersama Kyu.
“Ah kamu !” seruku
tanpa sadar
“Mwo ? Kalian saling
kenal ?” Leeteuk menoleh kepadaku dan ke dongsaeng-nya bergantian
“Anhi...” kata
dongsaeng Leeteuk sambil menggelengkan kepalanya
“Ah cwesonghamnida. Lee
Sungmin imnida.” Aku lantas membungkukkan badanku
“Emm... Park Seoyeon
imnida.” Ia membungkuk membalas salamku
Aah ternyata namanya
Park Seoyeon. Tapi apa-apaan ini ? Ternyata dia dongsaeng-nya Teukie-hyung ? Aish sungguh sulit kuduga.
“Senang bertemu
denganmu.” Kataku lagi
“Kamu kenal
dongsaeng-ku ?” tanya Leeteuk padaku
“A-anhi...” jawabku
sambil menggeleng
“Kau kesini dengan
siapa ?”
“Dengan adik kelasku,
dia sedang mengambil beberapa foto di sekitar sini. Ah, Hyung tinggal disini ?”
“Ne. Aku ‘kan
meneruskan kuliah disini.”
“Aah begitu rupanya.”
“Seoyeon-ah, sepertinya
udaranya mulai dingin, kita pulang saja bagaimana ?” tanya Leeteuk pada Seoyeon
yang dari tadi hanya diam saja
“Aku... masih mau
disini.” Jawabnya dengan suara pelan
“Jjinja ? Aku khawatir
nanti kau sakit.”
“Anhiyo... aku tidak
akan sakit, percayalah padaku. Ayolah sebentar lagi saja ya ?” pinta Seoyeon
“Ara ara. Sebentar lagi
saja ya ?” jawab Leeteuk pasrah
Seoyeon lalu berjalan
menjauhi aku dan Leeteuk-hyung. Ia mengeluarkan kamera polaroid dari dalam
tasnya lalu mengambil foto disana. Aku dan Leeteuk-hyung masih di tempat kami.
“Dia itu mudah sakit,
makanya aku harus protektif terhadapnya. Dia mudah terluka tapi terus memasang tampang sok
tegarnya itu..”
Kata Leeteuk padaku
"Ah geurae ? Berapa umurnya ?"
"Dia masih 17 tahun." Kata Leeteuk sambil
memandang ke Seoyeon
"17 tahun ?? Aku kira dia masih 16 tahun. Sekolah
dimana dia ?" Tanyaku penasaran
"Aah aku lupa nama sekolahnya, haha mianhae aku
terlalu banyak pikiran sampai aku lupa nama sekolahnya. Setidaknya aku ingat
kalau dia masih kelas 2 SMA."
"Aiih oppa macam apa itu lupa dengan sekolah adik
sendiri." Keluhku
"Hey, aku kan harus kuliah sambil kerja untuk
memenuhi kebutuhan hidupku dan hidupnya."
Oh iya aku lupa cerita pada kalian bahwa Leeteuk-hyung
itu sudah tidak memiliki orangtua. Ia kehilangan orangtuanya dalam kecelakaan
beruntun yang terjadi 7 tahun yang lalu dan akibat kecelakaan itu, ayah dan ibu
Leeteuk-hyung beserta 12 orang lainnya tewas. Itulah kecelakaan yang sagat
mengerikan yang pernah terjadi tahun itu.
"Lantas kalau hyung tinggal disini, dongsaeng-nya
hyung... Ah maksudku Seoyeon-ssi tinggal dengan siapa dan dimana ?" Tanyaku
hati-hati
"Ia tinggal dirumah ahjumma, masih ingat kan
rumah yang dulu itu ? Disanalah ia tinggal, bersama dengan ahjumma-ku."
"Aah ne aku ingat. Jadi dia tinggal disana ?
Kenapa tidak ikut denganmu ke Busan ?"
"Awalnya aku mengajaknya saat aku lulus dan
mengatakan bahwa aku akan ke Busan untuk meneruskan kuliah, namun dia menolak.
Dia bilang Seoul sudah menjadi bagian hidupnya. Yaa apa boleh buat."
"Aaah begitu ternyata.."
"Sungmin-ssi kau menginap dimana ?"
"Di hotel dekat sini, Hyung. Waeyo ?"
"Ooh sudah di hotel rupanya. Anhi, tadinya aku
mau menawarimu menginap dirumahku. Hitung-hitung kita bisa reuni kecil-kecilan.
Aku rindu sekali saat-saat kita bermain bersama dulu."
"Sejujurnya... Kami hanya bisa menginap di hotel
untuk malam ini saja. Besok kami harus mencari hotel lain untuk
ditempati." Kataku dengan sedikit tidak enak hati
"Kalau begitu besok menginap dirumahku saja
!!!" Seru Leeteuk bersemangat
"Ah apa boleh ? Aku tidak enak padamu,
Hyung."
"Tentu saja tidak apa ! Menginap dirumahku saja
ya ? Aku tahu rumahku kecil, tapi setidaknya kalian tidak perlu mencari
hotel."
"Aah kamsahamnida, Hyung ! Jeongmal kamsahamnida
!" Aku mengeluarkan senyum terbaikku pada Hyung-ku yang satu ini
"Berikan nomor handphone-mu jadi aku bisa
menjemputmu di depan hotelmu."
"Mwo ? Ah sebaiknya hyung saja yang memberiku
alamatnya, aku yang akan kerumah hyung."
"Tidak apa-apa, aku kan naik mobil."
Segera Leeteuk mengambil handphone yang kugenggam dan
memasukkan nomornya di handphone-ku lalu mencoba menghubungi handphonenya untuk
mendapatkan nomorku. Memang ini cara yang paling mudah sih.
"Nah, nomormu sudah aku save dan nomorku juga ada
di history-mu."
"WAAAAAA !!!"
Aku dan Leeteuk langsung menengok ke arah sumber
suara. Ternyata itu Seoyeon yang berteriak, dia terjatuh diantara bebatuan yang
mengelilinginya. Aku dan Leeteuk langsung berlari menghampirinya. Oh tidak !
Kakinya terjepit diantara bebatuan itu. Dan tunggu dulu, itu Kyuhyun kan ?
Leeteuk berhenti sesaat, mencoba mengenali namja di sebelah Seoyeon yang
sebenarnya adalah Kyuhyun. Lalu dia bergumam 'itu Kyuhyun-ssi kan ?'.
"Seoyeon-ssi, gwenchaneyo ?!" Seru Kyuhyun
panik
"Appo !" Rintihnya sambil mencoba berdiri
dan meloloskan kakinya
"Ya, jangan dipaksa !" Seruku sambil panik
"Ottokhae ? Aku tidak bisa menarik kakiku."
Kata Seoyeon masih berusaha menarik kakinya
"Seoyeon-ah, jamkanman ! Kami akan melepaskan
kakimu." Kata Leeteuk-hyung
Aku mencoba menggerak-gerakkan kaki Seoyeon, namun
tetap tidak bisa lepas dari batu-batu yang menjepit kakinya. Akhirnya aku
mencoba mengangkat batu-batu itu dan Kyuhyun beserta Leeteuk pun membantuku.
Setelah 5 menit berlalu, akhirnya kakinya lolos juga. Namun begitu, Leeteuk
tidak terlihat puas melihat darah yang mengalir di kaki kanannya itu. Aku
membantu Seoyeon berdiri dengan mengulurkan tanganku dan syukurlah dia
menyambut tanganku.
"Kamsahamnida. Kamsahamnida." Kata Seoyeon
sambil membungkuk beberapa kali
"Gwenchaneyo ?!" Tanya Leeteuk panik
"Erm... Kakiku sakit... hanya sedikit kok."
Kata Seoyeon melihat kakinya lalu tersenyum pada Leeteuk
"Yasudah. Ayo kita pulang, lukamu harus
cepat-cepat ditutup."
"Ne..." Jawab Seoyeon pasrah
"Sungmin-ssi, Kyuhyun-ssi, kami pulang duluan.
Sungmin-ah, jangan lupa nanti malam kau kabari aku ya !" Kata Leeteuk
Leeteuk dan Seoyeon pun pergi meninggalkan aku dan
Kyu. Sekarang aku menatap Kyu dengan tatapan heranku.
"Tadi kau bilang kau tidak kenal." Kataku
pada Kyuhyun
"Mwo ? Nugu ?" Kyu memasang wajah bingung
"Seoyeon-ssi. Kenapa tadi tidak bilang kalau kau
kenal dia ?"
"Aah jadi maksudmu... Jangan-jangan yeoja yang
tadi di bus kau tanyakan itu... Seoyeon-ssi ???" Kyuhyun tampak terkejut
"Aish..." Aku memalingkan wajahku dan
memegang kepalaku dengan tangan kanan
"Mianhae, Hyung. Aku tidak tahu kalau yang kau
maksudkan itu Seoyeon. Kalau orangnya Seoyeon-ssi, aku kenal dia. Dia 'kan satu
angkatan denganku dan kami juga satu berteman di klub fotografi."
"Mwo ?! Dia satu sekolah dengan kita ??"
Kali ini aku yang terkejut
"Kau tidak tahu ? Astaga darimana saja kau, Hyung
?" Kyuhyun menggeleng-gelengkan kepalanya
"Aish bagaimana aku tahu kalau aku tidak pernah
bertemu dengannya di sekolah."
"Oh iya aku baru ingat kalau dia banyak
menghabiskan waktunya di kelas."
"Hmmm...." Aku mengeluarkan suara tak karuan
dari pita suaraku, "Kyu, udaranya sudah dingin, ayo kita cari makanan
untuk makan malam lalu kembali ke hotel."
"Ah ne, Hyung." Kata Kyuhyun
Kami ke supermarket dan membeli ramyun instan dan
minuman kaleng disana, untuk menghemat biaya makan kami. Lalu kami ke hotel
kami. Sampai di kamar, aku langsung mandi sementara Kyu merebahkan tubuhnya di
kasur. Saat aku selesai mandi, kulihat Kyuhyun sedang mengutak-atik SLR-nya di
kasur sambil duduk bersila.
"Kau melihat foto ?" Tanyaku sambil
mengeringkan kepalaku menggunakan handuk
"Ne ! Hyung, coba kau lihat ini. Bagus kan
?" Kata Kyu menyodorkan kameranya padaku
Aku melihat foto yang terpampang di screen itu dan
terlihat foto pemandangan laut. Saat kuperhatikan lebih detil lagi, aku melihat
sosok yeoja sedang memotret lautan yang luas itu. Aku mengenalinya ! Dia
Seoyeon yang tadi aku lihat. Aku meng-zoom foto tersebut hingga yang terpampang
di screen itu hanya sosok yeoja itu.
"Yeppeo." Kataku sambil tersenyum
"Iya kan ?" Kyu lantas berdiri dan melihat
screen
"Ya ! Jadi maksudmu yeppeo itu Seoyeon ?"
Omel Kyuhyun saat melihat screen yang memaparkan sosok Seoyeon
"Hm ? Hahaha... Mianhae... Tapi bukankah aku
benar ? Dia cantik bukan ?"
"Seoyeon-ssi itu memang manis." Kyuhyun
mengaku
"Ya ! Kau menyukainya juga ?" Tanyaku
sedikit cemburu
"Anhi anhi... Haha maksudku memang banyak juga
yang suka dia."
"Aaah... Kupikir kau mengincarnya juga."
Kataku lega
"OH~ kau menyukainya ! Arasseo arasseo, mau
kudekatkan ?" Kata Kyu sambil menunjukkan evil smile-nya padaku, membuatku
ngeri sendiri
"Andwae. Aku bisa sendiri. Lihat saja." Aku
menjulurkan lidahku dan melakukan aegyo
"Aigooooo !!!" Kyu terlihat gemas melihat
aegyo-ku
"Ya ya ! Sudah mandi kau sana ! Tubuhmu bau
keringat." Kataku sambil melempar handuk padanya
Kyu menggelengkan kepalanya sambil tersenyum licik
padaku. Aku tak menghiraukannya, jadi aku berjalan ke bungkusan makanan yang
tadi kami beli dan memakannya.
***
Seoyeon's POV
“Ah Sungmin,” Oppa melihat ke arahku yang berada
dekat dengan mereka, “ini dongsaeng-ku.” Kata Leeteuk sambil merangkul bahuku
Aku bingung. Lalu saat aku melihat wajahnya, aku
seperti 'SUNGMIN ???'. Ya Tuhan, asal kalian tahu saja aku kagum pada sunbae
yang satu ini. Yang aku kagumi adalah kemampuan musiknya dan kemampuan bela
dirinya. Jujur saja aku sangat menyukai orang yang bisa musik,olahraga dan seni
bela diri. Jadi karena dia memiliki semuanya, aku menganggapnya namja perfect.
Tentu saja dia terkenal dan banyak yang suka padanya, tapi aku tidak. Hanya
kagum saja padanya boleh kan ?
Leeteuk-oppa dan aku akhirnya pulang duluan. Saat di
kamar, aku membuka tasku dan mengambil beberapa foto yang tadi kuambil. Kucari
satu persatu foto special yang tadi kuambil. Foto itu adalah foto Leeteuk-oppa
bersama Sungmin-sunbaenim yang diam-diam aku ambil. Setelah menemukannya, aku
menghampiri oppa-ku dan menyerahkannya.
"Oppa, ini tadi kupotret saat kalian bersama. Kau
boleh menyimpannya sebagai kenang-kenangan." Kataku sambil menyodorkan
foto itu
"Oh kau memfoto kami ? Waaah hasilnya bagus !
Gomawo, saeng." Katanya sambil tersenyum puas
Aku membalikkan badanku, niatku sih ingin kembali ke
kamarku dan merapikan fotoku dan memasukkannya dalam foto album khusus. Aku ini
suka fotografi sehingga aku memiliki foto album khusus. Setelah aku
memasukkannya, aku akan menulis keterangan-keterangan tentang foto itu. Tetapi
saat aku melangkah, Leeteuk-oppa memanggilku dan membuatku berbalik lagi.
"Besok pagi aku akan menjemput Sungmin dan
Kyuhyun. Mereka akan menginap disini besok. Sementara aku menjemput mereka, kau
siapkan kamar di depan untuk mereka ya."
Aku melotot, "Sungmin-ssi dan Kyuhyun-ssi
menginap disini ?!"
"Ne. Waeyo ? Kau keberatan ?" Tanya
Leeteuk-oppa
"A-ANHI anhi !" Aku menggeleng cepat
"Ooh algesseumnida. Kau boleh ke kamarmu untuk
istirahat. Ah jangan lupa minum vitamin-mu !"
Tapi aku sudah terlanjur melangkah ke kamarku. Ya
ampun, besok mereka disini ? Yaa bukan apa-apa, hanya saja sedikit aneh saat
mengetahui kau akan satu atap dengan orang yang kau kagumi.
***
Sungmin's POV
Keesokan harinya...
"Annyeong haseyo." Sapaku pada Seoyeon
"Annyeong haseyo." Balasnya sedikit
malu-malu, aaah dia lucu sekali
"Ah sini biar aku bantu membawanya." Kata
Seoyeon sambil menghampiriku
Aku mengerjainya sedikit. Aku menenteng dua tas di
tanganku, yang satu ringan dan yang satu berat. Aku menyodorkan tasku yang
berat kepadanya dan dia menerimanya dengan kedua tangannya. Saat ia
mengangkatnya, ia menoleh padaku dan menatapku seperti ingin mengatakan 'astaga
tas ini berat sekali, kau menaruh apa saja di dalamnya ?'. Aku tersenyum padanya.
"Aku ini namja, masa kau yang membawakan tasku ?
Tapi kalau kau memaksa, ini bawa yang ini saja." Aku menyodorkan tas yang
satu lagi
Ia menyambutnya, "ikuti aku, kamar kalian ada
disana." Katanya sedikit malu
Aku menggelengkan kepalaku sambil tersenyum
melihatnya. Leeteuk menepuk bahuku.
"Ya, dia itu dongsaeng-ku. Tega sekali kau
mengerjainya seperti itu. Tapi baguslah, aku jadi bisa melihat ekspresi malunya
itu.hahaha..." Kata Leeteuk
"Hyung, ayo kita ke kamar." Ajak Kyuhyun
"Ah ne. Hyung, aku ke kamar dulu." Kataku
pada Leeteuk
"Ah silahkan silahkan."
Aku dan Kyuhyun berjalan menuju suatu kamar yang
sedang dituju oleh Seoyeon. Setelah sampai, aku menaruh tasku di lantai.
Tiba-tiba saja Seoyeon keluar dari kamar itu dan berdiri di pintu kamar.
"Seoyeon-ssi ?" Tanyaku penasaran atas
sikapnya
"Ah cwesonghamnida, aku hanya tidak terbiasa ada
di satu ruangan bersama namja." Seoyeon membungkukkan tubuhnya seraya
meminta maaf
"Gwenchaneyo. Oh iya Seoyeon-ssi, kalau aku butuh
bantuanmu, kau ada dimana ?" Tanyaku
"Emm... Kamarku ada di belakang. Kalau kamar
Leeteuk-oppa ada di sebelah sini."
"Ne kamsahamnida, Seoyeon-ssi." Aku
tersenyum padanya, sedikit tebar pesona
Tidak lama, Seoyeon buru-buru meninggalkan kamarku.
Kyuhyun menatapku aneh. Ada apa dengan namja ini ? Namun beberapa detik
kemudian, Seoyeon muncul lagi.
"Ah cwesonghamnida. Kyuhyun-ssi ? Boleh... Boleh
aku lihat kameramu ?" Tanya Seoyeon
"Ne. Ini silakan..." Kata Kyuhyun sambil
menyodorkan kamera yang tadi bergantung di lehernya
Seoyeon menerimanya lalu membungkuk tanda terima kasih
dan pergi. Matanya berbinar-binar saat menerima kamera Kyuhyun. Dan tiba-tiba
aku teringat perkataan Kyuhyun tentang mereka yang mengikuti klub fotografi
bersama.
"Dia benar-benar suka dengan fotografi ya ?"
Tanyaku pada Kyuhyun yang sedang mengeluarkan pakaiannya dari tasnya
"Ne ? Aah tentu saja. Diantara kami semua,
Seoyeon-ssi punya mata yang paling bagus. Dia itu pintar memotret. Kurasa nanti
dia akan menjadi fotografer."
"Aah begitu rupanya...."
***
Malam harinya...
Lelah juga hari ini. Aku, Kyu, Leeteuk dan Seoyeon
berbelanja banyak barang di pusat perbelanjaan. Aku berkeliling-keliling
bersama Kyu dan Leeteuk, sementara Seoyeon berbelanja sendiri. Aku sedikit
khawatir terhadapnya, tapi Teukie-hyung,nama panggilannya dulu, bilang tidak
apa-apa. Tetap saja walaupun Teukie-hyung bilang begitu, aku tidak ingin dia
kenapa-kenapa. Makanya aku memisahkan diriku dari Kyu dan Teukie-hyung dan
mencari Seoyeon. Akhirnya aku dan Seoyeon jadi berbelanja bersama dan kami
menjadi dekat. Ternyata Seoyeon itu orangnya cepat berteman dengan orang lain,
buktinya aku dibelikan sebuah syal warna biru olehnya. Akan kusimpan baik-baik
syal itu ^^
Malam itu, Kyu sibuk dengan mengemasi barang-barang
yang dia beli. Dia itu banyak membeli pakaian dan benda-benda lainnya. Saat
kutanya untuk apa, dia menjawab dia ingin membelikan keluarga dan
teman-temannya oleh-oleh. Ah dasar namja ini. Sementara itu,aku berjalan keluar
kamar dan menuju ke ruang tengah. Tidak ada siapa-siapa, maka aku memutuskan
untuk keluar rumah. Di depan pintu, ada sosok manusia sedang duduk. Kudekati
sosok itu dan ternyata itu Seoyeon. Aku mendekat ke pintu dan merasakan udara
dingin di luar. Ini dingin sekali ! Aku masuk dan kembali ke kamarku hanya
untuk mengambil syal biru yang tadi dibelikan Seoyeon lalu aku keluar lagi.
Saat aku berada di belakangnya dia masih belum menyadariku, jadi aku langsung
mengenakan syal itu di lehernya. Dia terkejut dan memutar kepalanya untuk
melihatku.
"Aah Sungmin-ssi ?"
"Apa yang kau lakukan disini ?" Tanyaku
padanya seraya duduk di sebelahnya
"Anhi. Hanya sedang ingin berada di luar. Ah
omong-omong, ini kan syal yang kubelikan tadi. Kenapa kau memakaikannya padaku
?" Tanyanya sambil memegangi syalku
"Aku meminjamkannya padamu. Ini dingin sekali,
kau harus memakai itu agar tetap hangat." Kataku tersenyum padanya
"Ooh ne... Kamsahamnida, Sungmin-ssi." Kata
Seoyeon sambil menatap ke arahku
Kami berdua terdiam. Seoyeon melihat ke langit sambil
merengkuh kedua kakinya. Entahlah sepertinya dia sedang memikirkan sesuatu dan
dia terlihat sedih. Aku ingin bertanya tapi aku ragu. Akhirnya setelah beberapa
kali menundanya, aku bertanya padanya.
"Seoyeon-ssi gwenchana ?"
"Ne ?" Dia melihat ke arahku lalu dia
menunduk, "emm... Gwenchaneyo."
"Ayolah, aku tahu kau sedang kepikiran
sesuatu." Aku merayunya agar dia mau berbagi cerita padaku
"Entah apa aku pantas mengatakannya padamu atau
tidak, tapi aku sedang merindukan eomma-ku."
Aah hatiku langsung terenyuh saat mendengarnya. Aku
menatapnya dan mendapati sosoknya yang kesepian. Ingin aku mengusap kepalanya,
tapi kami belum terlalu dekat jadi aku mengurungkan niatku. Wajar saja, anak
macam apa yang tidak merindukan eomma-nya ?
"Ooh kau merindukan eomma-mu."
"Ne..." Suaranya terdengar sangat lirih
"Aku mengerti perasaanmu. Kupikir aku tahu apa
yang eomma-mu rasakan saat ini."
"Mwo ?" Tanyanya
"Kupikir beliau sedang merasa bahagia melihat
anak perempuannya tumbuh menjadi yeoja yang cantik dan sehat sepertimu. Juga,
beliau pasti tidak ingin melihatmu bersedih."
"Hmm ? Darimana kau tahu ?" Tanya Seoyeon
polos
"Sejujurnya aku tidak tahu. Tapi hanya saja
kupikir semua eomma pasti begitu." Aku jujur pada Seoyeon
"Aah... Kamsahamnida, Sungmin-ssi..."
Suaranya kembali lirih
"Untuk apa?” Aku bertanya padanya
“Emm… terima kasih kau mau menemaniku.”
“Ne… Seoyeon-ssi, sepertinya kau harus masuk ke dalam,
nanti kau sakit kalau berlama-lama di udara dingin begini.”
“Gwenchaneyo, aku ‘kan memakai syalmu.” Seoyeon
akhirnya tersenyum
Jantungku berdetak lebih cepat saat mendengar
ucapannya. Aah dia juga tersenyum padaku. Rasanya hatiku hangat saat melihat
senyumnya. Tetapi tidak lama kemudian, ia kembali ke kesepiannya. Aku hanya
diam saja, aku mengerti dia membutuhkan waktu untuk dirinya sendiri. Aku mengerti
karena aku juga sepertinya, di saat aku kesepian maka akan lebih nyaman apabila
aku dibiarkan sendirian saja. Terkadang memang lebih baik menyendiri untuk
melewati masa-masa sulit. Tetapi walaupun begitu, aku tidak ingin pergi dari
sampingnya. Aku hanya duduk saja melihatnya, membiarkannya merenung sendirian.
Sudah lebih dari 30 menit kami hanya berdua ditemani sepinya malam. Seoyeon
tidak berkata satu patah katapun dan aku membiarkannya. Tetapi tidak lama, aku
mendengarnya menguap.
“Seoyeon-ssi, ayo kita masuk ke dalam.” Ajakku padanya
“Ne…” Dia menyeka matanya
“Astaga kau menangis ?” tanyaku
“Ahaha… aku… sepertinya aku terlalu merindukan eomma
dan appa.” Kata Seoyeon menyeka matanya lagi, air matanya malah semakin
mengalir keluar
Aku mendekatinya dan memeluknya, “Gwenchaneyo, appa
dan eomma-mu pasti sedang tenang disana. Kalau kau menangis, mereka justru kan
bersedih.” Kataku sambil mengusap kepalanya
“Ne… kamsahamnida…” kata Seoyeon sambil melepaskan
dirinya dariku
“Ah mianhae, aku tidak bermaksud…” kataku salah
tingkah
“Gwenchaneyo… aku tahu kau tidak punya maksud jahat.”
“Algesseumnida, geurigo kita masuk ke dalam saja.”
“Ne…”
Aku menyingkir dari depan pintu dan membiarkannya
masuk terlebih dahulu. Ketika aku masuk, Seoyeon memutar tubuhnya.
“Sungmin-ssi, syal ini biar aku cuci dulu saja.”
Katanya sambil menunjuk syalku
“Tidak perlu melakukan itu. Tidak ada waktu karena
besok siang aku sudah akan pulang.”
“Eeh ?! Kau pulang besok ??” Seoyeon tampak terkejut
mendengar jawabanku
“Ne… apakah Teukie-hyung ah maksudku apakah oppa-mu
tidak memberitahumu ?” aku menjawab
dengan tenang
“Anhi… aaah kenapa tidak tinggal lebih lama lagi di
Busan ? Aku kan jadi bisa mencuci syalmu.” Kata Seoyeon menyesal
“Gwenchaneyo… aku bisa mencucinya lain waktu.”
“Hmm… baiklah, Sunbaenim.”
Aku terkejut mendengarnya, “Kamu panggil aku apa ?
Sunbaenim ? Kamu kenal aku ???”
“Tentu saja aku tahu… Sunbae kan sering sekali lewat
di depan kelasku bersama Kyuhyun-ssi.” Jelasnya sambil tersenyum
“Seoyeon-ssi bisa aku minta kau melakukan sesuatu
untukku ?”
“Hmm ? Apa itu ?”
“Panggil aku ‘Oppa’, bisa ? Aku tidak terbiasa
dipanggil sunbae…”
“O-Oppa ? Aah… emm… algesseumnida. Geurigo aku akan
memanggilmu oppa…”
“Nah sekarang kau tidur yaa…”
Seoyeon mengangguk lalu melepaskan syalku yang masih
melingkar di lehernya. Ia melepasnya, membentangkannya di lantai lalu
melipatnya dengan sangat rapi. Kemungkinan besar dia adalah yeoja yang mandiri,
pikirku. Lalu ia memberikannya padaku sambil mengucapkan terima kasih. Akupun
mengangguk lalu mengusirnya agar ia tidur. Setelah kulihat dia masuk ke
kamarnya, aku kembali ke kamarku lalu tertidur tanpa mempedulikan Kyu yang
melontarkan pertanyaan-pertanyaan padaku.
5 komentar:
asik ada keurigo mwahahaha :D
jadi kau suka karena ada kata geurigo nya ? haha thanks for comment
aku suka keurigo (?) dan calvin chen (????)
mantep mamen! kayaknya tragis ini cerita heemm...
lanjutt toorr!!! :DDD
@ni wayan : nggak ada calvin chen disini T_T kenapa kau nyasar ? haha
@jocker : waaaa kamsahamnida ! :) pasti dilanjutin kooook :D
Posting Komentar