Rabu, 25 Februari 2015

ELF4 DIARIES part sixteen

***
Author’s POV



Tirai panggung sudah diturunkan. Para penonton sudah meninggalkan bangku tempat mereka menghabiskan waktu selama dua jam menonton drama musical. Para pemeran pun telah turun dari panggung dan berkumpul di backstage.
Kangin meregangkan kedua tangannya ke udara, “SELESAAAIII!!!” pekiknya
“Sugo haesseo! Terima kasih kalian telah bekerja keras!” seru Leeteuk kepada semuanya sambil bertepuk tangan
“Party! Party! Party!” seru Yoonrin dengan riangnya sambil beberapa kali mengangkat kepalan tangan kanannya
Yesung berdiri di samping Yoonrin, merangkulnya dan mengikuti gerakan tangan Yoonrin, “Party! Party! Party!”
Sementara duo Yoonrin Yesung sibuk menjadi provokator, di salah satu sisi backstage ketiga yeoja sedang berkumpul dan terkekeh melihat salah satu temannya itu sedang berdekatan dengan namja yang disukainya.
Kim Hyoyeon selaku koreografer dalam drama musical ini melangkahkan kakinya masuk ke ruang ganti pemeran, “Ya ya ya! Kalian ribut-ribut saja daritadi!” Lalu Hyoyeon duduk di salah satu kursi yang telah ia balik posisinya sehingga menghadap ke arah para pemeran lalu ia berkata, “Kalian telah bekerja keras. Penampilan kalian baik sekali, aku tidak mengira didikanku akan sesukses ini. Untuk itulah nanti malam kita semua akan makan malam bersama! Aku dan para trainer lain akan mentraktir kalian!”
Semua orang yang ada di ruang ganti sontak langsung bersorak gembira, tetapi ada tiga orang yang paling bahagia di antara semuanya. Shin Donghee, Kim Jongwoon dan Hwang Yoonrin.
“MAKAN GRATIS!” Seru ketiganya serempak

***
Donghae’s POV

Kami semua mengganti kostum drama menjadi pakaian casual yang sudah kami bawa sesuai instruksi dari para trainer. Aku mengenakan kaus putih yang kulapisi dengan sweater biru rajut yang tebal dan celana jeans favoritku. Aku keluar dari ruangan tempatku dan para namja lain mengganti pakaian, tidak lupa mengambil mantel hitamku yang ada di atas meja dan mendapati Taehee dan Yoonrin sedang berbisik-bisik di koridor.
Hey kalian sedang membicarakan apa? Sampai bisik-bisik begitu” kataku sambil berjalan santai ke arah mereka
“Ah ehm…” kudengar Taehee bergumam pelan dan dapat kulihat dengan jelas ia menyikut teman disebelahnya itu
“Anhiyo, Donghae-ssi. Kami Cuma penasaran saja, barusan ada namja asing lewat dan mondar-mandir disana.” kata Yoonrin sambil menunjuk ke salah satu sudut koridor yang kosong, “Tapi kemudian ia keluar dan entah kemana.”
“Yasudah lupakan saja, nanti juga dia akan kembali lagi kalau ada perlu disini. Omong-omong, mana yang lain? Belum selesai?”
“Aah sudahlah, kami tahu kau pasti sebenarnya ingin menanyakan Seoyeon saja kan?” goda Yoonrin sambil tersenyum evil. Aish yeoja ini terlalu sering bergaul dengan Kyu
“Seingatku sih Seoyeon sudah selesai dari tadi, hanya saja Youngra memintanya untuk menunggu sampai dia selesai.” kata Taehee
"Geurae? Baikah kalau begitu kita menunggu bersama saja." Kataku sambil menyandarkan tubuhku pada dinding koridor yang dicat warna abu-abu terang
"Lalu baru kau sendiri saja yang selesai ganti baju, Donghae-ssi?" Tanya Yoonrin
"Maksudnya kamu sebenarnya ingin menanyakan apakah Yesung-hyung sudah selesai ganti baju atau belum, begitu kan?" Balasku, kali ini aku mengangkat-angkat alisku, menggodanya. Hah siapa suruh kau tadi menggodaku?
Yoonrin menundukkan kepalanya sebentar, dugaanku sih dia menutupi wajahnya yang malu, lalu mengangkat kepalanya lagi dan menghadap kearahku, "Anhiyo. Aku cuma tanya saja kok."
Aku hanya tertawa kecil lalu diam saja, tidak melanjutkan niatku untuk menggoda salah satu temanku ini. Tapi jujur saja, semua orang tahu kalau Yesung-hyung dan Yoonrin itu sedang memainkan suatu game yang bernama "tarik-ulur". Nanti juga mereka jadian, tinggal menunggu saat yang tepat saja sih, kataku dalam hati.
Tidak lama setelah kami berdiam diri, pintu ruang ganti namja terbuka dan keluarlah semua namja yang dari tadi membuat ruang ganti itu sesak dan penuh. Saat Eunhyuk, namja terakhir yang keluar dari ruang ganti berjalan menghampiriku, pintu ruang ganti yeoja terbuka dan keluarlah Youngra dan Seoyeon. Tanpa berpikir apapun, aku berjalan santai menghampiri Seoyeon.
"Hai." Sapaku
"Hai." Sapanya singkat lalu memalingkan wajahnya dariku, Eh? Wae? Sudah beberapa waktu ini aku merasa dia sering memalingkan wajahnya saat kuajak bicara. Apa aku berbuat salah padanya?
Suara Leeteuk-hyung kemudian menyita perhatian kami semua, "Cha! Ayo kita semua berangkat!" Kata Teuk hyung dengan penuh semangat
Teuk hyung kemudian berjalan sedikit di belakang Youngra, Yesung hyung yang merangkul bahu Yoonrin sambil berjalan keluar, dan Taehee yang berjalan sambil bercanda dengan Kangin hyung, Ryeowook dan Kyuhyun.
Aku melangkah beberapa kali lalu berhenti saat aku melihat ke belakangku dan menyadari bahwa Seoyeon masih tetap di tempatnya yang tadi sambil melihat ke arahku. Aku berjalan kembali menuju kearahnya lalu menyelipkan kelima jari tangan kiriku di tangan kanannya, "Kajja." Ajakku pelan
Matanya berkedip sekali, dua kali, tiga kali sebelum akhirnya ia berkata, "Kajja."
Tapi sebelum aku ingin melangkah, aku merasakan seseorang yang berjalan mendekati kami dari arah pintu keluar. Entahlah aku tidak tahu siapa dia, yang jelas diaseorang namja. 'Oh mungkin namja yang tadi dibicarakan oleh Yoonrin dan Taehee.' Pikirku
"Kalian tahu dimana Hwang GaeIn berada?" Tanya namja itu pada kami saat ia berada cukup dekat dengan kami
Kudengar Seoyeon menarik napas tiba-tiba, mungkin kaget begitu mendengar nama yeoja itu disebut, lalu menjawab pertanyaan namja ini, "Aku tahu dia ada dimana, tapi boleh aku tahu siapa dirimu?"
"Aah maafkan ketidaksopananku. Aku seharusnya mengenalkan diriku terlebih dahulu pada kalian. Namaku Yoon Doojoon. Aku teman GaeIn."
"Lee Donghae imnida." Ucapku
"Park Seoyeon imnida. GaeIn sunbaenim masih ada di dalam ruang ganti. Kalau kau mencarinya, lebih baik kau masuk ke dalam ruangan yang ada di sebelah kanan itu."
Saat Seoyeon menunjuk ke pintu ruang ganti yeoja, tiba-tiba saja pintu itu terbuka dan GaeIn sunbae keluar dari ruangan itu bersama seorang chingu nya. Saat GaeIn sunbae melihat ke arah kami bertiga, matanya langsung terbelalak dan ia buru-buru menghampiri kami. Begitu sudah dekat, ia melingkarkan kedua tangannya pada lengan kiri Doojoon.
"Yah! Sedang apa kalian? Kalian tidak berani-beraninya mengganggu namjachinguku kan?" Semprotnya
Aku dan Seoyeon menarik napas tiba-tiba melalui mulut kami, kaget. GaeIn sudah mempunyai pacar. Akhirnya!
Seoyeon menggelengkan kepalanya lalu membungkukkan tubuhnya, membuatku ikut membungkuk sedikit lalu berdiri tegak lagi, "Cwesonghamnida. Tidak seperti itu. Tadi Doojoon-ssi menanyakan keberadaan sunbae dan aku menjawab pertanyaannya. Hanya itu saja." Jelas Seoyeon
Kudengar GaeIn sunbae tertawa selama beberapa detik sebelum kemudian menutupmulutnya dan berucap padaku dan Seoyeon, "Yah! Sudah sana kalian pergi. Aku tidak akan mengganggu kalian lagi. Aku sudah punya namjachingu yang sempurna sepertinya." Lalu GaeIn mengeratkan pelukannya pada lengan Doojoon
Aku dan Seoyeon lalu mengucapkan selamat tinggal pada mereka dan berjalan keluar, dengan kedua tangan kami yang masih saling menyatu. Tapi aku merasakan genggamannya semakin lama semakin longgar. Lalu kuberanikan diri untuk melihat wajahnya. Dia terlihat cemas. Entahlah, dia terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu. Mengenal dirinya, aku tahu kalau aku menanyakan apa yang sedang dipikirkannya, dia pasti hanya menjawabku dengan senyum dan sebuah kata 'Anhiyo.'
Di saat seperti inilah aku sangat berharap aku mempunyai kekuatan untuk bisa membaca pikiranmu.


***

19.30 P.M di salah satu restoran di Yeouido

“Jal meokkesseumnida!”
Semua makan dengan lahapnya seakan mereka lama tidak makan enak. Pada kenyataannya mereka memang sudah lama tidak merasakan makanan enak karena wajib mengikuti program diet ketat oleh para trainer. Alasannya adalah agar kostum yang telah disewa bisa pas pada badan mereka.
“Oh masita!” kata Yoonrin sambil melahap samgyupsal miliknya, “Oh ini juga enak!” kali ini ia melahap daging yang sudah selesai dibakar
“Leadernim! Pelan-pelan dong makannya. Aigoo.” keluh Youngra, ia kemudian mengambil segelas air mineral dan menyodorkannya pada Yoonrin yang duduk diseberangnya, “Ini. Minumlah dulu sedikit baru lanjutkan makan lagi.”
Yoonrin menyambar gelas itu dan meminum air didalamnya, “Gomabta, Youngra-ya!”
“Oi Oi kamu juga, Taehee. Aigoo. Jangan berantakan dong makannya.” keluh Youngra lagi
“Mian! Enak sekali! Sungguh ini enak sekali aku sampai mau menangis.” kata Taehee sambil menyeka air mata bohongan di pipinya
Seoyeon mengambil sekotak tissue dan memberinya pada Taehee, “Nih. Pakai ini kalau memang mau menangis.”
“Aigooooo. Aku mau makan saja, aku tidak mau menangis.” Taehee kemudian menata samgyupsal dan melahapnya
“Shindong-ssi, kamsahamnida. Dagingnya enak sekali, kau pintar sekali membakar daging.” puji Seoyeon
“Eyy ini bukan apa-apa kok.” kata Shindong sambil malu-malu
Donghae selesai membuat samgyupsal dan menawarkannya pada Seoyeon, “Say aaaaa”, yang mana Seoyeon hanya membalasnya dengan gelengan, “Ayolah sekali ini saja.” pinta Donghae lagi
Akhirnya Seoyeon memakan samgyupsal buatan Donghae. Baru ia mengunyah samgyupsal itu, sensasi nya sudah terasa di mulut dan hidung Seoyeon. Seoyeon langsung memegang kedua pundak Donghae dengan cengkraman yang kuat, “Yah! Berapa banyak bawang putih yang kau taruh didalamnya?! Yah! Pedas sekali!”
“Five?” kata Donghae pelan sambil tersenyum
Seoyeon menatap Donghae seakan ingin membunuhnya sambil mencoba mencekik namja yang telah memasukkan lima butir bawang putih ke dalam samgyupsal tadi.
“Yoonrin-ah, aku buatkan samgyupsal untukmu.” kata Yesung sambil tersenyum lebar
“Eoh? Gomawoyo!” Yoonrin kemudian melahapnya dengan senang hati namun tidak berapa lama kemudian kedua tangan Yoonrin sudah berada di leher Yesung, “Yah! Pedas sekali! Aigoo aku tidak kuat pedas!”
“Taehee-ya.” Panggil Youngra, ia lalu menyodorkan samgyupsal buatannya pada Taehee, “Aku buatkan samgyupsal untukmu nih.”
“Shireo! Pasti kau memasukkan banyak bawang putih ke dalamnya!”
“Waah kamu ketahuan tuh, Youngra.” Bisik Leeteuk
“Haha, ne, ah kalau begitu Oppa saja yang makan.” pinta Youngra sambil tersenyum manis
Seluruh warna di wajah Leeteuk langsung pudar. Tadinya ia yang menyarankan Youngra untuk mengerjai Taehee tapi ternyata malah sekarang ia sendiri yang dikerjai. Leeteuk melihat ke sekitarnya dan sekarang semua mata sudah terfokus padanya.
“Ayo makan, Hyung!” Seru Eunhyuk sambil tersenyum menunjukkan barisan giginya yang rapi dan gusi pink nya
Mau tidak mau Leeteuk membuka mulutnya dan melahap samgyupsal buatan Youngra. Pertama ia mencoba terlihat cool dengan mengunyahnya sambil tersenyum dan melihat ke kanan dan ke kiri tetapi lama-kelamaan ia tidak kuat juga sampai akhirnya dia meledak.
“HAAAHHH PEDAAASSS”


***


Another update yeay haha
Have a nice day!
two (or more, maybe?) chapters to go.
Go Go Go

Senin, 23 Februari 2015

ELF4 DIARIES part fifteen

Haaaaaaaaaiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii
Serius lama banget udah nggak post.
Akhirnya sekarang keingetan lagi sama ff ini dan bertekad mau menyelesaikannya. (MWAHAHA)
Nggak panjang sih, paling cuma beberapa chapter terus udah deh perjalanannya berakhir.
So yeah, happy reading


***
Seoyeon’s POV

Aku dan Donghae sampai di rumahku tidak lama setelah kami pamit dari Dorm. Sepanjang perjalanan kami tidak bertukar suara sama sekali. Tumben sekali namja ini diam saja dari tadi, padahal aku sebenarnya ingin mendengarnya bicara, topic apapun juga tak masalah asalkan dia mau memenuhi keinginanku. Dan aku sendiri bingung mau membicarakan apa sehingga kami diam saja.
Donghae meletakkan sepeda nya tidak jauh dari pintu masuk rumahku sementara aku membukakan pintu. Lalu kami menerobos masuk sampai ke ruang makan, tempat dimana orang tua kami sedang mengobrol.
“Aah kalian sudah kembali ternyata.” kata Eomma
“Ne eomma aku sudah pulang. Aku juga membawa Donghae kerumah.” balasku
“Annyeong haseyo.” sapa Donghae sambil membungkukkan tubuhnya
“Ya Tuhan. Omonaaaa. Kamu sudah besar ya sekarang, Donghae. Aigoo tampan sekali seperti mendiang ayahnya.” kata Appa
“Ayo ayo bergabunglah kalian, eomma baru saja mau mengajak makan malam. Kalian belum makan malam kan?”
“Sebenarnya sih kami sudah makan tadi di Dorm, Eomma.” kataku
“Benarkah? Aah yasudahlah kalau begitu kalian naik saja ke atas, bergabung bersama Oppa-Oppa mu. Sementara kami makan malam disini.” kata Appa
“Ah sebelum itu, eomma mau bilang bahwa malam ini eomma Donghae akan diantar pulang oleh Appa, jadi Donghae kamu tidak perlu khawatir. Tolong minta temanmu membawa Dongsu kemari ya.”
“Ne, nanti aku akan menelepon temanku.”
“Kalau begitu kami permisi dulu.” ijinku

Aku berjalan menuju tangga dan naik ke lantai 2 rumahku, dimana kamarku dan kamar kedua oppa berada dengan Donghae mengikutiku dari belakang. Lalu kami berjalan menuju kamar Oppa ku dalam diam. Aneh. Aku merasa sangat awkward. Kulirik namja yang ada di sebelahku sekarang dan ekspresi wajahnya sama saja, tidak ada yang berubah. Lalu aku memutuskan untuk membuka pintu kamar Oppa dan mereka menyambut kami. Lalu aku duduk dalam diam di kasur Oppa sementara Donghae dan para Oppa ku berbincang seru tentang game Grand Theft Auto yang sedang dimainkan oleh Jonghwa Oppa. Setelah beberapa lama aku ingin buang air sehingga aku keluar dan pergi menuju toilet yang berada disebelah kamar ini.
Setelah beberapa menit di dalam kamar mandi, aku keluar dan hendak melangkahkan kakiku menuju kamar Oppa namun mengurungkan niatku  begitu pintu kamar Oppa terbuka dan sosok Donghae muncul dalam penglihatanku.
Hening
Mata kami bertemu
Dan masih hening
Aku terdiam di tempat, mendadak pikiranku kosong dan terasa ringan seolah tidak ada beban pikiran sama sekali dalam otakku. Pipiku terasa hangat dan tanpa sadar sudah memerah. Jantungku sedikit demi sedikit mempercepat detaknya hingga terasa sedikit sakit dan sesak. Pertanyaan demi pertanyaan membanjiri otakku, seperti ‘Apakah pakaianku rapi? Apakah rambutku tidak berantakan? Bagaimana penampilanku saat ini?’.
“Gwaenchana?” tanyanya sambil berjalan terburu-buru menghampiriku
“Eoh?” hanya itu responku saat aku tersadar dari lamunanku
“Dari tadi kau melihatku seperti aku ini makhluk halus saja.”
“Mian! A-aku tadi melamun. Mian!” kataku gugup
“Jinjja? Kamu sakit?” tanya Donghae sambil menyentuh dahiku dengan telapak tangannya, “Yah! Kamu sakit?? Kenapa dahimu hangat begini?”
Aku memegang kedua pipiku, ah benar saja mereka hangat, “Anhiyo, aku tidak sakit. Mungkin aku hanya kedinginan sedikit saja. Gwaenchanayo! Jangan khawatir.” Lalu aku berjalan cepat menuju ke kamarku dan berdiri di belakang pintu kamarku sendiri, melupakan Donghae dan kedua Oppa-ku
Ya Tuhan aku tidak tahu apa yang terjadi padaku. Tapi sebenarnya aku sedikit demi sedikit mulai mengerti keadaan ini. Aku memang tidak punya pengalaman dalam urusan percintaan tapi aku banyak membaca buku novel percintaan saat aku masih SMP. Semua yang aku rasakan ini mirip dengan apa yang telah kubaca dalam novel-novel yang telah kubaca. Di dalam novel, tokoh wanita merasakan hal-hal yang asing ketika ia menyukai tokoh pria. Kalau begitu berarti…
Aku buru-buru mendekap mulutku. Astaga. Aku menyukai Donghae. Aku menyukainya bukan sebagai teman, tetapi menyukainya lebih dari itu. Ini menjelaskan kenapa dia bisa selalu ada di pikiranku selama beberapa waktu ini. Ini menjelaskan kenapa aku ingin mendengar suaranya saat aku bosan. Ini menjelaskan kenapa aku hanya memusatkan penglihatanku padanya saat dia ada di dekatku.
Tapi kemudian muncul suatu pertanyaan di pikiranku. Pertanyaan yang membuatku ragu dan takut.
“Bagaimana dengan perasaan Donghae?”

Hey, apakah aku boleh memiliki perasaan seperti ini kepadanya?


***

Ehh gantung ya? Sorry lah yau
Until next chapter :) Byeeee




I dedicated this fanfiction for myself and my dear friends whom I miss in every single second of my life.
I sincerely hope that you are all happy wherever you are.